A film is - or should be - more like music than like fiction. It should be a progression of moods and feelings. The theme, what’s behind the emotion, the meaning, all that comes later.
~ Stanley Kubrick
IN A BETTER WORLD (2010) — What makes the friendship between Christian and Elias so special is how deeply and honestly Susanne Bier displays the emotional side of both children. Only by peering the eyes of the two actors, I can feel the all emotional reasons why they become such small terrorists. YOUNG TÖRLESS (1966) — Violence is not just a physical matter, but also psychological and emotional. In Young Törless, ethical ​​and subjective values ​​were so contradictory. Then the boundaries between good and evil even more vague. PHARAOH (1966) — Faraon is an evocative anatopism, also an astonishing colossal. A truly rare gem of its kind. Not only works as a visual declaration, Kawalerowicz also made it so carefully, so mesmerizing, yet so challenging. THE BOYS OF PAUL STREET (1969) — An ironic allegory not only for the face of war, but also the heart of it: militarism and nationalism. The irony in the end makes the two terminologies be absurd. SPIRITED AWAY (2001) — “What's in a name?” asked Shakespeare. “A name is an identity,” said this movie. MISS JULIE (1951) - Miss Julie is a very challenging study, whether psychological or situational. In a simple but smart way, Miss Julie presents the phases of a political game of love and seduction. MY NIGHT AT MAUD'S (1969) - Éric Rohmer not only talk about choices and risks of choices, there is also a glimpse the importance of choices and the pain of choices. My Night at Maud's, for me, is the most amazing movie about refracting those two opposing aspects of life. TEN (2002) — The use of "dashboard camera" method by Abbas Kiarostami is successfully providing such microscopic spectacle about the characters, not only on outside but also capable of making this movie as a unique character and gender study. THE PARTY AND THE GUESTS / A REPORT ON THE PARTY AND THE GUESTS (1966) — The allegory is not only the great thing about this Czechoslovak New Wave Cinema movie, but also its weirdness, its unnatural behavior, its peculiar plot, but the most of it is about how the movie smartly move without caution. ELEPHANT (2003) — Elephant is a piece of work that should be commended for its bravery. Such compliments are mainly intended to for Gus Van Sant's guts on using such non-linear and unusual narrative spectacle. Also packed with such unnatural risky styles which was really cost lot of guts.

Senin, 29 November 2010

Viola bacia tutti

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Giovanni Veronesi
Pemain: Asia Argento, Massimo Ceccherini, Valerio Mastandrea, Rocco Papaleo, Daria Nicolodi, Daniela Poggi, Enzo Robutti, Massimo Salvianti, Franco Califano

Tahun Rilis:
1998
Judul Internasional: Viola Kisses Everybody

Tidak semua film yang datang dari negara dengan industri perfilman besar bisa menghasilkan kesan menyenangkan, Viola bacia tutti contohnya. Komedi asal Italia ini sangat buruk, bahkan sudah sampai level buruk yang tidak bisa dimaklumi lagi, sampai-sampai saya tidak percaya film ini datang dari Italia.

Sabtu, 27 November 2010

J'ai tué ma mère

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Xavier Dolan
Pemain:
Anne Dorval, Xavier Dolan, François Arnaud, Suzanne Clément, Patricia Tulasne, Niels Schneider, Monique Spaziani, Pierre Chagnon

Tahun Rilis: 2009
Judul Internasional: I Killed My Mother

Xavier Dolan, yang saat itu masih berusia 20 tahun, menyutradarai, menulis, sekaligus membintangi film debutannya ini. Di usia yang masih terbilang sangat-sangat muda untuk mengemban tiga tugas tersebut, Xavier Dolan berhasil memenangkan tiga penghargaan di malam Director's Fortnight di Festival Film Cannes 2009. Belum lagi standing ovation selama delapan menit yang dihadiahkan untuk film ini.

The Boys Next Door

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Penelope Spheeris
Pemain:
Maxwell Caulfield, Charlie Sheen, Patti D'Arbanville, Christopher McDonald, Hank Garrett, Paul C. Dancer, Richard Pachorek, Lesa Lee, Kenneth Cortland, Moon Unit Zappa, Dawn Schneider, Kurt Christian, Don Draper, Blackie Dammett, Phil Rubenstein

Tahun Rilis: 1985

The Boys Next Door adalah sebuah film independent (a.k.a indie) besutan Penelope Spheeris, sutradara yang lebih dikenal dengan film-film dokumenter (sebut saja The Decline of Western Civilization). Seusai menonton film ini sampai habis, boleh dibilang suasana dokumenter cukup terasa di sini. Dan tentu juga film ini punya cacat di sana-sini, walaupun begitu, saya tidak merasa terlalu menyesal menonton film yang dibintangi dua teen idol era 80 ini. Nyatanya, saya terhibur. Ada poin-poin tertentu yang sebenarnya cukup menarik di sini.

Bunhongshin (분홍신)

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Kim Yong-gyun
Pemain:
Kim Hye-su, Kim Sung-su, Park Yeon-ah, Go Su-hee, Lee Eol,

Tahun Rilis: 2005
Judul Internasional: The Red Shoes

Film ini dibuat berdasarkan dongeng The Red Shoes karya Hans Christian Andersen.

The Red Shoes tidak lain adalah sebuah kisah horror hasil daur ulang dongeng The Red Shoes karya Hans Christian Anderson. Sebelumnya, dongeng tersebut juga peranah difilmkan oleh Michael Powell dan Emeric Pressburger di tahun 1948. Film ini dibuat di tahun 2005, di masa ketika Korea Selatan masih terkenal dan gencar dengan horror-horror cantik nan indahnya.

Heaven Can Wait

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Warren Beatty & Buck Henry
Pemain:
Warren Beatty, Julie Christie, James Mason, Jack Warden, Charles Grodin, Dyan Cannon, Buck Henry, Vincent Gardenia, Joseph Maher, Hamilton Camp, Arthur Malet, Stephanie Faracy, Jeannie Linero, John Randolph, Richard O'Brien, Deacon Jones, Les Josephson, Jack T. Snow, Jim Boeke

Tahun Rilis:
1978

Film ini dibuat berdasarkan film Here Comes Mr. Jordan (1941) karya Alexander Hall.

Ada yang pernah nonton Here Comes Mr. Jordan? Film itu dibintangi Robert Montgomery, dan kurang lebih bercerita tentang seorang petinju yang mengalami sebuah kecelakaan, tapi sebenarnya belum meninggal, namun nyawanya ditarik sebelum waktunya oleh malaikat. Di “tempat persinggahan” ternyata petinju tersebut seharusnya masih memiliki durasi lima puluh tahun lagi untuk hidup. Petinju itu pun berjumpa dengan seseorang (atau malaikat) yang bernama Mr. Jordan. Demi meluruskan kesalahpahaman ini, Mr. Jordan menawarkan sang petinju untuk hidup lagi dengan melalui tubuh seseorang yang baru saja meninggal tapi belum diketahui kematiannya oleh satu manusia pun.

RED

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Robert Schwentke
Pemain:
Bruce Willis, Mary-Louise Parker, Morgan Freeman, Helen Mirren, John Malkovich, Karl Urban, Julian McMahon, Ernest Borgnine, Richard Dreyfuss, Brian Cox, James Remar, Rebecca Pidgeon

Tahun Rilis: 2010

Diangkat dari komik RED karya Warren Ellis dan Cully Hamner.

Pertama kali melihat poster film ini yang saya protes adalah judulnya: RED. Judul tersebut merupakan singkatan dari Retired Extreamly Dangerous. Astaga, tidak ada judul lain yang lebih keatif?

Kamis, 25 November 2010

La Collectionneuse

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Éric Rohmer
Pemain:
Patrick Bauchau, Haydée Politoff, Daniel Pommereulle, Alain Jouffroy, Mijanou Bardot, Annik Morice, Dennis Berry, Seymour Hertzberg, Néstor Almendros, Patrice De Bailliencourt, László Benkö, Anne Dubot

Tahun Rilis: 1967
Judul Internasional: The Collector

Film ini merupakan film keempat dari Contes moraux (Six Moral Tales) karya Éric Rohmer.

Bisa dilihat cukup banyak perkembangan di film keempat ini, dibanding ketiga film selanjutnya. Yang paling mencolok, tidak seperti tiga film sebelumnya yang disajikan hitam-putih, film ini tampil berwarna. Lebih jauh lagi, kalau di tiga film sebelumnya, The Bakery Girl of Monceau, Suzzane's Career, dan My Night at Maud's, Éric Rohmer hanya menekankan pada tantangan terhadap prinsip tokoh utamanya, di La Collectionneuse, beliau mengembangkan seri Six Moral Tales ini ke arah yang lebih eksplisit – termasuk juga dari segi seksual.

Nanny McPhee and the Big Bang

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Susanna White
Pemain:
Emma Thompson, Rhys Ifans, Maggie Gyllenhaal, Asa Butterfield, Lil Woods, Oscar Steer, Ewan McGregor, Eros Vlahos, Rosie Taylor-Ritson, Ralph Fiennes, Maggie Smith, Sam Kelly, Sinead Matthews, Katy Brand, Bill Bailey, Nonso Anozie, Daniel Mays,

Tahun Rilis:
2010

Film ini diadaptasi dari buku Nurse Matilda karya Christianna Brand.

Nanny McPhee kembali dengan tugas baru yang lebih rumit dan lebih liar. Kali ini ia ditugaskan untuk mendidik anak-anak nakal di jaman perang (berpuluh-puluh tahun setelah cerita di film pertama). Emma Thompson membuat film ini tetap dengan pesona semenawan film pertamanya.

Resensi Singkat #6: 2009 Has Two Evil Childs, Huh?

http://2.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TQHz2MGGirI/AAAAAAAABvg/Ok9TSEvSwC4/s1600/Kinema.jpg

Selasa, 23 November 2010

The Last Song

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Julie Anne Robinson
Pemain: Miley Cyrus, Greg Kinnear, Kelly Preston, Liam Hemsworth, Bobby Coleman, Nick Lashaway, Carly Chaikin, Adam Barnett, Nick Searcy, Carrie Malabre, Rhoda Griffis, Lance E. Nichols, Hallock Beals, Stephanie Leigh Schlund

Tahun Rilis: 2010

Diangkat dari novel The Last Song karya Nicholas Sparks

Dua hal penting yang patut diketahui sebelum Anda memutuskan untuk menonton The Last Song adalah: (1) Film ini merupakan debut layar lebar pertama Miley Cyrus sebagai pemeran utama di luar Hannah Montanna (itu juga kalau Anda menganggap judul tersebut adalah sebuah film) dan (2) film ini diangkat dari novel karangan Nicholas Sparks (A Moment to Remember, The Notebook, etc). Dua hal itu cukup meyakinkan bahwa film ini akan memaksa penontonnya untuk menangis bombay.

Minggu, 21 November 2010

Elephant

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Gus Van Sant
Pemain: Alex Frost, Eric Deulen, John Robinson, Timothy Bottoms, Matt Malloy, Elias McConnell, Nathan Tyson, Carrie Finklea, Kristen Hicks, Brittany Mountain, Jordan Taylor, Nicole George, Alicia Miles, Bennie Dixon

Tahun Rilis: 2003

Elephant adalah sebuah film yang patut dipuji karena keberaniannya, apalagi mengingat film ini diproduksi oleh Hollywood. Pujian tersebut terutama ditujukan pada keberanian Gus Van Sant menyuguhkan tontonan non-naratif, non-linear, dan tidak biasa. Gus Van Sant mengemas Elephant dengan adegan-adegan stylish yang tidak wajar, slow-paced, multiple pointview, dan yang paling patut disoroti adalah long take yang sangat berani sekaligus berisiko. Kenapa berani? Dari segi komersial, berani karena penyuguhan Elephant yang tidak biasa ini bisa saja berakibat kejenuhan bagi tipe penonton mainstream yang tidak sabaran. Dari segi sinematik dan artistik, berani karena menyughkan sebuah tema yang rentan dengan cara yang rentan pula.

Jumat, 19 November 2010

Resensi Singkat #5

http://3.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TPzGBoJSDzI/AAAAAAAABtg/e6rMWaxpko4/s1600/imgPractical%2BMagic3.jpg

Risky Business

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Paul Brickman
Pemain:
Tom Cruise, Rebecca De Mornay, Joe Pantoliano, Richard Masur, Bronson Pinchot, Curtis Armstrong, Nicholas Pryor, Janet Carroll, Shera Danese, Raphael Sbarge, Bruce A. Young

Tahun Rilis:
1983

Ini lah film yang melejitkan karir Tom Cruise. Mungkin, di era 2000-an ini, tidak banyak yang benar-benar suka dengan Tom Cruise. Tapi di awal-awal karirnya, tidak jarang Tom Cruise menunjukkan penampilan-penampilan cemerlang (saya paling suka penampilannya di Magnolia). Risky Business bisa dibilang salah satu penampilan terbaik Tom Cruise di awal-awal karirnya. Dan termasuk salah satu film sukses dari Tom Cruise, terlebih dengan gaya ikoniknya di film ini (Tom Cruise berpura-pura bermain gitar hanya dengan kemeja putih dan celana dalam).

Rabu, 17 November 2010

Kick-Ass

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TOk23-g9gVI/AAAAAAAABl4/AoWuSwnwUws/s1600/Kinema.jpg

Sutradara: Matthew Vaughn
Pemain: Aaron Johnson, Nicolas Cage, Chloë Grace Moretz, Christopher Mintz-Plasse, Mark Strong, Lyndsy Fonseca, Michael Rispoli, Kofi Natei, Yancy Butler, Jason Flemyng, Elizabeth McGovern, Garrett M. Brown, Sophie Wu, Dexter Fletcher, Clark Duke, Evan Peters

Tahun Rilis: 2010

Diangkat dari komik Kick-Ass karya
Mark Millar and John Romita, Jr.

Sekedar superhero saja sudah bukan hal yang heboh lagi, ada Superman, Batman, Catwoman, Hulk, Spiderman, Fantastic Four, X-Men, dan masih banyak lagi. Kalau yang dicari adalah film tentang superhero yang tidak benar-benar “super,” maka Kick-Ass adalah pilihan yang tepat. Menarik lo sebenarnya: “superhero yang tidak super.” Frase tersebut kurang lebih serupa dengan “pawang macan yang tidak mempunyai keahlian pawan macan.”

Selasa, 16 November 2010

Moszkva tér

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Ferenc Török
Pemain: Gábor Karalyos, Erzsi Pápai, Eszter Balla, Vilmos Csatlós, Simon Szabó, András Réthelyi, Bence Jávor, Zsolt Kovács, Ilona Béres, Imre Csuja, Zsanna Éry-Kovács, Fanni Halmi, Dávid Szanitter, Péter Kovács, János Nemes

Tahun Rilis: 2001
Judul Internasional: Moscow Square

1989 adalah tahun yang penting bagi sejarah Hungaria. Tahun tersebut adalah setahun seusai turunnya jabatan János Kádár, seketaris negara Hungaria dari partai Komunis. Tahun tersebut adalah tahun jatuhnya Komunisme di Hungaria (juga di negara-negara lain di Eropa). Saya sama sekali kurang paham (bahkan benar-benar tidak paham) dengan sejarah politik Hungaria, maka dari itu saya tidak akan menjabarkan lebih detil soal politik-politikan ini. Yang pasti Moscow Square adalah film yang sangat menarik. Ya, film ini berbau politik, tapi hanya sebagai setting. Secara keseluruhan film ini lebih kepada potret kehidupan bebas remaja di era jatuhnya komunisme Hungaria itu.

Heathers

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Michael Lehmann
Pemain: Winona Ryder, Christian Slater, Shannen Doherty, Lisanne Falk, Kim Walker, Penelope Milford, Glenn Shadix

Tahun Rilis: 1989

“Now, there is a school that is self-destructed, not because society didn't care but because the school was society!”

Heathers adalah salah satu dari sekian film-film sekolahan yang menampilkan sekolah sebagai sebuah masyarakat. Berbeda dengan film-film remaja besutan John Hughes yang lebih mendrama, Heathers tampil sebagai black comedy yang kejam dan keji.

Heathers berkisah tentang Veronica Sawyer (Winona Ryder), gadis SMA yang menawan, yang merupakan salah satu gadis paling populer di sekolahan. Veronica berteman dengan tiga gadis populer lain, yang ketiga-tiganya bernama Heather semua: Heather Chandler alias Heather no.1 (Kim Walker) si ketua geng yang kejam, Heather Duke (Shannen Doherty) yang malu-maluan, dan Heather McNamara (Lisanne Falk) yang cenderung cuek. Ketiga Heather ini menguasi sekolahan melalui kelicikan, manipulasi, dan sex appeal. Ketimbang dikagumi, ketiga Heather ini lebih tepat disebut ditakuti. Sementara Veronica yang sering terilbat dalam aksi-aksi tersebut, meskipun selama ini tidak setuju dengan aksi-aksi bengis Heather tapi hanya bisa menyimpan di dalam buku harian, semakin tidak tahan lagi melihat semua kekuasaan para Heather itu.

Ada siswa baru di sekolahan, seorang pemuda pemberontak bernama Jason Dean atau J.D (Christian Slater). Veronica tertarik pada Jasn Dean, begitu juga sebaliknya. Suatu hari, Heather Chandler mengajak Veronica (cuma berdua) ke sebuah pesta mahasiswa, di pesta tersebut Veronica diperlakukan secara tidak pantas. Untuk membalas dendam terhadap Heather Chandler, Veronica dan J.D. merencanakan sebuah keisengan. Sayangnya keisengan ini berakhir dengan tewasnya Heather Chandler. Panik akan situasi, Veronica dan J.D. membuat kematian Heather Chandler seoalah-olah sebuah kasus bunuh diri karena Heather Chandler tidak tahan dengan pandangan sosial (sekolahan) padanya hanya sebatas cantik dan populer. Kejadian serupa juga terjadi ketika Veronica dan J.D. tidak sengaja (atau sengaja) membunuh Kurt dan Ram (Lance Fenton dan Patrick Labyorteaux), dua atlit sekolahan yang sebelumnya menyebar gosip menjijjikkan soal oral seks yang dilakukan Veronica. Veronica dan J.D. juga membuat kematian mereka seolah-olah menjadi sebuah bunuh diri. Veronica dan J.D. menjadi Bonnie and Clyde versi sekolahan.

Keadaan semakin kacau dan tidak mengenakkan bagi Veronica ketika keadaan malah semakin kacau: seorang siswa gendut, Martha (Carrie Lynn), mencoba bunuh diri dengan menyebang jalan tetapi sayangnya gagal, lalu Heather McNamara mencoba melakukan bunuh diri di toilet karena malu atas rahasianya yang dibocorkan Heather Duke, terlebih ketika seisi sekolahan menanggapi aksi-aksi bunuh diri remaja ini dengan cara yang membuat Veronica tidak nyaman.

http://1.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TON02b4yDiI/AAAAAAAABkY/nc8Qta1hMOM/s1600/Kinema.jpg

Sudah jelas kalau Heathers mensatirkan rantai makanan di masyarakat sekolahan dengan “bunuh diri.” Lebih dalam lagi, Heathers mensatirkan bagaimana rantai makanan sekolahan ini berkerja dan berdampak bagi masing-masing spesies. Sebagian besar dampak buruk, memang, jatuh pada spesies terlemah, dan dampak baiknya tentu datang pada spesies yang paling mendominasi (memanipulasi).

Potongan doa Veronica di pemakaman Heathers Chandler: “I just want my high school to be a nice place.”

Pada dasarnya, Veronica cuma mau memberikan pelajaran pada Heather Chandler. Veronica cuma mau memutuskan sistem rantai makanan sekolahan yang diberlakukan Heather Chandler. Tapi, ya, apa yang terjadi tidak selalu seperti yang diharapkan.

Ada sesuatu yang menarik lagi yang dihadirkan di dalam Heathers: cara bagaimana penghuni sekolahan (masyarakat) menanggapi para korban “bunuh diri” tersebut. Para korban dianggap sebagai martir dari rantai makanan sekolahan tersebut. Ketimbang disesalkan, kematian mereka malah ditanggapi dengan cara yang aneh. Para korban bahkan menjadi jauh lebih terkenal daripada ketika mereka hidup. Terlihat ketika berita gagalnya Martha bunuh diri dianggap sebagai “ajang untuk terkenal,” dan bukan sebuah tragedi. Bagian ini sangat jelas ditujukan untuk mengejak bagaiman masyarakat (bukan cuma masyarakat sekolahan) bisa begitu sinis dan konyol menanggapi sebuah tragedi.

Untuk ukuran film remaja, penokohan yang dihadirkan dalam Heathers termasuk superb. Veronica adalah gadis yang mengorbankan IQ-nya demi popularitas, dan makin lama makin tidak nyaman dengan posisinya sendiri. Sementara J.D. adalah tipikal remaja pendedam, somehow dendam terhadap rantai makanan sekolahan, yang tidak akan segan-segan menuntaskan dendamnya. Winona Ryders, yang masih muda di film ini, memberikan penampilan menawan sebagai Veronica. Penokohan ketiga Heather juga sama menariknya. Secara keseluruhan, Heathers menyuguhkan sebuah tontonan yang cukup kompleks tentang sekolahan sebagai wadah sosial dengan cara yang cukup simpel dan menarik.

http://2.bp.blogspot.com/-uLSbCumGA8Y/TWvGJW9zNXI/AAAAAAAACMs/-4gJX4bAOu8/s1600/B.bmp

Senin, 15 November 2010

Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 1

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: David Yates
Pemain:
Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson, Alan Rickman, Helena Bonham Carter, Jamie Campbell Bower, Robbie Coltrane, Warwick Davis, Frances de la Tour, Hazel Douglas, Ralph Fiennes, Tom Felton, Michael Gambon, Evanna Lynch, John Hurt, Toby Jones, Julie Walters, Bill Nighy

Tahun Rilis: 2010

Diangkat dari novel Harry Potter and the Deathly Hallows karya J.K. Rowling

Embel-embel “Part 1” menandakan berbagai macam: bahwa film ini terdiri dari dua bagian, dan juga bahwa film ini akan berakhir di tengah-tengah jalan. Sekalipun Harry Potter and the Deathly Hallows tidak benar-benar dituntaskan di Part 1, bagian ini diakhiri dengan ending yang ciamik, baik secara emosional maupun secara teknis, dan mampu memancing rasa penasaran lebih untuk Part 2.

Minggu, 14 November 2010

Applaus

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Martin Pieter Zandvliet
Pemain:
Paprika Steen, Michael Falch, Otto Leonardo Steen Rieks, Noel Koch-Søfeldt, Lars Brygmann, Johanne Dam, Michael Kastrupsen, Uffe Rørbæk Madsen, Sara-Marie Maltha, Malou Reymann, Shanti Roney, Annette Rossing, Henriette Rossing, Nanna Tange

Tahun Rilis: 2009
Judul Internasional: Applause

Djenar Maesa Ayu, dalam cerpennya Saya adalah Seorang Alkoholik!, pernah memberikan gambaran tentang betapa kacaunya kehidupan seorang alkoholik. Tidak jelas arah tujuan. Tidak berpangkal, juga tidak berujung. Hanya berputar-putar di satu tempat yang tidak tentu. Applaus, film dari Denmark, mencoba menggambarkan betapa rumitnya usaha seorang wanita alkoholik untuk terbebas dari rotasi alkohol sekaligus mencoba mendapatkan kembali keluarganya.

Thea (Paprika Steen) adalah seorang aktris panggung, seorang wanita, dan seorang ibu. Sebagai seorang wanita, Thea sudah gagal (atau hancur). Thea seorang alkoholik, hidupnya sangat tidak teratur, dan pernikahannya sudah bubar sejak 18 bulan yang lalu. Sebagai ibu, Thea pun sudah sangat gagal. Sikap alkoholik Thea membuatnya menjadi sosok yang tidak baik bahkan bagi kedua putranya sendiri. Tidak heran Thea tidak bisa bertemu dengan mereka sejak perceraian. Sebagai aktris panggung, Thea menang. Bahkan ketika memerankan tokoh Martha, wanita yang agresif, depresif, dan terluka, dalam drama Who's Afraid of Virginia Woolf? (pernah difilmkan di tahun 1966), Thea tetap mendapat tepukan.

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TOAflSR8c1I/AAAAAAAABjA/nBwNgK1JTWk/s1600/Kinema.jpg

Sebagai seorang ibu, jelas Thea merindukan kedua putranya. Thea menjalani rehabilitasi, dan Thea sudah merasa pulih dari kecanduan alkohol. Untuk itu, Thea menemui mantan suaminya, Christian (Michael Falch), untuk meminta izin bertemu dengan kedua putranya. Christian, yang selain merasa ibu tentu juga tahu perasaan Thea, mengizinkan mantan istrinya tersebut bertemu sebentar. Rindu juga candu, dan Thea merasa bertemu sebentar tidak cukup mengobati. Sayangnya Christian merasa belum yakin Thea benar-benar sembuh, sehingga kedua anaknya aman ditinggalkan bersamanya.

Secara tidak langsung, tokoh Martha yang diperankan Thea berhubungan dengan kehidupan nyatanya sendiir. Keduanya sama-sama wanita yang sedang kacau, sedang hancur, dan sedang bermasalah dengan prianya. Martha menjadi cerminan diri bagi Thea sendiri.

http://1.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TOAf6CHq1aI/AAAAAAAABjI/NdGqLSRtCZM/s1600/Kinema.jpg

Sebuah character driven film adalah ajang yang tepat bagi seorang aktris/aktor untuk membuktikan kualitasnya, dan Paprika Steen sadar akan hal itu. Di film ini, Paprika Steen memerankan tokoh yang sangat kompleks, yang pastinya bakal jadi incaran aktris wanita manapun yang mau membuktikan aktingnya. Paprika Steen memerankan tokohnya dengan sanagt detil, luar dan dalam. Aktris Denmark ini sangat berhasil menggambarkan kehidupan bar Thea, kehidupan panggungnya, dan usaha Thea merapikan kembali puin-puin kehidupannya. Menurut saya, ini lah penampilan pemeran wanita terbaik di 2009 lalu. Sandra Bullock? Boleh lewat. Kalau Anda menikmati intensitas penampilan Gena Rowlands di A Woman Under the Influence, kemungkinan besar bakal menikmati penampilan superb Paprika Steen di Applaus.

http://4.bp.blogspot.com/-ol3Ag0qoak8/TWvKBW3RH8I/AAAAAAAACNE/W3FzLYGUHn0/s1600/C.bmp

The Breakfast Club

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: John Hughes
Pemain:
Emilio Estevez, Molly Ringwald, Judd Nelson, Anthony Michael Hall, Ally Sheedy, Paul Gleason

Tahun Rilis: 1985
Dalam resensi singkat Pretty in Pink, salah satu film remaja yang skenarionya ditulis oleh John Hughes, saya mengatakan bahwa ada ciri khas tersendiri dari film-film hasil karya (entah itu hanya ditulis atau juga disutradarai) John Hughes. Film-film remaja besutannya selalu tampil sangat sederhana dari luar, tapi kompleks dan intens di dalam. Film-film remajanya cenderung menampilkan sesuatu yang klise, tapi tidak sekedar menampilkan keklisean semata, tapi lebih ke arah. Film-filmnya tidak hanya sekedar menampilkan tokoh “culun,” tapi juga membahas apa sebenarnya arti dari status “culun” tersebut.

Sabtu, 13 November 2010

Flirting

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: John Duigan
Pemain: Noah Taylor, Thandie Newton, Nicole Kidman, Naomi Watts, Bartholomew Rose, Felix Nobis, Josh Picker, Kiri Paramore, Marc Aden, Gregg Palmer, Joshua Marshall, David Wieland, Craig Black, Les Hill, Jeff Truman, Marshall Napier, Kym Wilson, Lisa Spinadel

Tahun Rilis:
1991

Flirting
mungkin salah satu film bertema remaja dan sekolahan yang terbilang berani sekaligus cerdas dalam membahas sexual awakening remaja. Senang rasanya melihat sebuah film tentang sekolahan yang tidak tanggung-tanggung dan tidak setengah-setengah dalam membahas isunya. Lagipula, sekalipun film ini merupakan film tentang remaja yang berlatar sekolahan, saya rasa film ini bukan ditujukan untuk penonton remaja, mengingat permasalahan yang dibahas, penggunaan istilah-istilah kasar, dan penampakan penis, dan juga terlihatnya payudara Thandie Newton (yang saat itu masih berusia 19 tahun) walaupun cuma sekilas.

Winter's Bone

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Debra Granik
Pemain:
Jennifer Lawrence, John Hawkes, Lauren Sweetser, Garret Dillahunt, Dale Dickey, Shelley Waggener

Tahun Rilis: 2010

Film ini diadaptasi dari novel Winter's Bone karya Daniel Woodrell

Dua tahun yang lalu, film independent besutan Courtney Hunt yang berjudul Frozen River berjaya di Festival Film Sundance dengan merebut pengahargaan Grand Jury Prize: Dramatic. Di Festival Film Sundance tahun 2010, Winter's Bone, sebuah film independent bernada serupa kembali mengulang kemenangan tersebut.

Jumat, 12 November 2010

Some Kind of Wonderful

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Howard Deutch
Pemain:
Eric Stoltz, Mary Stuart Masterson, Lea Thompson, Craig Sheffer, John Ashton, Molly Hagan, Maddie Corman, Jane Elliot, Candace Cameron, Chynna Phillips, Scott Coffey

Tahun Rilis: 1987

Kalau yang dicari adalah film-film tentang kehidupan remaja yang bagus, maka film-film era 80-an adalah salah satu pilihan yang tepat. Sebut saja The Breakfast Club, Pretty in Pink, Sixteen Candles, dan film yang satu ini, Some Kind of Wonderful. Alasannya, karena tidak seperti film-film remaja masa kini yang umumnya bertopang pada cinta, fantasi seks, seks, dan diselingi dengan humor-humor konyol, film-film remaja era 80-an (terutama yang ditulis oleh John Hughes–termasuk film ini) lebih memfokuskan pada realitanya.

Pretty in Pink

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Howard Deutch
Pemain: Molly Ringwald, Andrew McCarthy, Jon Cryer, Harry Dean Stanton, Annie Potts, James Spader

Tahun Rilis:
1986

Saya rasa saya mulai bisa membedakan antara keklisean di film-film remaja buah karya John Hughes dengan keklisean di film-film remaja umumnya yang memang sudah klise. Film-film remaja hasil dari skenario tulisan John Hughes bukan menunjukkan klise layaknya film-film remaja klise umumnya, tapi mencoba perihal keklisean tersebut. Hal ini terlihat sangat jelas dalam The Breakfast Club dan Some Kind of Wonderful, di mana saya bisa melihat lebih dalam lagi tentang wujud-wujud klise dalam film-film remaja tersebut. Film-film remaja tersebut tidak berusaha keras untuk tampil sangat keren atau sangat romantis, malahan tampil sesederhana mungkin. Dan yang paling penting, film-film remaja tersebut, tanpa perlu terlihat sangat cerdas, tidak memosisikan film tentang remaja (atau sekolah) sebagai tontonan yang ecek-ecek dan tidak berbobot.

Kamis, 11 November 2010

Resensi Singkat #3

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TN3beOLky9I/AAAAAAAABhY/I4AOJLzqToA/s1600/vlcsnap2010031121h38m14.png

Skyline

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)


Sutradara:
Brothers Strause
Pemain: Eric Balfour, Scottie Thompson, David Zayas, Donald Faison, Brittany Daniel, Neil Hopkins, Crystal Reed, J. Paul Boehmer, Tanya Newbould, Tony Black, Pam Levin, Phat Mahathongdy

Tahun Rilis: 2010

“Apa jadinya kalau para pakar spesial efek mencoba menyutradari sebuah film?”

Mission: Impossible II

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: John Woo
Pemain:
Tom Cruise, Dougray Scott, Thandie Newton, Ving Rhames, Richard Roxburgh, John Polson, Brendan Gleeson, Anthony Hopkins, Rade Šerbedžija, William Mapother, Dominic Purcell, Mathew Wilkinson

Tahun Rilis:
2000

Salah satu hal yang bisa ditebak dari sebuah film yang sukses dari segi finansial adalah sequel. Untuk kasus Mission: Impossible, film ini sudah di-sequel-kan sebanyak dua kali, dan yang keempat tinggal menunggu akhir 2011 kelak. Nominal yang dihasilkan franchise ini terbilang fantastis, tidak heran kalau sequel pun lancar mengalir.

Rabu, 10 November 2010

Sky Captain and the World of Tomorrow

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)

http://1.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TO7aQ2hxqOI/AAAAAAAABnw/Ic-ugnlkUSY/s1600/Kinema.jpg

Sutradara:
Kerry Conran
Pemain:
Jude Law, Gwyneth Paltrow, Giovanni Ribisi, Michael Gambon, Bai Ling, Omid Djalili, Sir Laurence Olivier, Angelina Jolie

Tahun Rilis: 2004

Untuk kasus Sky Captain and the World of Tomorrow, saya rasa saya harus tidak memberlakukan ketentuan yang sering saya umbar-umbar di film-film petulangan-penuh-efek-spesial seperti ini. Pakem yang saya maksud adalah: “Saya tidak terlalu suka tontonan yang lebih mengedepankan style ketimbang substansi.”

eXistenZ

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)

http://3.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TO6MZntgs_I/AAAAAAAABnA/yYG7TsqnCJA/s1600/Kinema.jpg

Sutradara:
David Cronenberg
Pemain:
Jennifer Jason Leigh, Jude Law, Ian Holm, Willem Dafoe, Don McKellar, Callum Keith Rennie, Christopher Eccleston, Sarah Polley, Robert A. Silverman, Oscar Hsu, Kris Lemche,Vik Sahay

Tahun Rilis: 1999

Melalui eXistenZ, ditulis dengan huruf awal kecil, “X” kapital, dan “Z” kapital, sutradara David Cornenberg menghadirkan sebuah film tentang video game futuristik, semacam MMORPG di masa depan (yang tidak terlalu jauh dari masa kini). Di masa depan, yang setting-nya sepertinya tidak terlalu berbeda dengan dunia masa kini, sebuah konsol game futuristik berjenis “game pods” sedang marak dikembangkan. Konsol ini tidak berbasis mekanik, apalagi listrik, seperti yang ada di zaman sekarang, melainkan sudah berbasis biologis di mana sebuah kabel biologis (semacam umbilical cords) dicolokkan ke saklar di bagian bawah pinggang yang terhubung dengan sumsum tulang belakang. Setelah kabel game tercolok ke sakler tubuh, dan game pod” diaktifkan, pemain akan berpindah ke semacam dunia virtual (sementara tubuhnya tetap berada di dunia nyata dalam kondisi, yah, tidak sadar). Yah, secara teknis begitulah kira-kira, maniak video game pasti paham apa yang saya maksud.

Senin, 08 November 2010

Heart-Break.com

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Affandi Abdul Rachman
Pemain:
Ramon Y. Tungka, Raihaanun Soeriaatmadja, Gary Iskak, Omesh, Richa Novisha, Sophie Navita, Edo Borne, Shara Aryo, Jajang C. Noer, Yama Carlos, Lukman Sardi, Pong Hardjatmo, Imelda Therinne

Tahun Rilis: 2009

Agus (Ramon Y. Tungka) depresi habis-habisan pasca diputuskan pacarnya, Nayla (Raihaanun Soeriaatmadja), setelah sempat berhubungan jarak jauh karena Nayla harus belajar di Australia. Penyebab putusnya hubungan mereka ini tidak lain karena hadirnya orang ketiga, Kevin (Gary Iskak), yang lebih keren, lebih gaya, lebih G4H0L, dan lebih kinclong (duitnya) daripada Agus. Berbagai cara dilakukan Wawan (Ananda Omesh), sahabat agus, dan Raya (Richa Novisha), pacarnya Wawan, untuk mengembalikan lagi semangat dan keceriaan Agus. Solusi muncul ketika Wawan dan Agus tidak sengaja menemukan, Heart-Break.com, sebuah lembaha intelijen khusus yang menangani kasus patah hati. Dengan modal pas-pasan, Agus pun mendaftar. Dibantu oleh kru-kru Heart-Break.com (Sophie Navita, Edo Borne, Shara Aryo, dan Imelda Therinne), Agus berusaha merebut kembali hati Nayla.

Heart-Break.com tidak lain adalah salah satu komedi, atau romantic comedy dari Indonesia. Sebelumnya saya selalu aware bahwa sebagian besar komedi-komedi Indonesia hanya cerita dangkal yang dibalut dengan humor-humor garing (cenderung konyol). Tidak pelru saya sebutkan lagi judul-judulnya. Sekilas memang gener komedi seringkali tidak dianggap seserius drama, terutama dari segi konteksual. Jangan salah! Tidak gampang membuat komedi yang pintar, sutradara sekaliber Upi pun tidak berhasil. Menampilkan humor konyol yang bodoh malah jadi tontonan tipis, dangkal, dan tidak berisi. Sebaliknya, menyuguhkan humor-humor cerdas nan pintar, malah berisiko sulit diterima penonton awam (apalagi mengingat pola pikir penonton Indonesia masih memprihatinkan).

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TOdGFkcwZrI/AAAAAAAABlQ/qgNpEaHh_KM/s1600/Kinema.jpg

Saya melihat Heart-Break.com sebagai sebuah komedi tentang reality show. Alasannya, simply karena film ini sangat mengingatkan saya dengan beberapa reality show yang pernah tayang di televisi swasta lokal. Bermacam-macam tipe reality show, mulai dari yang menjodohkan, CLBK, membantu menyelidiki pacar selingkuh–dan lain-lain yang rasanya tidak etis kalau saya sebutkan mereknya di sini. Di satu sisi, “mungkin” acara-acara (yang katanya) reality show tersebut memang membantu masalah para klien mereka. Di sisi lain, acara-acara tersebut juga mengambil keuntungan dari kisah klien mereka. Simbiosis mutalisme? Memang. Ikhlas? Tidak. Manusiawi? Iya kah? Human nature? Iya kan?

Di film ini lembaga Heart-Break.com adalah perwujudan reality show tersebut, hanya saja (sepertinya) tidak ditayangkan di televisi. “Patah hati anda, bisnis kita!” itulah logo Heart-Break.com. Bagaimana film ini membahas premis menarik itu yang jadi pertanyaannya. Heart-Break.com dari awal memang tidak memberikan tontonan satir tentang temanya. Dan kalau ditanya apakah film ini berhasil membahas secara cerdas tentang tema yang dibawa, jawabannya tidak sama sekali. Film ini bahkan tidak secerdas American Dreamz memparodikan American Idol dan bahkan sistem perpolitikan di Amerika sendiri, dalam wujud sebuah komedi. Yang saya dapat dari Heart-Break.com, film ini hanyalah sekedar romantic comedy pada umumnya. Film ini sekedar menyuguhkan reality show dalam bentuk yang lebih sinematik.

Terlepas dari cerdas-atau-tidak film ini membahas temanya, dari segi humor, film ini ternyata tidak buruk-buruk amat. Film ini menyuguhkan humor yang lebih bertopang pada karakter, situasi, ketimbang adegan-adegan konyol dan slapstick murahan. Beberapa humor yang dihadirkan malah sangat terasa dari segi situasionalnya. Dan ya, saya sangat menikmati penampilan Ramon Y. Tungka dan Omesh sebagai pemeran utama. Film ini memang masih jauh dari istilah “sangat bagus,” tapi setidaknya film ini berhasil menunjukkan bagaimana sebuah komedi seharusnya disajikan.

http://4.bp.blogspot.com/-ol3Ag0qoak8/TWvKBW3RH8I/AAAAAAAACNE/W3FzLYGUHn0/s1600/C.bmp

A Nightmare on Elm Street

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Samuel Bayer
Pemain:
Jackie Earle Haley, Kyle Gallner, Rooney Mara, Katie Cassidy, Thomas Dekker, Kellan Lutz

Tahun Rilis:
2010

Film ini merupakan remake dari film A Nightmare on Elm Street karya Wes Craven.

Saya sama sekali belum pernah nonton versi Wes Craven, belum juga sequel-sequel dan spin-off-nya jadi saya tidak akan membanding-bandingkan film ini dengan versi orisinilnya. Andai versi 2010 ini sama sekali tidak memuaskan bagi saya, bukan berarti versi orisinilnya sama buruknya dengan yang ini. Dan apabila kelak saya merasa puas ketika berkesempatan menonton versi orisinilnya, setidaknya saya akan merasa kecewa karena sudah menonton versi 2010-nya terlebih dahulu.

Sabtu, 06 November 2010

Solomon Kane

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Michael J. Bassett
Pemain:
James Purefoy, Max von Sydow, Rachel Hurd-Wood, Patrick Hurd-Wood, Mackenzie Crook, Pete Postlethwaite, Ian Whyte, Alice Krige, Ben Steel, Anthony Wilks, Jason Flemyng, Samuel Roukin, Philip Winchester

Tahun Rilis: 2009

Film ini dibuat berdasarkan tokoh fiksional ciptaan Robert E. Howard.

Dibuat berdasarkan cerita serial karangan Robert E. Howard, yang juga menciptakan Conan the Barbarian, film ini juga membawakan setting Eropa masa Dark Age di mana sword and sorcery seringkali dijadikan sorotan utama prosa-prosa sastra. Disutradari oleh Michael J. Bassett, sutradara Deathwatch dan Wilderness, aksi-fantasi ala sword and sorcery dibawa dengan gaya yang lebih kekinian.

Furry Vengeance

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Roger Kumble
Pemain:
Brendan Fraser, Brooke Shields, Matt Prokop, Angela Kinsey, Rob Riggle, Skyler Samuels, Ricky Garcia, Ken Jeong, Jim Norton, Patrice O'Neal, Toby Huss, Wallace Shawn, Gerry Bednob, Samantha Bee, Dee Bradley Baker

Tahun Rilis: 2010

“Racoon did not hijack SUV.”

Jumat, 05 November 2010

Eat Pray Love

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Ryan Murphy
Pemain:
Julia Roberts, Javier Bardem, Billy Crudup, Richard Jenkins, Viola Davis, James Franco, Sophie Thompson, Christine Hakim, El Hadji Diouf, Hadi Subiyanto, Tuva Novotny, Luca Argentero, Giuseppe Gandini, Rushita Singh, Anakia Lapae, Arlene Tur, Dean Allan Tolhurst, David Lyons

Tahun Rilis:
2010

Diadaptasi dari memoir Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert.

Ini adalah film yang dulu pemberitaannya sempat marak sekali di stasiun-stasiun televisi dan di forum-forum internet lokal. Saking hebohnya pemberitaan film ini (setidaknya bagi saya), saya sendiri sampa merasa agaknya terlalu hiperbolik. Saya belum pernah membaca bukunya, yang saya tahu (dari Google), Elizabeth Gilbert adalah wanita yang cantik dan buku tersebut cukup sukses di pasaran. Salah satu review yang tidak sengaja saya baca memuji kemampuan Elizabeth Gilbert “menangkap momen-per-momen dari perjalanan eksotisnya.” Perjalanan Elizabeth Gilbert tersebut divisualisasikan oleh Ryan Murphy, sutradara Glee. Sayangnya saya tidak merasakan “momen-per-momen” dari film ini.

Kamis, 04 November 2010

All the Boys Love Mandy Lane

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Jonathan Levine
Pemain:
Amber Heard, Michael Welch, Whitney Able, Edwin Hodge, Aaron Himelstein, Luke Grimes, Melissa Price, Anson Mount

Tahun Rilis:
2006

Nyatanya, tidak gampang jadi cantik–sangat cantik–bagi seorang Mandy Lane (Amber Heard). Di sekolah, Mandy Lane selalu jadi sorotan. Semua mata, terutama laki-laki, tertuju ke arahnya ketika Mandy Lane melintasi koridor sekolah. Pesona Mandy Lane tidak seperti pesona gadis-gadis populer sekolahan pada umumnya, pesona Mandy Lane lebih misterius. Pesona yang masih murni, belum tersentuh dan belum terjamah. Tapi Mandy Lane bukan tipikal gadis-gadis bitchy over-ekstrovert yang super-sok-eksis, Mandy Lane malah hanya punya satu sahabat, Emmett (Michael Walsh), yang malah justru tipikal pria-pria yang dianggap pecundang dalam rantai makanan sekolahan.

Rape

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)

http://1.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TNpuFwHlo5I/AAAAAAAABe4/3ArdPbHDQFE/s1600/Kinema.png

Sutradara: Wim van der Linden
Pemain: Laura Klein, Henk Kort

Tahun Rilis:
1966

Rape adalah sebuah film hitam-putih 10 menit tentang keluguan, kesucian, hasrat, gairah, dan penodaan, yang kesemuanya itu dihadirkan dalam sebuah kisah singkat. Nyaris tidak ada dialog di film yang berbau dan bernuansa teaterikal ini (kecuali sebuah teriakan dan kicauan burung). Seorang tengah biarawati (Laura Klein) berjalan-jalan di hutan, menikmati pemandangan hutan, kicauan burung, dan mengelus-elus sebuah jamur yang bentuknya mirip penis–menandakan sisi penasarannya perihal sesuatu yang berbau-bau seksual. Sang biarawati sama sekali tidak menyadari sosok jahat yang membuntutinya. (Henk Kort). Ketika saat naas itu tiba, sang biarawati pun diperkosa di semak-semak. Adegan pemerkosaan ini digambarkan dengan gaya yang cukup unik (sekalipun bukan cara yang baru). Adegan pemerkosaan tidak benar-benar ditunjukkan, tapi ditandai dengan pakaian si biarawati yang dilempar dan semak-semak yang bergoyang. Dan pada akhirnya, sang pemerkosa muncul, dalam keadaan kelelahan, lalu berjalan menjauhi layar perlahan-lahan.

http://4.bp.blogspot.com/-ol3Ag0qoak8/TWvKBW3RH8I/AAAAAAAACNE/W3FzLYGUHn0/s1600/C.bmp

Heart 2 Heart

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Nayato Fio Nuala
Pemain: Aliff Alli, Irish Bella, Arumi Bachsin, Wulan Guritno, George Taka, Argatama Levy, Indah Permatasari, Miradz

Tahun Rilis:
2010

Judul film ini Heart 2 Heart, bukan Heart 2. Dan jangan protes kenapa di poster tulisannya Heart 2. Mungkin akal-akalan aneh-dan-gak-jelas dari pihak produser semata. Sejak kapan huruf “Heart” yang ditulis menindih angka “2” bisa dibaca “Heart to Heart”?

Senggol Bacok

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Iqbal Rais
Pemain:
Fathir Muchtar, Kinaryosih, Ringgo Agus Rahman, Aji Idol, Jonny Iskandar

Tahun Rilis:
2010

“Gue sebagai Galang, dia orangnya sumbu pendek. Maksudnya sedikit-sedikit marah,” itu lah pernyataan Fathir Muchtar seputar tokoh yang dia perankan di film ini. Tagline film ini “Urusan cinta boleh keok, yang penting lawan bonyok,” kira-kira begitulah tokoh Galang yang diperankan oleh Fathir Muchtar.

Rabu, 03 November 2010

Ma nuit chez Maud

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Éric Rohmer
Pemain:
Jean-Louis Trintignant, Françoise Fabian, Marie-Christine Barrault,Antoine Vitez, Léonide Kogan, Guy Léger, Anne Dubot, Marie Becker, Marie-Claude Rauzier

Tahun Rilis: 1969
Judul Internasional: My Night at Maud's

Film ini merupakan film ketiga dari Contes moraux (Six Moral Tales) karya Éric Rohmer.


Adalah sebuah pemikiran yang salah bila menganggap film yang terlalu banyak dialog adalah sesuatu yang buruk, Abbas Kiarostami serta Ethan Hawke dan Julie Delpy sudah membuktikannya. Dalam film ketiga dari Six Moral Tales ini, Éric Rohmer lebih bertopang pada dialog ketimbang narasi voice over seperti pada kedua film sebelumnya. Dalam My Night at Maud's, Éric Rohmer memanfaatkan dialog seefektif mungkin, sehingga dialog di film ini sama pentingnya dengan perbuatan-perbuatan fisik yang dilakukan tokohnya.

Senin, 01 November 2010

La Carrière de Suzanne

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Éric Rohmer
Pemain: Catherine Sée, Christian Charrière, Philippe Beuzen, Diane Wilkinson, Jean-Claude Biette, Patrick Bauchau, Pierre Cottrell, Jean-Louis Comolli

Tahun Rilis: 1963
Judul Internasional: Suzanne's Career

Film ini merupakan film kedua dari Contes moraux (Six Moral Tales) karya Éric Rohmer.

Menyenangkan memang menonton bagaimana seorang Éric Rohmer mengejawantahkan istilah “moral” dalam enam filmnya, yang semuanya tergabung dalam Six Moral Tales. Sekalipun mengemban kata “moral,” Éric Rohmer tidak lantas membuat film tentang larangan mencuri (atau semacamnya). Tentu ada “moral” dalam La Boulangère de Monceau, tapi Éric Rohmer membuat “moral” tersebut lebih komplikatif dengan membubuhkan berbagai macam keraguan. Yap, hal yang serupa juga saya dapati dalam La Carrière de Suzanne.