Pages

Sabtu, 15 Mei 2010

Rayuan Arwah Penasaran

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Ferry Ipey Assad
Pemain: Leah Yuzuki, Dimas Andrean, Putri Patricia, Rahma Azhari, Andreano Phillip

Tahun Rilis: 2010

Penampilan Aktris Jepang No.1 (?)

PERTAMA, perhatikan di resensi kali ini saya cantumkan nama produsernya. Sekedar informasi (atau bisa juga “peringatan”) tentang seberapa mencekamnya film yang akan dibahas ini. Lalu, perhatikan embel-embel di kover atau poster film ini:

“Penampilan Aktris Jepang no.1”

Ayo kita main tebak-tebakkan: Kira-kira siapakah aktris Jepang no.1 itu? Ayumi Hamasaki? Mungkinkah itu punggung diva Jepang itu? Rinko Kikuchi yang masuk jajaran nominator Oscar beberapa tahun yang lalu? Maria Ozawa (lagi), si ratu film panas Jepang? Silahkan sebut deretan nama-nama aktris Jepang mulai dari porno sampai non-porno yang sudah amat sangat terkenal. Setelah itu silahkan simak baik pengakuan KK Dheeraj ini:

“Artis Jepangnya Yuzuki. Dia artis baru dan nomor satu (untuk film dewasa) di Jepang,” ujar produser K2K, KK Dheeraj (baca: Ke-ke), saat jumpa pers film terbarunya Rayuan Arwah Penasaran di Kafe Platters, Setiabudi, Jakarta, Rabu (19/5/2010). (www.detikhot.com)

Tunggu dulu! “Aktris baru dan nomor satu”? Semntara posternya berbunyi, “Penampilan Aktris Jepang no.1”? Saya rasa anak SD sekalipun tahu perbedaan dua kalimat itu. Jelas-jelas sekali Ke-ke telah melakukan pelecehan intelektual publik di sini.

Tapi bukan Ke-ke Dheeraj namanya kalau tidak mampu “berdalih” dan “berbisnis”. Ini pembelaannya atas tuduhan pembohongan publik:

“Dia bintang baru. Banyak yang menganggap dia akan menjadi nomor satu,” jelasnya enteng saat ditemui di Setia Budi Building, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/5/2010). (www.detikhot.com)

“Nomor satu menurut orang kan berbeda-beda. Buat saya dia nomor satu,” ucapnya. (www.detikhot.com)

Mungkin sebaiknya Ke-ke belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar dahulu sebelum berenang-renang di industri film. Skip the shit!

Another Bullshit

Ke-ke, oh, Ke-ke, sepertinya sutradara India harus banyak-banyak menonton film-film tidak amatiran pengambilan gambarnya. Tapi sungguh, saya tidak kaget ketika ketika melihat kualitas gambar adegan pertama film ini dimulai. Sudah ciri khas Ke-ke. Bahkan masih bagus kualitas gambar film “Docotr Zhivago” yang dibuat empat puluh lima tahun yang lalu. Bayangkan! So amateur.

Lalu mulailah cerita tentang Diana dan kakaknya yang tertekan karena kematian kekasihnya , Ira (yang diperankan si aktris Jepang no.1) akibat suatu kecelakaan bom. Alkisah kakaknya Diana ini sedang mengerjakan semacam novel mengenai tragedinya itu. Anyway, our beloved Ke-ke sepertinya memang perlu sekali belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar. You know Ke-ke, huruf pertama dari nama orang itu ditulis dengan huruf kapital, Jadi, kalau si kakaknya Diana ini mau menulis novel, harusnya dia tahu EYD-dong. Kelihatan sekali pas naskah kakaknya itu ditampilkan, sineas India kita ini masih oon Bahasa Indonesianya. Kehidupan kakak beradik ini lah yang selalu dihantui hantu-hantu penasaran.

Lanjut! Diana pun punya pacar yang namanya Rey, Ray, Reyn, atau apalah itu, tapi kita praktiskan saja jadi “pacarnya Diana”. Pacarnya Diana ini pun sudah mulai risih dengan sikap Diana yang seolah-olah menomorduakan hubungan mereka (or something like that) karena terlalu terfokus merawat kakaknya. Singkat cerita, akhirnya pacarnya Diana dan dua temannya Diana (yang entah bagaimana ceritanya akhirnya melibatkan diri) dengan menginap di rumah Diana. Mulailah mereka menguak misteri di balik tragedi bom itu.

Perlukah saya tambahkan keburukan film ini dengan menulis tentang betapa buruknya penampakan-penampakan setan di sini? Sungguh sangat amat amatiran (lebih pasnya lagi: memalukan).

Oh Ke-ke, you're trying' to make something meaningful, don't you? Sweet! Mungkin Ke-ke terinspirasi dari “The Hurt Locker”, Film Terbaik Oscar yang juga mengangkat cerita bom-bom-an. Mungkin, Ke-ke juga ingin membuat semacam film tentang “kemanusian”. Dengan membuat semacam film “kemanusian”, mungkin Ke-ke merasa image-nya sebagai pembuat film dengan judul perusak moral (contoh: “Mas Suka Masukin Aja” , “Anda Puas Saya Loyo”, “Hantu Binal Jembatan Semanggi”, et cetra) bakal bersih seketika. Dengan sedikit kreativitas, Ke-ke pun menggabungkan semacam tema “kemanusian” itu dengan bumbu-bumbu bisnis (baca: bisnis tontonan sampah) yang selalu terpatri di kepalanya. Tentu Ke-ke, yang selalu menjunjung tinggi nilai pasar di setiap wawancaranya, lagi-lagi mampu menangkap fenomena-fenomena perfilman Indonesia. Maka, diusunglah semacam tema “kemanusian” itu ke arah horror sempak berembel-embel “Penampilan Aktris Jepang no.1”. Hasilnya? What a shame!

http://4.bp.blogspot.com/-XTb17DD8CzQ/TWvQkp5sXVI/AAAAAAAACNk/hbVhZ8ftLoI/s1600/F.bmp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar