Pages

Kamis, 07 Oktober 2010

Henry & June

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Philip Kaufman
Pemain: Fred Ward, Uma Thurman, Richard E. Grant, Maria de Medeiros, Kevin Spacey, Jean-Philippe Ecoffey, Maurice Escargot, Liz Hasse

Tahun Rilis:
1990

Diangkat dari novel Henry & June karya Anaïs Nin.

Buat yang asing dengan nama sutradara Philip Kaufman, beliau adalah salah satu sutradara Hollywood yang berani mengambil resiko dengan meloncat dari satu genre film ke genre film lainnya, mulai dari drama realisme hingga fantasi dan komedi. Biasanya film-film Philip Kaufman diangkat dari novel, sebut saja Invasion of the Body Snatchers (1978) yang diangkat dari novel sci-fi karangan Jack Finney, The Unbearable Lightness of Being (1988) yang diangkat dari novel erotis-filosofis karya Milan Kundera, The Wanderers (1979) yang diangkat dari novel tentang subkultur kelas pekerja anak-anak muda karya Richard Price, dan karya-karya lainnya. Yang akan saya bahas kali ini adalah film besutan Pihilip Kaufman yang diangkat dari sebuah novel erotis karya Anaïs Nin.

Henry & June bisa dibilang semacam novel autobiografis dari Anaïs Nin. Film ini berkisah tentang hubungan triangle amoureux antara Anaïs Nin (seorang penulis Perancis) dengan pasangan suami istri, Henry Miller (penulis Amerika) dan June Miller (istri kedua Henry Miller). Berlatar sekitar 1930-an, film dibuka dengan potret rumah tangga Anaïs Nin (Maria de Medeiros) dan suaminya Hugo (Richard E. Grant), seorang banker, yang tinggal di Paris. Hubungan suami-istri borjuis ini mulanya tampak aman-aman saja. Anaïs memang cinta dengan suaminya yang agak kaku, tapi Anaïs, sebagai pengarang, juga punya imajinasi-imajinasi nakal miliknya sendiri (dan hanya miliknya, tanpa diketahui Hugo). Anaïs juga berharsat untuk merasakan imajinasi-imajinasi nakalnya itu.

Pasangan Miller pun datang sebagai media bagi Anaïs untuk mewujudkan semua impian-impian liarnya. Gilanya, Anaïs tidak hanya berhasrat pada Henry Miller (Fred Ward), penulis asal New York yang cetus, kasar, dan agak arogan, tapi juga tertarik pada istrinya, June Miller (Uma Thurman), tipikal wanita bebas, petualang, liar, misterius dan menggairahkan. Anaïs terjebak pada dilema antara Henry dan June. Henry tidak hanya dijadikan sumber pengalaman sastra bagi Anaïs, tapi juga sumber pengalaman gairah. Sementara dari June, Anaïs menemukkan kecocokan dan kebebasan–June berposisi sebagai “pria” dalam hubungan mereka.

http://1.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TK_lh6l0C2I/AAAAAAAABV4/Tr4zD6271zc/s1600/Kinema.jpg

Philip Kaufman, sebelum film ini, sudah pernah mengeksplorasi tone erotis dalam film The Unbearable Lightness of Being. Kalau dalam The Unbearable Lightness of Being Philip Kaufman memanfaatkan erotisme untuk membahas perbedaan filosofis mendasar dari cinta dan nafsu, Henry & June lebih seputar sensualisme, liberalisasi, dan transformasi. Tone erotisme di Henry & June dibuat lebih berani ketimbang The Unbearable Lightness of Being. Ketimbang sekedar jadi sebuah film tentang orang-orang yang tidur seranjang dengan orang lain untuk kenikmatan pribadi, Philip Kaufman mencoba mengarahkan Henry & June ke arah pembelajaran. Bukan pendidikan seks (sex-education), jangan salah artikan. Tapi pembelajaran bagi tokoh Anaïs Nin. Perjumpannya dengan pasangan Miller ditampilkan bukan hanya sebagai pengalaman sensual semata, tapi juga sebagai media transformasi tokoh Anaïs.

Tidak satupun dari tiga tokoh utama (Anaïs, Henry, dan June) yang ditujukan untuk memancing simpati. Ketiganya bisa dibilang tokoh antipati. Siapa yang bakal simpatik dengan gaya hidup orang-orang hedonis seperti ini? Satu-satunya tokoh yang mungkin bisa mendapatkan simpati penonton hanyalah Hugo, suami Anaïs. Tokoh paling antipati bagi saya adalah June, dan Uma Thurman memerankan tokoh itu dengan baik. Dan aktris Portugis, Maria de Medeiros– yang mukanya mirip kucing, mencuri banyak perhatian saya di sepanjang film. Pada kenyataannya ini memang bukan film penggugah semangat dan bukan film inspiratif, ini memang film tentang kehidupan hedonistik.

Philip Kaufman cukup berhasil menggambarkan kegamblangan seksualisme pada masa itu. Seperti novelnya, film Henry & June bakal dianggap sebagai sebuah bentuk kebebasan berekspresi dalam berkarya bagi beberapa orang, tapi juga bakal dianggap cabul oleh beberapa lainnya.

http://4.bp.blogspot.com/-0H2FLhaH8G0/TWvOgO_yp_I/AAAAAAAACNc/yP9H1lANsNk/s1600/B-.bmp

1 komentar: