Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Garin Nugroho
Pemain: Marcella Zalianty, Dwi Sasono, Ikranegara, Nadia Saphira, Aryani Kiergenburg Willems, Ayu Laksmi, Lilibeth Morillo.
Tahun Rilis: 2008
Film Garin Nugroho kali ini, layaknya “Opera Jawa” yang penuh dengan metafora dan simbolisme, mengibaratkan “janin” sebagai “benih.” Dan selanjutnya, benih tersebut berbunga sebagaimana cerita ini menggambarkan putaran kehidupan. Berbalut adegan-adegan yang sarat dengan bau-bau kemistisan dan kesakralan budaya Bali, “Under the Tree” menceritakan tragedi tiga wanita tentang “benih.” Mendasar pada metafora kental yang dihadirkan Garin, tidaklah gampang mengejawantahkan tiap-tiap film ini menjadi satu kesimpulan. Ada adegan-adegan tertentu yang kental dengan metafora yang nyatanya bisa saja menimbulkan interpretasi berbeda. Untuk ukuran film yang bertonggak pada metafora dan adegan-adegan simbolik, nyatanya “Under the Tree” tidak begitu rumit bila dibandingkan dengan “Persona,” “The Seventh Seal,” atau “Face to Face.” Bahkan film ini lebih gampang diserap bila dibandingkan dengan “Opera Jawa,” film besutan Garin sebelumnya. Garin memberikan arah yang pasti dalam filmnya, tinggal urusan penonton yang menerjemahkan arah tersebut sesuai dengan pemahaman dan penangkapan masing-masing.

Pemain: Marcella Zalianty, Dwi Sasono, Ikranegara, Nadia Saphira, Aryani Kiergenburg Willems, Ayu Laksmi, Lilibeth Morillo.
Tahun Rilis: 2008
Film Garin Nugroho kali ini, layaknya “Opera Jawa” yang penuh dengan metafora dan simbolisme, mengibaratkan “janin” sebagai “benih.” Dan selanjutnya, benih tersebut berbunga sebagaimana cerita ini menggambarkan putaran kehidupan. Berbalut adegan-adegan yang sarat dengan bau-bau kemistisan dan kesakralan budaya Bali, “Under the Tree” menceritakan tragedi tiga wanita tentang “benih.” Mendasar pada metafora kental yang dihadirkan Garin, tidaklah gampang mengejawantahkan tiap-tiap film ini menjadi satu kesimpulan. Ada adegan-adegan tertentu yang kental dengan metafora yang nyatanya bisa saja menimbulkan interpretasi berbeda. Untuk ukuran film yang bertonggak pada metafora dan adegan-adegan simbolik, nyatanya “Under the Tree” tidak begitu rumit bila dibandingkan dengan “Persona,” “The Seventh Seal,” atau “Face to Face.” Bahkan film ini lebih gampang diserap bila dibandingkan dengan “Opera Jawa,” film besutan Garin sebelumnya. Garin memberikan arah yang pasti dalam filmnya, tinggal urusan penonton yang menerjemahkan arah tersebut sesuai dengan pemahaman dan penangkapan masing-masing.