Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: E J-yong
Pemain: Yoon Yeo-jeong, Lee Mi-sook, Ko Hyeon-jeong, Choi Ji-woo, Kim Min-hee, Kim Ok-bin
Tahun Rilis: 2009
Judul Internasional: “Actresses”
TIDAK gampang memang jadi aktris. Kira-kira itu lah garis besar pesan yang ingin dikatakan film ini. Kalau sebelumnya saya meresensi “The Queen” yang menggambarkan sisi menusia dari seorang Ratu Elizabeth II, kira-kira “Actresses” mempunya tujuan setipe dengan film itu. Film ini berusaha menunjukkan sisi lain dari para aktris di balik kehidupan gemerlap yang biasa disimak di tivi-tivi atau di halaman majalah gaya hidup.
Film ini diperankan oleh enam orang aktris yang memerankan diri mereka sendiri. Hakikatnya, film ini berusaha memadupadankan antara realita dan fiksi. Dari segi realitasnya, kita mendapatkan suasana yang riil - nyata. Keenam aktris itu pun bisa dibilang sama sekali tidak berakting, mereka memerankan diri mereka sendiri di film ini. Bercerita tentang hubungan mendadak enam orang aktris (walau diceritakan tidak semuanya mendadak) yang berjumpa di sebuah acara pemotretan Majalah Vouge. Keseluruhan cerita ini menyoroti adegan-adegan lengkap trik dan intrik yang terjadi selama pemotretan tersebut. Sang sutradara pun, seperti yang saya bilang tadi, mencampurkan gambaran riil (nyata) itu dengan konflik-konflik fiksional . Konflik-konflik tersebut, tentunya disajikan sesuai dengan pace dan tone yang diusung film ini. Sesuai dengan intensinya, apa yang ditonton di film ini (mulai dari penggambilan gambar sampai akting yang terasa sangat realistis) memberi kesan semacam video dokumenter sepanjang pemotretan. Cara pencapaian realisme film ini bisa dibilang termasuk unik untuk sebuah film realis.
Ada yang menarik dari segi penampilan keenam aktris film ini, sekalipun kesemuanya bisa dibilang sama sekali tidak berakting, nyatanya mereka bisa membagi porsi karakter masing-masing. Atau kalimat lainnya, keenam aktris tersebut bisa menonjolkan karakteristik masing-masing: baik dari segi gesture maupun penokohan. Yang membuat film ini terasa lebih cerdas lagi, karakteristik masing-masing aktris tersebut tidak disia-siakan. Film ini bisa dibilang cukup efektif memanfaatkan masing-masing karakter tokohnya. Rasanya saya belum menyebutkan pula sebuah fakta bahwa film ini dibuat tanpa skenario. Sang sutradara hanya memberikan pengarahan scene-per-scene, lantas masing-masing aktris tinggal melakukan improvisasi sesuai dengan situasi yang sudah ditentukan. Cara no-script seperti ini memang bukanlah hal baru, beberapa sutradara barat pun sudah pernah mempraktikan cara seperti ini sebelumnya. Untungnya, didukung oleh keprofesionaltiasan aktris dan formula yang memang memadai untuk no-script, hasilnya ternyata memuaskan. Singkatnya, film ini berhasil membuat saya seolah-olah memahami kehidupan keartisan para tokoh-tokohnya melalui selentingan kegiatan yang mereka lakukan selama pemotretan.
Aktris juga manusia. Aktris juga pingin menjadi manusia normal. Aktris tidak sempurna. Tapi apa yang membuat enam nama di film ini dijuluki “Actress”? Silahkan simak sendiri di filmnya.
Sutradara: E J-yong
Pemain: Yoon Yeo-jeong, Lee Mi-sook, Ko Hyeon-jeong, Choi Ji-woo, Kim Min-hee, Kim Ok-bin
Tahun Rilis: 2009
Judul Internasional: “Actresses”
TIDAK gampang memang jadi aktris. Kira-kira itu lah garis besar pesan yang ingin dikatakan film ini. Kalau sebelumnya saya meresensi “The Queen” yang menggambarkan sisi menusia dari seorang Ratu Elizabeth II, kira-kira “Actresses” mempunya tujuan setipe dengan film itu. Film ini berusaha menunjukkan sisi lain dari para aktris di balik kehidupan gemerlap yang biasa disimak di tivi-tivi atau di halaman majalah gaya hidup.
Film ini diperankan oleh enam orang aktris yang memerankan diri mereka sendiri. Hakikatnya, film ini berusaha memadupadankan antara realita dan fiksi. Dari segi realitasnya, kita mendapatkan suasana yang riil - nyata. Keenam aktris itu pun bisa dibilang sama sekali tidak berakting, mereka memerankan diri mereka sendiri di film ini. Bercerita tentang hubungan mendadak enam orang aktris (walau diceritakan tidak semuanya mendadak) yang berjumpa di sebuah acara pemotretan Majalah Vouge. Keseluruhan cerita ini menyoroti adegan-adegan lengkap trik dan intrik yang terjadi selama pemotretan tersebut. Sang sutradara pun, seperti yang saya bilang tadi, mencampurkan gambaran riil (nyata) itu dengan konflik-konflik fiksional . Konflik-konflik tersebut, tentunya disajikan sesuai dengan pace dan tone yang diusung film ini. Sesuai dengan intensinya, apa yang ditonton di film ini (mulai dari penggambilan gambar sampai akting yang terasa sangat realistis) memberi kesan semacam video dokumenter sepanjang pemotretan. Cara pencapaian realisme film ini bisa dibilang termasuk unik untuk sebuah film realis.
Ada yang menarik dari segi penampilan keenam aktris film ini, sekalipun kesemuanya bisa dibilang sama sekali tidak berakting, nyatanya mereka bisa membagi porsi karakter masing-masing. Atau kalimat lainnya, keenam aktris tersebut bisa menonjolkan karakteristik masing-masing: baik dari segi gesture maupun penokohan. Yang membuat film ini terasa lebih cerdas lagi, karakteristik masing-masing aktris tersebut tidak disia-siakan. Film ini bisa dibilang cukup efektif memanfaatkan masing-masing karakter tokohnya. Rasanya saya belum menyebutkan pula sebuah fakta bahwa film ini dibuat tanpa skenario. Sang sutradara hanya memberikan pengarahan scene-per-scene, lantas masing-masing aktris tinggal melakukan improvisasi sesuai dengan situasi yang sudah ditentukan. Cara no-script seperti ini memang bukanlah hal baru, beberapa sutradara barat pun sudah pernah mempraktikan cara seperti ini sebelumnya. Untungnya, didukung oleh keprofesionaltiasan aktris dan formula yang memang memadai untuk no-script, hasilnya ternyata memuaskan. Singkatnya, film ini berhasil membuat saya seolah-olah memahami kehidupan keartisan para tokoh-tokohnya melalui selentingan kegiatan yang mereka lakukan selama pemotretan.
Aktris juga manusia. Aktris juga pingin menjadi manusia normal. Aktris tidak sempurna. Tapi apa yang membuat enam nama di film ini dijuluki “Actress”? Silahkan simak sendiri di filmnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar