A film is - or should be - more like music than like fiction. It should be a progression of moods and feelings. The theme, what’s behind the emotion, the meaning, all that comes later.
~ Stanley Kubrick
IN A BETTER WORLD (2010) — What makes the friendship between Christian and Elias so special is how deeply and honestly Susanne Bier displays the emotional side of both children. Only by peering the eyes of the two actors, I can feel the all emotional reasons why they become such small terrorists. YOUNG TÖRLESS (1966) — Violence is not just a physical matter, but also psychological and emotional. In Young Törless, ethical ​​and subjective values ​​were so contradictory. Then the boundaries between good and evil even more vague. PHARAOH (1966) — Faraon is an evocative anatopism, also an astonishing colossal. A truly rare gem of its kind. Not only works as a visual declaration, Kawalerowicz also made it so carefully, so mesmerizing, yet so challenging. THE BOYS OF PAUL STREET (1969) — An ironic allegory not only for the face of war, but also the heart of it: militarism and nationalism. The irony in the end makes the two terminologies be absurd. SPIRITED AWAY (2001) — “What's in a name?” asked Shakespeare. “A name is an identity,” said this movie. MISS JULIE (1951) - Miss Julie is a very challenging study, whether psychological or situational. In a simple but smart way, Miss Julie presents the phases of a political game of love and seduction. MY NIGHT AT MAUD'S (1969) - Éric Rohmer not only talk about choices and risks of choices, there is also a glimpse the importance of choices and the pain of choices. My Night at Maud's, for me, is the most amazing movie about refracting those two opposing aspects of life. TEN (2002) — The use of "dashboard camera" method by Abbas Kiarostami is successfully providing such microscopic spectacle about the characters, not only on outside but also capable of making this movie as a unique character and gender study. THE PARTY AND THE GUESTS / A REPORT ON THE PARTY AND THE GUESTS (1966) — The allegory is not only the great thing about this Czechoslovak New Wave Cinema movie, but also its weirdness, its unnatural behavior, its peculiar plot, but the most of it is about how the movie smartly move without caution. ELEPHANT (2003) — Elephant is a piece of work that should be commended for its bravery. Such compliments are mainly intended to for Gus Van Sant's guts on using such non-linear and unusual narrative spectacle. Also packed with such unnatural risky styles which was really cost lot of guts.

Kamis, 30 September 2010

Eu când vreau să fluier, fluier

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Florin Şerban
Pemain:
George Piştereanu, Ada Condeescu, Mihai Constantin, Clara Vodă

Tahun Rilis: 2010
Judul Internasional: If I Want to Whistle, I Whistle

Eu când vreau să fluier, fluier atau If I Want to Whistle, I Whistle adalah perwakilan dari Romania untuk kategori Best Foreign Language Film Oscar 2011. Salah satu dari sekian film yang merebutkan lima posisi nominasi, dan tentunya posisi pemenang yang sebelumnya diraup oleh El secreto de sus ojos dari Argentina.

Laskar Pemimpi

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Monty Tiwa
Pemain: Tika Panggabean, Hermann Josis Mokalu, Udjo Karim, Gumilar Nurochman, Wahyu Rudi Astadi, Muhammad Fachroni, Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan, Candil

Tahun Rilis: 2010

Tambahkan humor-humor konyol, lagu-lagu komedik, plus Project Pop, dan minus Lukman Sardi pada Merah Putih, jadilah Laskar Pemimpi.

Senin, 27 September 2010

Resensi Singkat #2

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TKBtTlsTVXI/AAAAAAAABRo/O1eD8suO73I/s1600/Kinema.jpg

Baarìa – La porta del vento

Sutradara: Giuseppe Tornatore
Pemain: Francesco Scianna, Margareth Madè, Monica Bellucci, Raoul Bova, Ángela Molina, Enrico Lo Verso, Luigi Lo Cascio, Laura Chiatti, Beppe Fiorello, Nicole Grimaudo, Leo Gullotta, Gisella Marengo, Gabriele Lavia, Giovanni Gambino, Davide Viviani, Mariangela Di Cristina, Giuseppe Garufì, Gaetano Sciortino, Giuseppe Russo, Maurizio San Fratello, Valentina Rubino, Desirée Rubino, Anna Faranna

Tahun Rilis: 2009

Sekali lagi Siscilia dipakai Giuseppe Tornatore sebagai setting, setelah sebelumnya dipampangkan habis-habisan dalam Nuovo Cinema Paradiso, Malèna, dan L'Uomo delle stelle, seperti tidak habis-habis saja cerita Tornatore tentang kampung halamannnya itu. Kalau Cinema Paradiso menceritakan tentang kehidupan seorang Salvatore di tiga usia berbeda: kanak-kanak, remaja, dan dewasa, Baarìa malah lebih luas lagi, menceritakan tentang kehidupan Peppino Terranova dalam tiga generasi: generasi bapak Peppino (ketika Peppino muda), generasa Peppino, dan generasi anak Peppino. Baarìa tampil seakan-akan seperti riwayat hidup full dari seorang Peppino Terranova.

http://1.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TQ-TBlXR1uI/AAAAAAAAB0Y/d6p6Q5BKE9c/s1600/Kinema.jpg

Baarìa masuk jajaran salah satu nominator Best Foreign Language Golden Globe 2010 bersama Un prophète, La Nana, Los abrazos rotos, dan Das weiße Band (pemenang). Mulai dari durasi epik, nuansa, tema, hingga latar Sicilia, Baarìa punya banyak kemiripan dengan masterpiece Giuseppe Tornatore, Cinema Paradiso. Sayangnya, Baarìa tidak se-masterpiece Cinema Paradiso. Walaupun begitu, Baarìa tetap berhasil mempertontonkan sebuah perjalanan cinta, kematian, kerusuhan sosial, permasalahan rumah tangga, permasalahan politik, sampai permasalahan seputar menanggapi perubahan zaman. Semua pemain memberikan penampilan yang sangat solid. Ditambah shot-shot yang memanjakan dan simbolisme-simbolisme yang menarik untuk dipecahkan, Baarìa termasuk tontonan yang menyenangkan. Well, menyenangkan menyaksikan sebuah perubahan zaman melalui kaca mata Peppino. Pada akhirnya, Tornatore menyuguhkan ending (bukan spoiler) yang seolah-olah berupa pertemuan masa lalu dan masa kini (atau pertemuan dua generasi manusia).

http://4.bp.blogspot.com/-0H2FLhaH8G0/TWvOgO_yp_I/AAAAAAAACNc/yP9H1lANsNk/s1600/B-.bmp

Cirque du Freak: The Vampire's Assistant


Sutradara: Paul Weitz
Pemain: John C. Reilly, Ken Watanabe, Josh Hutcherson, Chris Massoglia, Ray Stevenson, Patrick Fugit, Orlando Jones, Willem Dafoe, Salma Hayek

Tahun Rilis: 2009

Diangkat dari novel trilogi Vampire Blood karya Darren Shan.

Setelah The Twilight Sagas masih perlukah sebuah film teen-filck-vampir lagi? Sayangnya ada orang yang merasa masih! Tidak usah heran lagi kalau trilogi vampir dari Darren Shan diangkat jadi another vampire-teen-flick. Chris Massoglia dipasang sebagai pemeran utama. Berita baiknya, doi bukanlah Robert Pattinson. Dan berita buruknya, doi tidak lebih baik dari Robert Pattinson.

Berita baiknya lagi, Cirque du Freak: The Vampire's Assistant lebih ke arah fantasi ketimbang romansa-romansa gombal ABG labil. Dan berita buruknya, fantasi yang disajikan Cirque du Freak: The Vampire's Assistant is a total bore. Susah malah mencari sisi bagus film ini. Karena ini resensi singkat, saya cuma bakal bilang this movie suck in every part of it.

http://3.bp.blogspot.com/-HrnJzFBqkWE/TWvSnLDFJEI/AAAAAAAACNs/dplSEkLtvWY/s1600/E.bmp


Art School Confidential

Sutradara: Terry Zwigoff
Pemain: Max Minghella, Sophia Myles, John Malkovich, Jim Broadbent, Matt Keeslar, Ethan Suplee, Joel Moore, Nick Swardson, Adam Scott, Anjelica Huston

Tahun Rilis: 2006

Orang yang bodoh Matematika bisa jadi pintar Matematika asalkan belajar dengan giat, tapi beda halnya dengan bakat seni. Seniman jauh lebih kompleks lagi. Seniman tidak dibuat. Seniman tidak dipelajari. Tapi seniman dilahirkan. Kita tidak bisa memaksa seseorang dengan suara buruk nan cempreng untuk tiba-tiba bisa menyanyi merdu. Begitu pula halnya dengan melukis. Berkisah tentang obsesi-obsesi Jerome (Max Minghella) ketika belajar di sebuah sekolah seni, dan pada akhirnya Jerome sendiri bakal belajar arti dasar dari seni itu sendiri, lalu menerapkannya bukan hanya pada karya-karyanya tapi juga pada kenyataan yang harus dihadapinnya.

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TKFxhVj_TtI/AAAAAAAABSI/WazJvMRurq4/s1600/Kinema.jpg

Bagi yang tidak tahu, Terry Zwigoff sebelumnya pernah menelurkan sebuah film dokumenter yang sangat memukau, Crumb, tentang Robert Crumb. Art School Confidential tercatat sebagai film terakhirnya sejauh ini. Max Minghella, anak dari almarhum Anthony Minghella (The English Patient, The Talented Mr. Rippley, dan Cold Mountain) yang sebelumnya membintangi Bee Season, memberikan penampilan yang cukup memukau sebagai tokoh utama. Saya suka bagaimana John Malkovich membawakan tokohnya, dan saya juga suka dosen seni bijak yang diperankan oleh Angelica Huston. Cerita Art School Confidential juga mencangkup sebuah pembunuhan berantai. Sebuah pilihan bijak plot tentang pembunuhan berantai ini tetap berposisi sebagai bumbu, bukan suguhan utama. Dan pada akhirnya plot tentang pembunuhan berantai ini tetap bisa difungsikan dengan baik. Tapi pada dasarnya, subplot tetang pembunuh berantai ini adalah mubazirisme. Saya sendiri lebih menikmati menyaksikan bagaimana usaha Jerome mengejar obsesi-obsesinya di sekolah seni, ketimbang sekedar pembunuhan berantai. This is not a gore thriller for God sake, this is Art School Confidential.

http://1.bp.blogspot.com/-nhStlHuwPw8/TWvFtSuSwNI/AAAAAAAACMk/29KSHDpWz7U/s1600/B%252B.bmp

Sabtu, 18 September 2010

The Love of Zero

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Robert Florey
Pemain: Joseph Marievsky, Tamara Shavrova, Anielka Elter, Captain Marco Elter, Arthur Hurni

Tahun Rilis: 1927

Film pendek berdurasi lima belas menit ini memiliki nuansa impresionalisme, cenderung ekspresionisme yang kental. Film ini dibuat cuma dalam waktu satu hari pada bulan Maret 1928 dengan budget $200 (yang terbilang cukup murah bahkan di masa itu).

Jumat, 17 September 2010

Ritual in Transfigured Time

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)

http://2.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TJRRS2NsCVI/AAAAAAAABQg/6o7MmzzVqSQ/s1600/Kinema.jpg

Sutradara:
Maya Deren
Pemain: Rita Christiani, Maya Deren, Anaïs Nin, Frank Westbrook

Tahun Rilis: 1946

Sebelumnya saya tidak terlalu dengan sutradara wanita yang satu ini. Saya hanya pernah membaca namanya di sebuah artikel sebagai salah satu sutradara avant-garde era 40-50-an yang pernah mengkritik keras monopoli Hollywood terhadap perfilman Amerika.

Kamis, 16 September 2010

Ma mère

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Christophe Honoré
Pemain:
Isabelle Hupert, Louis Garrel, Joana Preiss, Emma de Caunes, Philipe Duclos, Jean-Baptiste Montagut

Tahun Rilis: 2004

Diadaptasi dari novel Ma mère karya George Bataille.

Film yang akan saya bahas kali ini termasuk film dengan yang sulit untuk ditonton. Kebanyakan orang mungkin bakal mengutuk film ini. Mungkin banyak juga orang yang tidak sanggup menyimak film semacam ini sampai akhir. Ada orang-orang yang bakal melabeli film semacam ini sebagai film eksploitatif. Saya peringatkan, Ma mère adalah film yang mempertontonkan adegan-adegan seks secara eksplisit. Buat yang merasa jijik-jijikan dengan film yang membahas tema seksual, sebaiknya skip saja resensi ini.

Rabu, 15 September 2010

Predators

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Nimród Antal
Pemain: Adrien Brody, Laurence Fishburne, Topher Grace, Alice Braga, Danny Trejo, Walton Goggins, Oleg Taktarov, Mahershalalhashbaz Ali, Louis Ozawa Changchien

Tahun Rilis: 2010

Predators, film ketiga dari franchise Predator yang dulu dibintangi Arnold Schwarzenegger akhirnya tayang di twenty-one Solobioskop yang selalu telat banget kalau sudah urusan film-film non-lokal, tapi cepet banget kalau urusan Nayato Fio Naula, KK Dheeraj, dan Maxima Pictures. Para penggemar franchise ini mungkin bertanya kenapa butuh waktu yang sangat lama, 20 tahun dari film sebelumnya, bagi franchise Predator untuk meluncurkan film ketiganya? Padahal Twilight Saga saja cuma butuh waktu satu tahun per film. Dan jangan tanya berapa laju produksi film seorang Nayato Fio Naula tahuh ini!

Selasa, 14 September 2010

The Butterfly

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Nayato Fio Naola
Pemain:
Andhika Pratama, Debby Kristy, Poppy Sovia

Tahun Rilis: 2007

Dalam sebuah wawancara dengan Nayato, The Butterfly konon adalah masterpiece-nya. Di Facebook pun banyak yang bilang kalau The Butterfly ini film yang bagus, dan paling bagus (satu-satunya yang bagus) dari Nayato. Nayato sendiri bilang kalau perannya di lapangan sebagai sutradara tidak menonjol, dia tidak mau nama aslinya dicantumkan. Lalu munculah pseudoname (nama-nama kloningan) yang sebenarnya sudah tidak asing lagi: Koya Pagayo, Pingkan Utari, Ian Jacobs dan Ciska Doppert. Dari tahun 2002 sampai tahun 2010 ini, Nayato terhitung sudah 37 film yang dirilis oleh Nayato.

Monsieur Ibrahim et les fleurs du Coran

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: François Dupeyron
Pemain:
Omar Sharif, Pierre Boulanger, Gilbert Melki, Isabelle Renauld, Lola Naymark, Isabelle Adjani

Tahun Rilis: 2003
Judul Internasional: Monsieur Ibrahim atau Mister Ibrahim and the Flowers of the Qur'an

Diadaptasi dari novel dan naskah panggung Monsieur Ibrahim et les fleurs du Coran karya Éric-Emmanuel Schmitt.

Saya selalu suka dengan film-film yang membangun karakternya dengan baik, lalu memanfaatkan pembangunan karakternya itu dalam cerita (jadi gak mubazir). Kalau melihat daftar tiga besar film favorit saya, bisa dilihat selera film saya lebih ke arah “karakter.”

Sabtu, 11 September 2010

Nine

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Rob Marshall
Pemain:
Daniel Day-Lewis, Marion Cotillard, Penélope Cruz, Judi Dench, Fergie, Kate Hudson, Nicole Kidman, Sophia Loren

Tahun Rilis: 2009

Diadaptasi dari buku Nine karya Arthur Kopit.

Seringnya kita tahu, dengan melihat poster, nama sutradara, atau nama pemain, kalau film tertentu adalah film yang buruk, atau sebaliknya. Tapi tidak jarang juga kita tertipu oleh sebuah judul film yang sepertinya bakal dipuja-puji kritikus bahkan sukses di festival. Nine salah satunya.

Angus, Thongs and Perfect Snogging

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Gurinder Chadha
Pemain:
Georgia Groome, Eleanor Tomlinson, Aaron Johnson, Alan Davies, Karen Taylor, Sean Bourke, Liam Hess, Kimberley Nixon, Tommy Bastow, Manjeeven Grewal, Georgia Henshaw

Tahun Rilis: 2008

Diadaptsi dari novel Angus, Thongs and Full-Frontal Snogging dan It's OK, I'm Wearing Really Big Knickers karya Louise Rennison.

Angus adalah nama kucing milik tokoh utama. Thong adalah jenis celana dalam yang menonjolkan daging-daging bagian belakang. Angus dan thong jadi berperan di film untuk mendapatkan perfect snogging (ciuman sempurna).

Fei Chang Wan Mei (非常完美)

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Eva Jin
Pemain:
Zhang Ziyi, Fan Bingbing, Peter Ho, So Ji-sub, Yao Chen, Ruby Lin

Tahun Rilis: 2009
Judul Internasional: Sophie's Revenge

Zhang Ziyi duduk di bangku produser, sekaligus pemain, untuk pertama kali. Bedanya, film investasi pertama Zhang Ziyi ini bukan epik, melainkan romantic comedy. Yang artinya, penampilan perdana pula bagi Zhang Ziyi untuk tampil di film yang tidak ada pedang atau pistol. Andai kata film ini bukan film Zhang Ziyi, mungkin saya tidak akan tertarik menyentuh kotak VCD-nya, karena pada dasarnya Sophie's Revenge hanya sekedar another rom-com Asia.

Rabu, 08 September 2010

Mon fils à moi

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Martial Fougeron
Pemain:
Nathalie Baye, Victor Sévaux, Olivier Gourmet, Marie Kremer, Emmanuelle Riva, Michèle Moretti, Valentine Stach, Thomas Silberstein, Nicole Gros

Tahun Rilis: 2006

Film-film bermuatan jahat, kelam, kejam, dan amoral memang bukan hal baru di dunia perfilman. Tema incest, yang memang jahat, kejam, kelam, amoral, dan menjijikkan, juga bukan barang baru. Sebut saja di antaranya My Son, My Lover (1970), Ma mère (2004), Savage Grace (2007), dan film Perancis yang akan dibahas ini, Mon fils à moi.

Jamila dan Sang Presiden

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Ratna Sarumpaet
Pemain:
Atiqah Hasiholan, Christine Hakim, Eva Celia, Dwi Sasono, Fauzi Baadilah, Surya Saputra, Adjie Pangestu, Marcelino Lefrandt, Jajang C. Noer, Ria Irawan

Tahun Rilis: 2009
Judul Internasional: Jamila and the President

Diadaptsi dari drama panggung Pelacur dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet.

Ada film yang memang ditujukan untuk berpesan (menyampaikan pesan), entah itu pesan moral, pesan sosial, politikal, atau berbagai macam pesan-pesan lainnya. Beberapa film tersebut berhasil menyampaikan pesannya dengan baik, tidak lain karena didiukung oleh eksekusi total yang bagus. sayangnya ada juga film dengan pesan baik tetap saja gagal menjadi film yang bagus. Kegagalan ini bisa disebabkan oleh banyak poin, beberapanya karena eksekusi yang sangat memprihatinkan. Jamila dan Sang Presiden ini salah satunya.

Senin, 06 September 2010

The Secret Garden

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Agnieszka Holland
Pemain:
Kate Maberly, Heydon Prowse, Irène Jacob, Andrew Knott, Maggie Smith, Laura Crossley, John Lynch, Walter Sparrow

Tahun Rilis: 1993

Diangkat dari novel The Secret Garden karya Frances Hodgson Burnett.

Dewasa ini, ketika pop kultur bahkan sudah meracuni film-film anak-anak (lihat Hannah Montana), tidak ada salahnya kembali ke beberapa dekade silam, menyimak kembali contoh film anak-anak yang masih murni anak-anak. The Secret Garden ini contohnya.

Gattaca

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Andrew Niccol
Pemain:
Ethan Hawke, Uma Thurman, Jude Law, Gore Vidal, Loren Dean, Xander Berkeley, Jayne Brook, Elias Koteas, Maya Rudolph, Blair Underwood, Ernest Borgnine, Tony Shalhoub, Alan Arkin

Tahun Rilis: 1997

Dalam dunia futuristik Gattaca yang berlatar “the not-so-distant future” (masa depan yang tidak begitu jauh), bioteknologi sudah berkembang pesat—lebih pesat dari 2010 ini. Di masa ini rekayasa genetika sudah legal, bahkan berperan penting dalam penentuan status sosial. Bayi-bayi diproduksi secara berkala dengan spesifikasi tertentu sesuai kebutuhan. Bukan masa depan yang sempurna, tentu, tapi sebagai hasilnya, Gattaca tidak menjadi sekedar sci-fi thriller, lebih jauh lagi, Gattaca adalah sebuah kisah ketika sains sudah berjalan melampaui batasan moral dan etika.

Minggu, 05 September 2010

Alraune

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Henrik Galeen
Pemain:
Brigitte Helm, Paul Wegener, Iván Petrovich, Wolfgang Zilzer, Louis Ralph, Hans Trautner, John Loder, Mia Pankau, Valeska Gert, Georg John, Alexander Sascha, Heinrich Schroth

Tahun Rilis: 1928
Judul Alternatif: Unholy Love, Mandrake, atau A Daughter of Destiny

Diangkat dari novel Alraune karya Hanns Heinz Ewers.

Novel Alraune karya Hanns Heinz Ewers tercatat sudah tiga kali diadaptasi ke layar lebar: Alraune (1918), sebuah film bisu Hungaria yang sekarang dikategorikan “lost film” (film hilang); Alraune, die Henkerstochter, genannt die rote Hanne (1918) sebuah film bisu produksi German; dan Alraune (1928), adaptasi film bisu kedua dari German. Versi 1928 dianggap versi terbaik dari ketiga adaptasi Alraune.

Cousin, Cousine

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Jean-Charles Tacchella
Pemain:
Marie-Christine Barrault, Victor Lanoux, Marie-France Pisier, Guy Marchand, Ginette Garcin, Sybil Maas, Popeck, Pierre Plessis, Catherine Verlor, Hubert Gignoux

Tahun Rilis: 1975

Cousin, Cousine mendapat tiga nominasi Oscar di tahun 1976: nominasi Best Actress untuk Marie-Christine Barrault, nominasi Best Foreign Language Film dari Perancis, dan nominasi Best Screenplay Written Directly for the Screen. Film ini dikalahkan La Victoire en chantant', film dari Republik Côte d'Ivoire, untuk kategori Best Foreign Language Film Oscar.

Sabtu, 04 September 2010

Das Boot

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Wolfgang Petersen
Pemain:
Jürgen Prochnow, Herbert Grönemeyer, Klaus Wennemann, Hubertus Bengsch, Martin Semmelrogge, Bernd Tauber, Erwin Leder, Martin May, Heinz Hoenig, Uwe Oschenknecht, Claude-Oliver Rudolph, Jan Fedder, Ralf Richter, Joachim Bernhard, Olivier Stritzel

Tahun Rilis: 1981

Film asal German ini ber-setting tahun 1942 di tengah-tengah Battle of the Atlantic (1939-1945). Tepatnya, di sebuah misi armada kapal selam U-Boat milik German untuk menghancurkan kapal-kapal angkutan milik armada Inggris. Dilindung oleh kapal-kapal tipe Destroyer, kapal-kapal selam U-Boat milik German kalah. Das Boot menyoroti pengalaman para awak salah satu kapal selam german itu, kapal selam U-96. Garis besarnya, Das Boot menjelajahi bagaimana para kru U-96 mempertahankan profesionalisme mereka sebagai tentara, bagaimana usaha mereka melakukan misi yang super-sulit, dan bagaimana mereka berusaha mengerti dan patuh pada ideologi pemerintahan tempat mereka mengabdi.

Mission: Impossible

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Brian De Palma
Pemain:
Tom Cruise, Jon Voight, Emmanuelle Béart, Henry Czerny, Jean Reno, Ving Rhames, Kristin Scott Thomas, Vanessa Redgrave, Emilio Estevez, Ingeborga Dapkunaite, Karel Dobrý

Tahun Rilis: 1996

Film ini diadaptasi dari serial televisi Mission: Impossible.

Bertahun-tahun sebelum bermain sebagai agen rahasia (yang seperti seorang) maniak di Knight and Day, Tom Cruise juga memerankan mata-mata di Mission: Impossible. Bedanya, mata-mata yang diperankan Tom Cruise di Mission: Impossible lebih cool ketimbang peranny di Knight and Day. Begitu juga filmnya.

Mission: Impossible lebih tepat disebut action-thriller ala klasik. Banyak sentuhan nuansa-nuansa klasik di sini. Berita baiknya, Mission: Impossible tidak hanya menyuguhkan aksi-aksi semata, tapi juga storyline, plot, dan twist.

Tom Cruise berperan sebagai Ethan Hunt, seorang agen rahasia IMF (Impossible Missions Force)—cabang (fiksional) tidak resmi dari CIA. Bersama lima anggota tim, yang dikepalai oleh Jim Phelps (Jon Voight), Ethan diberikan sebuah misi mencegah seorang pembelot yang khendak menjual daftar NOC (Non-official cover)—semacam daftar nama agen rahasia. Adegan-adegan selanjutnya berupa rentetan teknik-teknik mata-mata klasik: kacamata berkamera, mikrofon samaran, laptop, penyamaran, ID palsu, pisau, pistol, sampai adegan mobil meledak.

http://4.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TIiNKz--JeI/AAAAAAAABOI/CEXRJZ51gbw/s1600/Kinema.jpg

Seiring berjalannya waktu, fakta demi fakta pun terbongkar. Layaknya Knight and Day dan Salt, tidak perlu terlalu mengandalkan logika dalam Mission: Impossible. Mission: Impossibl disutradarai oleh Brian De Palma, salah satu sutradara yang pakem di genre thriller ala Hitchcockian. Brian De Palma sendiri memang mengrahkan Mission: Impossible ke arah style ketimbang story—merupakan pilihan yang tepat untuk film ini.

Dari segi karakter dan penampilan pemain, cuma Tom Cruise sebagai tokoh utama, Vanessa Redgrave sebagai pialang senjata, dan Jon Voight sebagai you know who yang berhasil menarik perhstian. Terutama Vanessa Redgrave yang berhasil menyita perhatian dengan tone suara, gestur, dan mimik muka.

Untuk aksinya, tidak perlu diragukan lagi karya Brian de Palma ini. Lihat saja ending-nya yang berupa kejar-kejaran di atas atap kereta hingga sebuah helikopter pun menyusup ke dalam terowongan kereta api. Spesial efek yang disuguhkan Brian de Palma memang menggugah—setidaknya untuk ukuran era film ini. Mungkin bakal muncul pertanyaan: muatkah baling-baling helikopter itu di dalam terowongan? Muat atau tiadaknya, tidak perlu diambil pusing. Sesuai dengan judulnya, Mission: Impossible, nikmati saja ke-impossible-an di sepanjang film. Lupakan logika kritis. Style dalam Mission: Impossible termasuk nikmat untuk ukuran film hiburan.

http://3.bp.blogspot.com/-R75uikEntM4/TWvFTSwAYZI/AAAAAAAACMc/8ZMgPBzkWLg/s1600/C%252B.bmp

Rabu, 01 September 2010

The Bodyguard

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Mick Jackson
Pemain:
Kevin Costner, Whitney Houston, Gary Kemp, Bill Cobbs, Ralph Waite, Tomas Arana, Michele Lamar Richards, Mike Starr, Christopher Birt, DeVaughn Nixon

Tahun Rilis: 1992

Debutan Whitney Houston ini dikategorikan dalam romantic thriller. Saya menangkap sisi romantic-nya. Well made. Sejujurnya, saya lebih suka menyebut The Bodyguard sebagai film tentang hubungan ketimbang romantic. Malahan, saya menikmati eksplorasi hubungan antara tokoh Whitney Houston dan tokoh Kevin Costner. As for the thriller, well, for entertainmentand for the plot device itselfit was okay.

Sejujurnya lagi, saya malah lebih menikmati The Bodyguard sebagai film tentang juktaposisi dua prioritas yang saling berlawanan ketimbang romance-nya. Maksudnya? Untuk itu lebih baik saya jabarkan dulu garis besar cerita The Bodyguard.

The Bodyguard dibintangi oleh Whitney Houston, sang diva, yang berperan sebagai seorang diva, Rachel Marron, yang sama sukses dan sama terkenalnya dengan Whitney Houston sendiri. Untuk ukuran debutan, Whitney Houston terbilang memilih peran yang sangat aman. Amat sangat aman malah, karena tidak lain Whitney Houston sama sekali tidak perlu berakting macam-macam. Simpelnya, Whitney Houston memerankan tokoh yang kurang lebih dirinya sendiri. Sedangkan Kevin Costner berperan sebagai Frank Farmer, bodyguard kelas atas yang masih shock karena usaha pembunuhan Presiden Ronald Reagan, salah satu kliennya—fakta fiksional.

Rachel menerima surat ancaman kematian berkala dari seorang maniak, dan Farmer diperkerjakan sebagai bodyguard. Di sinilah thriller-nya. Tapi thriller-nya sendiri sebenarnya tidak terlalu penting, sekedar bumbu, bukan daya tarik utama film ini. Arah jainan cerita pun sebenarnya sudah bisa ditebak. Saya yakin penggila film manapun (yang ngaku demen film) pasti sudah menebak.

Tapi kemenarikan The Bodyguard bukan pada tebak-tebakan siapa sebenarya pelaku di balik surat-surat ancaman itu. Ya, ada suspense di film ini. Dan mengenai suspense-nya, saya justru merasa film ini agak curang. Tapi daya tarik The Bodyguard bukan pada suspense-nya, melainkan pada hubungan antara Rachel dan Frank.

http://3.bp.blogspot.com/_FWlFbU673eI/TH5zWzFTHDI/AAAAAAAABJw/1oZWjCxuWDE/s1600/Whitney+Houston+Kevin+Coastner.jpg

Ada juktaposisi yang terbangun cukup baik, seperti yang saya sebutkan di awal. Rachel, seorang diva, jelas prioritas utamanya menghibur para penggemarnya yang sudah membawa namanya menuju ketenaran dan kesuksesan. Itu obligasi Rachel sebagai penyanyi. Sementara Frank, sang bodyguard, prioritas utamanya justru melindungi Rachel dari anarkisme dan fanatisme para fans. Itu obligasi Frank sebagai bodyguard. Terjadilah tensi antara dua orang yang seharusnya saling kooperatif ini.

Ada beberapa fakta tentang sinsme Hollywood di film ini, salah satunya yang paling terasa adalah tentang manager yang lebih mementingkan publisitas dan karir sang aktris ketimbang keselamatan aktris itu sendiri. Whitney Houston dinominasikan Razzie di film ini. Saya sama sekali tidak melihat ada yang salah dengan penalmpilan Whitney Houston. Kalau dilihat dari penampilannya, penampilan Whitney Houston terbilang oke. Memang, kalau dilihat dari pemainnya, jelas tidak ada yang perlu di-applause dari penampilan Whitney Houston ini, karena dia jelas sekali cuma perlu berperan sebagai dirinya sendiri. Kevin Costner juga memperlengkap film ini dengan penampilannya.

Konon film ini sebenarnya direncanakan diproduksi tahun 1976, dengan Steve McQueen (aktor ternama era 60-70-an, nominator Oscar di film The Sand Pebbles) dan Diana Ross (diva yang pernah meraih nominasi Oscar melalui Lady Sings the Blues) hendak dipasangkan sebagai pemeran utama. Saya tidak bisa membayangkan versi mana yang bakal lebih baik. Untuk versi Houston-Costner sendiri, sekalipun masih ada kekurangan di sana-sini, saya cukup menikmati.

http://4.bp.blogspot.com/-ol3Ag0qoak8/TWvKBW3RH8I/AAAAAAAACNE/W3FzLYGUHn0/s1600/C.bmp