Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Sharon Maguire
Pemain: Renée Zellweger, Hugh Grant, Colin Firth, Jim Broadbent, Gemma Jones
Tahun Rilis: 2001
Diangkat dari novel Bridget Jones's Diary karya Helen Fielding.
Bridget Jones adalah seorang gadis (atau wanita) Inggris yang masih lajang di usia 30-an tahun, hidup nyaris tidak teratur, takut jadi perawan tua, alkoholik, megalomaniak, lemot terutama untuk urusan berbicara di depan publik, bertubuh tidak ideal, dan berniat mengubah total kebiasaan hidupnya di ulang tahunnya yang ke-32. Yang paling menarik dari Bridget Jones's Diary adalah menyaksikan seorang Renée Zellweger menyulap dirinya menjadi si-chubby Bridget Jones.
Simpelnya, Bridget Jones's Diary tidak lain adalah sebuah romcom (romantic comedy) tentang menemukan orang (baca: pasangan) yang tepat di waktu yang tepat (atau bisa juga di waktu yang tidak tepat). Tema ini sudah-sudah sangat umum dan sangat-sangat klasik untuk sebuah romcom, walaupun begitu Bridget Jones's Diary mampu menampilkan adegan-adegan komik-romantik yang tetap terasa segar.
Helen Fielding sendiri menyatakan kalau novelnya ini memang terinspirasi dari Pride and Prejudice, sebuah karya roman karangan Jane Austen yang sudah tidak perlu ditanyakan lagi ketenarannya. Dan tidak perlu heran kalau pria yang diperkenalkan dengan Bridget (oleh ibunya) bernama belakang “Darcy” (Colin Firth). Jadi tidak perlu heran lagi kalau Mr. Darcy ini berlidah tajam dan sangat ketus pada Bridget saat perkenalan. Dan tentu tidak perlu heran kalau pada akhirnya sikap muncul pride (harga diri) dan prejudice (prasangka) terhadap si Mr. Darcy.
Ketimbang jatuh cinta dengan si Mr. Darcy, Bridget Jones malah menjalin hubungan dengan bos-nya, Daniel Cleaver (Hugh Grant), sekalipun si bos ini seorang womanizer. Hubungan ini dimulai dari kirim-kiriman e-mail seronok antara Bridget dan si bos. Di suatu kesempatan, Daniel mengaku pada Bridget bahwa dahulu dia dan Darcy bersahabat, sampai akhirnya Darcy berselingkuh dengan tunagannya. Sudah tidak perlu disangkal lagi, si bos ini adalah versi Bridget Jones's Diary dari tokoh George Wickham, lelaki menawan yang juga mengatakan hal serupa tapi tak sama pada Elizabeth Bennet.
Untuk sebuah komedi yang bertopang pada tokoh utamanya, si Bridget Jones, film ini sangat terbantu oleh penampilan Renée Zellweger. Renée Zellweger tidak hanya memberikan penampilan sebagai Bridget Jones dari fisik semata (mulai dari menambah lemak di tubuhnya sampai aksen Inggris yang buat saya termasuk bagus, untuk seorang aktris Amerika), tapi juga berhasil memerankan tokohnya sampai level di mana penonton sangat-sangat menaruh simpati dan perhatian padanya. Terlebih Renée Zellweger tidak mengabaikan unsur puppy dan komikal dari tokohnya. Pemain lain yang juga patut di-applause adalah Hugh Grant yang cukup berhasil memerankan si brengsek, setelah sebelumnya (dan biasanya) memerankan pria baik-baik seperti di Notting Hill.
Kalau American Film Institute mendefinisikan romantic comedy sebagai sebuah kisah percintaan yang disuguhkan dalam situasi komikal, maka Bridget Jones's Diary sudah cukup berhasil melakukan itu. Film ini punya situasi komikal yang terbangun cukup rapi lengkap dengan suasananya, dan dilengkapi pula dengan penokohan komikal yang turut menunjang.
Pemain: Renée Zellweger, Hugh Grant, Colin Firth, Jim Broadbent, Gemma Jones
Tahun Rilis: 2001
Diangkat dari novel Bridget Jones's Diary karya Helen Fielding.
Bridget Jones adalah seorang gadis (atau wanita) Inggris yang masih lajang di usia 30-an tahun, hidup nyaris tidak teratur, takut jadi perawan tua, alkoholik, megalomaniak, lemot terutama untuk urusan berbicara di depan publik, bertubuh tidak ideal, dan berniat mengubah total kebiasaan hidupnya di ulang tahunnya yang ke-32. Yang paling menarik dari Bridget Jones's Diary adalah menyaksikan seorang Renée Zellweger menyulap dirinya menjadi si-chubby Bridget Jones.
Simpelnya, Bridget Jones's Diary tidak lain adalah sebuah romcom (romantic comedy) tentang menemukan orang (baca: pasangan) yang tepat di waktu yang tepat (atau bisa juga di waktu yang tidak tepat). Tema ini sudah-sudah sangat umum dan sangat-sangat klasik untuk sebuah romcom, walaupun begitu Bridget Jones's Diary mampu menampilkan adegan-adegan komik-romantik yang tetap terasa segar.
Helen Fielding sendiri menyatakan kalau novelnya ini memang terinspirasi dari Pride and Prejudice, sebuah karya roman karangan Jane Austen yang sudah tidak perlu ditanyakan lagi ketenarannya. Dan tidak perlu heran kalau pria yang diperkenalkan dengan Bridget (oleh ibunya) bernama belakang “Darcy” (Colin Firth). Jadi tidak perlu heran lagi kalau Mr. Darcy ini berlidah tajam dan sangat ketus pada Bridget saat perkenalan. Dan tentu tidak perlu heran kalau pada akhirnya sikap muncul pride (harga diri) dan prejudice (prasangka) terhadap si Mr. Darcy.
Ketimbang jatuh cinta dengan si Mr. Darcy, Bridget Jones malah menjalin hubungan dengan bos-nya, Daniel Cleaver (Hugh Grant), sekalipun si bos ini seorang womanizer. Hubungan ini dimulai dari kirim-kiriman e-mail seronok antara Bridget dan si bos. Di suatu kesempatan, Daniel mengaku pada Bridget bahwa dahulu dia dan Darcy bersahabat, sampai akhirnya Darcy berselingkuh dengan tunagannya. Sudah tidak perlu disangkal lagi, si bos ini adalah versi Bridget Jones's Diary dari tokoh George Wickham, lelaki menawan yang juga mengatakan hal serupa tapi tak sama pada Elizabeth Bennet.
Untuk sebuah komedi yang bertopang pada tokoh utamanya, si Bridget Jones, film ini sangat terbantu oleh penampilan Renée Zellweger. Renée Zellweger tidak hanya memberikan penampilan sebagai Bridget Jones dari fisik semata (mulai dari menambah lemak di tubuhnya sampai aksen Inggris yang buat saya termasuk bagus, untuk seorang aktris Amerika), tapi juga berhasil memerankan tokohnya sampai level di mana penonton sangat-sangat menaruh simpati dan perhatian padanya. Terlebih Renée Zellweger tidak mengabaikan unsur puppy dan komikal dari tokohnya. Pemain lain yang juga patut di-applause adalah Hugh Grant yang cukup berhasil memerankan si brengsek, setelah sebelumnya (dan biasanya) memerankan pria baik-baik seperti di Notting Hill.
Kalau American Film Institute mendefinisikan romantic comedy sebagai sebuah kisah percintaan yang disuguhkan dalam situasi komikal, maka Bridget Jones's Diary sudah cukup berhasil melakukan itu. Film ini punya situasi komikal yang terbangun cukup rapi lengkap dengan suasananya, dan dilengkapi pula dengan penokohan komikal yang turut menunjang.
Keren neh film, asik banget buat ditonton, Colin Firth karakternya mirip sama waktu di King Speech Aplikasi Android, Game Android, BBM Mod, Trik Komputer
BalasHapus