Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Ken Loach
Pemain: Cillian Murphy, Pádraic Delaney, Liam Cunningham, Orla Fitzgerald, Laurence Barry, Mary Murphy, Mary O'Riordan, Myles Horgan, Martin Lucey, Roger Allam, William Ruane
Tahun Rilis: 2002
Sebuah Perjuangan Kemerdekaan Berbalut Politik
IDEALISME Ken Loach sebagai sutradara dalam film-film sosio-realis-nya memang sudah sangat kental dan cukup terkenal. Sebut saja tema seputar ke-tunawisma-an yang dikupasnya dalam film “Cathy Comes Home” dan tema hak-hak buruh yang diusungnya dalam “Riff-Raff”. Maka tidak heran kalau tiba-tiba Ken Loach mengangkat tema perjuangan sebuah kemerdekaan di film ini. Lagipula, sebelumnya pun sudah pernah muncul film bikinan Ken Loach dengan tema serupa: “Land and Freedom” yang mendapat pujian luas di festival-festival berskala internasional.
Idealisme seorang Ken Loach di film ini dibawakan dari kacamata Damien O'Donovan, seorang pria yang sesungguhnya ingin sekali menjadi seorang dokter namun terpaksa terlibat dalam sebuah konflik runyam bangsanya, Irlandia. Menyaksikan sendiri pembunuhan keji temannya, Micheál Ó Súillebheán, oleh prajurit-prajurit kejam Inggris (yang saat itu menguasai Irlandia) hanya karena Micheál tidak mau menyebut nama Inggrisnya. Bergejolaklah nilai-nilai patriotrisme dalam diri Damien, karena itu akhirnya dia memtuskan untuk bergabung dengan salah satu pasukan IRA (Irish Republican Army) yang di bawah pimpinan Teddy O'Donovan, saudaranya sendiri.
Dalam pemahaman siapapun yang membaca paragraf di atas pastilah membayangkan film ini berceirta seputar perjuangan sekelompok pasukan kecil merebut kemerdekaan dari pasukan yang jauh lebih besar. Sayangnya tidak, kacamata Loach dalam film ini jauh lebih dalam lagi ketimbang film perjuangan-perjuangan seklise itu. Perbedaan pemahaman pemahaman seputar tuntutan kemerdekaan yang hakiki menjadi nilai tambah yang sangat menarik dari Ken Loach di film ini.
Perbedaan Pandangan Perial Kemerdekaan yang Berujung pada Perang Saudara
Ketimbang menyajikan dentuman-dentuman senapan yang memacu adrenalin penonton, film ini lebih banyak menyajikan perdebatan-perdebatan pemahaman antar tokohnya – terutama antara dua tokoh utamanya, Teddy dan Damien, yang merupakan esensi paling menarik di film ini. Yap, bisa ditebak nuansa ketegangan politik, idealisme, moral, sosial serta propaganda perang yang kental di film ini.
Saya tidak akan berbicara banyak mengenai inti cerita film ini. Bayangkan! Bila perjuangan yang sudah susah payah ditempuh untuk meraih sesuatu yang disebut “kemerdekaan”, ternyata harus berujung pada suatu perang saudara yang pahit hanya karena “perbedaan idealisme (pandangan)”. Tragis, bukan? Dan hal itu digambarkan dengan cukup menarik dan cukup kritis di film ini. Sebuah film yang cukup berani, menurut saya (setidaknya perfilman Indonesia belum sampai pada tahap propaganda seberani ini).
Dan yang lebih memanjakan lagi, duel akting antara Cillian Murphy dan Pádraic Delaney sebagai kakak beradik O'Donovan membuat film ini sangat hidup. Belum lagi paket pemain-pemain pendukung yang tidak kalah hidupnya.
Semua paket lengkap suguhan dari Ken Loach itu sudah lebih dari cukup untuk membuat “The Wind That Shakes the Barley” patut untuk dipedulikan.
Sutradara: Ken Loach
Pemain: Cillian Murphy, Pádraic Delaney, Liam Cunningham, Orla Fitzgerald, Laurence Barry, Mary Murphy, Mary O'Riordan, Myles Horgan, Martin Lucey, Roger Allam, William Ruane
Tahun Rilis: 2002
Sebuah Perjuangan Kemerdekaan Berbalut Politik
IDEALISME Ken Loach sebagai sutradara dalam film-film sosio-realis-nya memang sudah sangat kental dan cukup terkenal. Sebut saja tema seputar ke-tunawisma-an yang dikupasnya dalam film “Cathy Comes Home” dan tema hak-hak buruh yang diusungnya dalam “Riff-Raff”. Maka tidak heran kalau tiba-tiba Ken Loach mengangkat tema perjuangan sebuah kemerdekaan di film ini. Lagipula, sebelumnya pun sudah pernah muncul film bikinan Ken Loach dengan tema serupa: “Land and Freedom” yang mendapat pujian luas di festival-festival berskala internasional.
Idealisme seorang Ken Loach di film ini dibawakan dari kacamata Damien O'Donovan, seorang pria yang sesungguhnya ingin sekali menjadi seorang dokter namun terpaksa terlibat dalam sebuah konflik runyam bangsanya, Irlandia. Menyaksikan sendiri pembunuhan keji temannya, Micheál Ó Súillebheán, oleh prajurit-prajurit kejam Inggris (yang saat itu menguasai Irlandia) hanya karena Micheál tidak mau menyebut nama Inggrisnya. Bergejolaklah nilai-nilai patriotrisme dalam diri Damien, karena itu akhirnya dia memtuskan untuk bergabung dengan salah satu pasukan IRA (Irish Republican Army) yang di bawah pimpinan Teddy O'Donovan, saudaranya sendiri.
Dalam pemahaman siapapun yang membaca paragraf di atas pastilah membayangkan film ini berceirta seputar perjuangan sekelompok pasukan kecil merebut kemerdekaan dari pasukan yang jauh lebih besar. Sayangnya tidak, kacamata Loach dalam film ini jauh lebih dalam lagi ketimbang film perjuangan-perjuangan seklise itu. Perbedaan pemahaman pemahaman seputar tuntutan kemerdekaan yang hakiki menjadi nilai tambah yang sangat menarik dari Ken Loach di film ini.
Perbedaan Pandangan Perial Kemerdekaan yang Berujung pada Perang Saudara
Ketimbang menyajikan dentuman-dentuman senapan yang memacu adrenalin penonton, film ini lebih banyak menyajikan perdebatan-perdebatan pemahaman antar tokohnya – terutama antara dua tokoh utamanya, Teddy dan Damien, yang merupakan esensi paling menarik di film ini. Yap, bisa ditebak nuansa ketegangan politik, idealisme, moral, sosial serta propaganda perang yang kental di film ini.
Saya tidak akan berbicara banyak mengenai inti cerita film ini. Bayangkan! Bila perjuangan yang sudah susah payah ditempuh untuk meraih sesuatu yang disebut “kemerdekaan”, ternyata harus berujung pada suatu perang saudara yang pahit hanya karena “perbedaan idealisme (pandangan)”. Tragis, bukan? Dan hal itu digambarkan dengan cukup menarik dan cukup kritis di film ini. Sebuah film yang cukup berani, menurut saya (setidaknya perfilman Indonesia belum sampai pada tahap propaganda seberani ini).
Dan yang lebih memanjakan lagi, duel akting antara Cillian Murphy dan Pádraic Delaney sebagai kakak beradik O'Donovan membuat film ini sangat hidup. Belum lagi paket pemain-pemain pendukung yang tidak kalah hidupnya.
Semua paket lengkap suguhan dari Ken Loach itu sudah lebih dari cukup untuk membuat “The Wind That Shakes the Barley” patut untuk dipedulikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar