Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Ruben Fleischer
Pemain: Jesse Eisenberg, Woody Harrelson, Emma Stone, Abigail Breslin
Tahun Rilis: 2009
Horror + Komedi
PERTAMA kalinya saya menulis resensi film “komedi konyol” yang bagus di sini. Tapi perlu diketahui, saya tidak anti dengan film komedi konyol, hanya saja saya tidak suka dengan komedi konyol yang isinya cuma konyol-konyolan belaka. Itulah stereotipe buruk “komedi konyol” Indonesia.
Lantas apa yang meyakinkan saya untuk menonton film ini? Apa yang meyakinkan saya film ini bukan film komedi konyol yang membuat saya bodoh sehingga akhirnya saya berani memasukkan disc pertama ke laptop? Jawabannya: Abigail Breslin. Adanya nama Abigail Breslin di kover VCD yang meyakinkan saya untuk menyimak film ini. Yap, saya penasaran dengan aktris cilik (yang bisa dibilang masih pra-ABG) yang mendapat nominasi Best Supporting Actress Oscar di film “Little Miss Sunshine” tahun 2006 lalu.
Tetapi setelah menyimak “Zombieland”, toh ternyata filmnya tidak konyol-konyol amat. Memang, tidak bisa juga dibilang realisme di mana tokoh-tokohnya tetap akan bertingkah masuk akal dalam kondisi ekstrem tersebut. Tapi tetap saja, adegan-adegan komedik di film ini tidak membuat saya merasa bodoh menyimaknya. Kalau dari wikipedia, “Zombieland” sendiri dikategorikan ke dalam genre “zombie comedy” atau bisa juga dikatakan “horror comedy”. Alasannya tentu sudah bisa ditebak dari poster atau judulnya. Setipe dengan “Otis” (salah satu film horror komedi dengan komedi konyol yang tidak membuat saya merasa bodoh), film ini menggabungkan horror dan komedi.
Ber-setting di suatu masa antah berantah ketika seisi manusia di muka bumi ini sudah berubah menjadi zombie. Tema itu agak mengingatkan dengan “I Am Legend” dan sederet judul film sejenis lainnya. Memang bisa dibilang bukan tema yang jarang ditemui. Film ini dipimpin oleh Jesse Eisenberg, aktor muda yang sayangnya tidak seterkenal Robert Pattinson. Padahal kalau melihat penampilan Jesse Eisenberg di film ini, he's a better actor dan RobPatt. Jesse bermain sebagai remaja bernyali kecut dengan sederet aturan-aturan (rules) yang dia tanam dalam-dalam di kepalanya bila ingin bertahan di Zombieland. Dalam perjalanannya menuju Columbus (karena itu tokoh ini dijuluki Columbus sepanjang film), dia bertemu dengan laki-laki, yang diperankan oleh Woody Harrelson, bergaya koboi yang bertampang sangar tapi sebenarnya berhati lembut yang tergila-gila dengan Twinkies (merek roti). Columbus pun melanjutkan perjalanan dengan menumpang mobil Tallahassee (nama kota asal koboi itu yang dijadikan nama panggilannya di film ini). Dalam perjalanan mereka pun bertemu dengan kakak beradik penipu: Wichita (diperankan Emma Stone) dan Little Rock (diperankan Abigail Breslin). Tidak diduga ternyata Wichita dan Little Rock berhasil mengelabui dua lelaki itu.
Layaknya horror comedy pada umumnya, “Zombieland” lebih menyajikan perjumpaan-perjumpaan “fantastis” (dalam tanda petik) dengan para zombie. Tapi bukan aksinya yang membuat film ini tidak membuat saya merasa bodoh, melainkan humornya. Humornya terasa segar dan menyenangkan. Memang bukan humor konyol yang bisa membuat saya ngakak gak karuan. Tapi yang saya suka dari humornya: humor di film ini tetap bisa berpadu-padan dengan suasana gloomy-nya (singkatnya: tidak terasa dipaksakan). Humor-humornya juga tidak seakan-akan sengaja dipaksakan tampil cuma sekedar untuk lucu-lucuan belaka (singkatnya: masih nyambung sama plot-nya). Plus, saya pun menemukan cukup banyak selentingan-selentingan sindiran pintar di dalam humornya (beberapa di antaranya sindiran seputar Facebook dan kehidupan selebritis Hollywood).
Nilai tambah lainnya adalah penokohan unik yang bisa dibilang terbagi rata: Columbus si remaja laki-laki pengecut, Tallahassee yang sangar tapi berhati pink, Wichita yang lady rocker berpadu dengan tokoh Sharon Stone di “Basic Instinct”, mungkin cuma Little Rock yang penokohannya tidak terlalu kuat tapi sangat terbantu dengan penampilan Abigail Breslin yang kuat. Jesse Eisenberg dan Woody Harrelson pun mampu membuat kedua tokoh mereka ini terlihat meyakinkan. Dan untuk Emma Stone, saya suka dengan suara serak-serak seksinya yang pas banget dengan tokohnya.
Untuk itu saya bilang, sekalipun komedi ini termasuk konyol, komedi ini tidak membuat saya merasa bodoh.
Sutradara: Ruben Fleischer
Pemain: Jesse Eisenberg, Woody Harrelson, Emma Stone, Abigail Breslin
Tahun Rilis: 2009
Horror + Komedi
PERTAMA kalinya saya menulis resensi film “komedi konyol” yang bagus di sini. Tapi perlu diketahui, saya tidak anti dengan film komedi konyol, hanya saja saya tidak suka dengan komedi konyol yang isinya cuma konyol-konyolan belaka. Itulah stereotipe buruk “komedi konyol” Indonesia.
Lantas apa yang meyakinkan saya untuk menonton film ini? Apa yang meyakinkan saya film ini bukan film komedi konyol yang membuat saya bodoh sehingga akhirnya saya berani memasukkan disc pertama ke laptop? Jawabannya: Abigail Breslin. Adanya nama Abigail Breslin di kover VCD yang meyakinkan saya untuk menyimak film ini. Yap, saya penasaran dengan aktris cilik (yang bisa dibilang masih pra-ABG) yang mendapat nominasi Best Supporting Actress Oscar di film “Little Miss Sunshine” tahun 2006 lalu.
Tetapi setelah menyimak “Zombieland”, toh ternyata filmnya tidak konyol-konyol amat. Memang, tidak bisa juga dibilang realisme di mana tokoh-tokohnya tetap akan bertingkah masuk akal dalam kondisi ekstrem tersebut. Tapi tetap saja, adegan-adegan komedik di film ini tidak membuat saya merasa bodoh menyimaknya. Kalau dari wikipedia, “Zombieland” sendiri dikategorikan ke dalam genre “zombie comedy” atau bisa juga dikatakan “horror comedy”. Alasannya tentu sudah bisa ditebak dari poster atau judulnya. Setipe dengan “Otis” (salah satu film horror komedi dengan komedi konyol yang tidak membuat saya merasa bodoh), film ini menggabungkan horror dan komedi.
Ber-setting di suatu masa antah berantah ketika seisi manusia di muka bumi ini sudah berubah menjadi zombie. Tema itu agak mengingatkan dengan “I Am Legend” dan sederet judul film sejenis lainnya. Memang bisa dibilang bukan tema yang jarang ditemui. Film ini dipimpin oleh Jesse Eisenberg, aktor muda yang sayangnya tidak seterkenal Robert Pattinson. Padahal kalau melihat penampilan Jesse Eisenberg di film ini, he's a better actor dan RobPatt. Jesse bermain sebagai remaja bernyali kecut dengan sederet aturan-aturan (rules) yang dia tanam dalam-dalam di kepalanya bila ingin bertahan di Zombieland. Dalam perjalanannya menuju Columbus (karena itu tokoh ini dijuluki Columbus sepanjang film), dia bertemu dengan laki-laki, yang diperankan oleh Woody Harrelson, bergaya koboi yang bertampang sangar tapi sebenarnya berhati lembut yang tergila-gila dengan Twinkies (merek roti). Columbus pun melanjutkan perjalanan dengan menumpang mobil Tallahassee (nama kota asal koboi itu yang dijadikan nama panggilannya di film ini). Dalam perjalanan mereka pun bertemu dengan kakak beradik penipu: Wichita (diperankan Emma Stone) dan Little Rock (diperankan Abigail Breslin). Tidak diduga ternyata Wichita dan Little Rock berhasil mengelabui dua lelaki itu.
Layaknya horror comedy pada umumnya, “Zombieland” lebih menyajikan perjumpaan-perjumpaan “fantastis” (dalam tanda petik) dengan para zombie. Tapi bukan aksinya yang membuat film ini tidak membuat saya merasa bodoh, melainkan humornya. Humornya terasa segar dan menyenangkan. Memang bukan humor konyol yang bisa membuat saya ngakak gak karuan. Tapi yang saya suka dari humornya: humor di film ini tetap bisa berpadu-padan dengan suasana gloomy-nya (singkatnya: tidak terasa dipaksakan). Humor-humornya juga tidak seakan-akan sengaja dipaksakan tampil cuma sekedar untuk lucu-lucuan belaka (singkatnya: masih nyambung sama plot-nya). Plus, saya pun menemukan cukup banyak selentingan-selentingan sindiran pintar di dalam humornya (beberapa di antaranya sindiran seputar Facebook dan kehidupan selebritis Hollywood).
Nilai tambah lainnya adalah penokohan unik yang bisa dibilang terbagi rata: Columbus si remaja laki-laki pengecut, Tallahassee yang sangar tapi berhati pink, Wichita yang lady rocker berpadu dengan tokoh Sharon Stone di “Basic Instinct”, mungkin cuma Little Rock yang penokohannya tidak terlalu kuat tapi sangat terbantu dengan penampilan Abigail Breslin yang kuat. Jesse Eisenberg dan Woody Harrelson pun mampu membuat kedua tokoh mereka ini terlihat meyakinkan. Dan untuk Emma Stone, saya suka dengan suara serak-serak seksinya yang pas banget dengan tokohnya.
Untuk itu saya bilang, sekalipun komedi ini termasuk konyol, komedi ini tidak membuat saya merasa bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar