Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: F.A. Brabec
Pemain: Martina Bezousková, Sylvie Kraslová, Sára Vorisková, Anna Bezousková, Dan Bárta, Linda Rybová, Jana Svandová, Vojtech Sahula, Nada Safratova, Karel Roden, Klára Sedlácková, Jirí Schmitzer, Bolek Polívka, Zuzana Bydzovská, Anna Geislerová, Marian Roden, Nina Divísková, Karel Dobry, Ivan Vyskocil, Jan Venclík, Vera Galatíková, Alena Mihulová, Stella Zázvorková, Katerina Janecková, Sandra Nováková, Jan Teplý
Tahun Rilis: 2000
Diangkat dari antologi puisi Kytice z pověstí národních (A Bouquet of National Legends) karya Antonín Dvořák.
Sutradara: F.A. Brabec
Pemain: Martina Bezousková, Sylvie Kraslová, Sára Vorisková, Anna Bezousková, Dan Bárta, Linda Rybová, Jana Svandová, Vojtech Sahula, Nada Safratova, Karel Roden, Klára Sedlácková, Jirí Schmitzer, Bolek Polívka, Zuzana Bydzovská, Anna Geislerová, Marian Roden, Nina Divísková, Karel Dobry, Ivan Vyskocil, Jan Venclík, Vera Galatíková, Alena Mihulová, Stella Zázvorková, Katerina Janecková, Sandra Nováková, Jan Teplý
Tahun Rilis: 2000
Diangkat dari antologi puisi Kytice z pověstí národních (A Bouquet of National Legends) karya Antonín Dvořák.
JUJUR saja, saya bingung apa yang akan saya tulis di sini. Jarang sekali saya temukan sebuah film yang memberikan sensasi sangat misterius, sangat membingungkan, sangat aneh, sangat kuno, sekaligus sangat indah dan menawan secara bersamaan. Film terakhir yang juga memberikan sensasi serupa adalah Persona karya Ingmar Bergman yang saya tonton sekitar dua tahun yang lalu. Bahkan saya sampai menonton film ini dua kali berturut-turut, saya masih belum bisa menghilangkan perasaan aneh, tapi saya tetap merasakan pesonanya (setelah dua kali menonton).
By the bench there stood an infant,
Screaming, screaming, loud and wild;
‘Can’t you just be quiet an instant?
Hush, you nasty gipsy-child!
- Cuplikan puisi Polednice (The Noon Witch) -
‘Don’t go, don’t go to the water,
Stay at home today, my daughter!
In the night I dreamed bad dreams:
Don’t go, daughter, where it streams.
- Cuplikan puisi Vodnik (The Water Goblin) -
Kytice adalah sebuah omnibus yang berisi tujuh cerita yang diangkat dari antologi puisi Kytice z pověstí národních (A Bouquet of National Legends) karya Antonín Dvořák. Antologi puisi itu sendiri sebenarnya terdiri dari dua belas puisi – cuma tujuh yang diangkat di film ini – yang berisi tentang legenda-legenda rakyat Republik Cheko.Segmen Kytice (Bouquet)
Segmen Vodnik (The Water Goblin)
Segmen Svatební košile (The Wedding Shirt)
Ketujuh cerita yang disuguhkan Kytice cenderung absurd dan surreal. Film dibuka dengan segmen Kytice (Bouquet) yang menyuguhkan cerita sangat sederhana tentang tiga gadis yatim piatu yang terus-terusan mendatangi makam ibunya. Dilanjutkan dengan segmen Vodnik (The Water Goblin), yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan kisah sebelumnya, tentang takdir seorang ibu dan takdir anak gadisnya bersama water goblin. Segmen selanjutnya Svatební košile (The Wedding Shirt) berkisah tentang seorang istri yang berdoa kepada Maria untuk bertemu lagi dengan suaminya yang baru saja meninggal. Lalu Polednice (The Noon Witch), tentang seorang ibu yang mengutuk anaknya agar diambil oleh Noon Witch (dukun siang). Zlatý kolovrat (The Golden Spinning-Wheel) yang bercerita tentang wanita licik, ditemani anak gadisnya yang juga licik, yang membunuh anak gadis tirinya agar anak gadisnya yang satu lagi menikah dengan tuan tanah. Dceřina kletba (Daughter's Curse) tentang seorang wanita yang menebus kesalahannya karena telah membunuh anaknya sendiri. Dan segmen terakhir, Štědrý den (Christmas Eve), tentang seorang gadis yang melihat pantulan bayangan calon pasangannya di sebuah danau beku di malam natal.
Ketujuh kisah itu tidak diceritakan dalam bentuk konvensional, ini menariknya. Tidak dalam bentuk umum cerita dengan konflik yang menanjak menuju klimaks lalu turun ke anti-klimaks. Bahkan, bisa dibilang, tidak dalam bentuk prosa sekalipun. Kytice lebih tepat disebut sebagai puisi visual. Kekuatan utamanya ada di visualisasinya. Kebanyakan film menyuguhkan visualisasi cantik/indah hanya untuk pemandangan atau untuk memanjakan penonton semata. Tidak dengan Kytice. Film ini mengusung kisah-kisah yang kelam, tapi diwarnai dengan semburatan berbagai macam warna – hebatnya, tetap mampu mempertahankan kekelamannya. Warna-warna yang dipilih juga tidak asal-asalan tempel semata – seperti yang saya bilang sebelumnya, visualisasi di Kytice tidak semata-mata hanya untuk memanjakan mata. Seperti bunga-bunga berwarna ungu di makam sang ibu dalam segmen Kytice. Atau selendang merah muda yang disembunyikan di balik baju gadis yang selalu dipakaikan pakaian serba putih oleh ibunya di segmen Vodnik. Warna-warna ini punya makna tersendiri. Visualisasi yang ditapilkan sendiri, bisa dibilang, sama absurd-nya dengan ceritanya.
Segmen Polednice (The Noon Witch)
Segmen Zlatý kolovrat (The Golden Spinning-Wheel)
Segmen Dceřina kletba (Daughter's Curse)
Soundtrack yang sama mencekamnya dengan masing-masing kisah pun turut membantu membangun suasana kelam. Suasana yang disuguhkan Kytice agak mengingatkan saya dengan Dreams-nya Akira Kurosawa. Ketujuh cerita itu sendiri sangat kelam, dan cenderung tidak punya kaitan satu sama lain (selain sama-sama cerita rakyat) bila dipandang dari permukaan. Tapi secara garis bisa bisa ditarik kesimpulan masing-masing cerita mewakili satu dosa. Dan bila ada yang bertanya tentang pelajaran moral. Itu salah satu hal aneh lainnya yang saya rasakan di Kytice. Umumnya, dongeng semacam Cinderella cenderung memberikan pelajaran moral secara eksplisit, tapi di Kytice pelajaran moral yang didapatkan justru aneh bahkan ganjil. Bukan berarti tidak ada pesan yang bisa dipetik di Kytice. Pesan yang ditampilkan dipetik dari dosa-dosa di setiap segmennya. Jelas Kytice bukan tipikal dongeng buat anak-anak.Segmen Dceřina kletba (Daughter's Curse)
Kytice adalah contoh film poetik langka yang bakal memberikan segala macam perasaan aneh dan membingungkan ketika ditonton. Kytice, saya rasa, bukan tipikal film tentang plot dan arah alurnya, melainkan tipe film yang harus dirasakan makna di balik bahasa visualnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar