Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Allen Coulter
Pemain: Robert Pattinson, Emilie de Ravin, Chris Cooper, Lena Olin, Pierce Brosnan, Tate Ellington, Ruby Jerins
Tahun Rilis: 2010
Robert Pattinson beranjak dari pesona vampir blink-blink ke peran yang lebih dewasa di Remember Me. Penampilannya di sini bukan pembuktian yang sangat-sangat memukau, tapi setidaknya terlihat usaha seorang Pattinson di sini. And I appreciate that.
Pattinson memberikan penampilan yang jauh dari bayangan Twilight di drama yang punya potensi menjadi kisah roman menarik ini. Sayangnya skenario filmnya sendiri malah inkonsisten, cenderung kacau, dan malah menjablak di akhir.
Robert Pattinson memerankan Tyler, tokoh utama, pemuda yang dihantui kejadian masa lalu di mana kakaknya, Michael, gantung diri ketika akan bekerja di kantor bapaknya (Pierce Brosnan). Emilie de Ravin memerankan Ally, gadis yang dipasangkan dengan tokoh Pattinson, yang juga dihantui masa lalu yang tidak kalah kelam; menyaksikan ibunya ditembak. Keduanya merupakan pasangan bermasa lalu kelam yang cocok. Pattinson dan Emilie de Ravin juga memperlihatkan kredibilitas yang baik terhadap tokoh masing-masing – dan chemistry terhadap satu sama lain.
Sayangnya Allan Coulter sendiri tidak berbuat banyak dari segi romannya. Pattinson dan Emilie de Ravin menampilkan episode seks di dapur – salah satu adegan sensual yang suda sangat umum di film-film sejenis, tapi Remember Me tidak benar-benar menunjukkan kedalaman hubungan yang berarti antara keduanya. Setidaknya Robert Pattinson benar-benar menunjukkan adegan seks di sini – bukan adegan gagal melakukan seks.
Terlepas dari sisi romannya, dari segi konflik keluarga Tyler dan Ally, Allan Coulter justru menampilkan sketsa kerunyaman hubungan keluarga dengan sangat baik. Tyler merasa bapakny terlalu jauh dengan dia dan adiknya (Ruby Jerins), sementara Ally merasa bapaknya terlalu overprotektif padanya. Bahkan terbangun sebuah kontradiski yang bagus antara konflik keluarga yang dirasakan Tyler dengan konflik keluuarga yang dirasakan Ally, lebih dalam lagi ada sebuah ironi keduanya bisa menyatu. Lagi-lagi, sebenarnya, bentuk juktaposisi semacam ini sudah bukan barang baru dalam cerita setipe Remember Me, tapi yang satu ini bisa dibilang terjalin baik.
Tapi deus ex machina yang terlalu menjablak di ending-nya malah membuat film ini sangat-sangat menganggu. Saya sangat suka penampilan pemain-pemainnya, termasuk Robert Pattinson dan Emilie de Ravin. Sekalipun saya tidak terlalu merasakan romansanya, saya juga sangat suka konflik baik yang dirasakan Tyler maupun Ally. Pierce Brosnan bahkan memberikan penampilan yang paling baik dari semua pemain. Tapi deus ex machina yang ditampilkan di ending terlalu mendadak, sehingga malah menimbulkan ketidakpastian yang juga sangat menganggu. Saya sudah cukup banyak menonton film-film yang memanfaatkan deus ex machina, ada yang menampilkan dengan baik ada juga yang tidak. Dan Remember Me termasuk yang gagal.
Terlepas dari ending-nya itu. Remember Me merupakan film tentang konflik keluarga – saya lebih suka menontonnya sebagai drama keluarga ketimbang romansa – yang lumayan.
Sutradara: Allen Coulter
Pemain: Robert Pattinson, Emilie de Ravin, Chris Cooper, Lena Olin, Pierce Brosnan, Tate Ellington, Ruby Jerins
Tahun Rilis: 2010
Robert Pattinson beranjak dari pesona vampir blink-blink ke peran yang lebih dewasa di Remember Me. Penampilannya di sini bukan pembuktian yang sangat-sangat memukau, tapi setidaknya terlihat usaha seorang Pattinson di sini. And I appreciate that.
Pattinson memberikan penampilan yang jauh dari bayangan Twilight di drama yang punya potensi menjadi kisah roman menarik ini. Sayangnya skenario filmnya sendiri malah inkonsisten, cenderung kacau, dan malah menjablak di akhir.
Robert Pattinson memerankan Tyler, tokoh utama, pemuda yang dihantui kejadian masa lalu di mana kakaknya, Michael, gantung diri ketika akan bekerja di kantor bapaknya (Pierce Brosnan). Emilie de Ravin memerankan Ally, gadis yang dipasangkan dengan tokoh Pattinson, yang juga dihantui masa lalu yang tidak kalah kelam; menyaksikan ibunya ditembak. Keduanya merupakan pasangan bermasa lalu kelam yang cocok. Pattinson dan Emilie de Ravin juga memperlihatkan kredibilitas yang baik terhadap tokoh masing-masing – dan chemistry terhadap satu sama lain.
Sayangnya Allan Coulter sendiri tidak berbuat banyak dari segi romannya. Pattinson dan Emilie de Ravin menampilkan episode seks di dapur – salah satu adegan sensual yang suda sangat umum di film-film sejenis, tapi Remember Me tidak benar-benar menunjukkan kedalaman hubungan yang berarti antara keduanya. Setidaknya Robert Pattinson benar-benar menunjukkan adegan seks di sini – bukan adegan gagal melakukan seks.
Terlepas dari sisi romannya, dari segi konflik keluarga Tyler dan Ally, Allan Coulter justru menampilkan sketsa kerunyaman hubungan keluarga dengan sangat baik. Tyler merasa bapakny terlalu jauh dengan dia dan adiknya (Ruby Jerins), sementara Ally merasa bapaknya terlalu overprotektif padanya. Bahkan terbangun sebuah kontradiski yang bagus antara konflik keluarga yang dirasakan Tyler dengan konflik keluuarga yang dirasakan Ally, lebih dalam lagi ada sebuah ironi keduanya bisa menyatu. Lagi-lagi, sebenarnya, bentuk juktaposisi semacam ini sudah bukan barang baru dalam cerita setipe Remember Me, tapi yang satu ini bisa dibilang terjalin baik.
Tapi deus ex machina yang terlalu menjablak di ending-nya malah membuat film ini sangat-sangat menganggu. Saya sangat suka penampilan pemain-pemainnya, termasuk Robert Pattinson dan Emilie de Ravin. Sekalipun saya tidak terlalu merasakan romansanya, saya juga sangat suka konflik baik yang dirasakan Tyler maupun Ally. Pierce Brosnan bahkan memberikan penampilan yang paling baik dari semua pemain. Tapi deus ex machina yang ditampilkan di ending terlalu mendadak, sehingga malah menimbulkan ketidakpastian yang juga sangat menganggu. Saya sudah cukup banyak menonton film-film yang memanfaatkan deus ex machina, ada yang menampilkan dengan baik ada juga yang tidak. Dan Remember Me termasuk yang gagal.
Terlepas dari ending-nya itu. Remember Me merupakan film tentang konflik keluarga – saya lebih suka menontonnya sebagai drama keluarga ketimbang romansa – yang lumayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar