Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Jon Turteltaub
Pemain: Nicolas Cage, Jay Baruchel, Alfred Molina, Monica Bellucci, Teresa Palmer
Tahun Rilis: 2010
Film ini terinspirasi dari puisi “L'apprenti sorcier” (1897) karya Paul Dukas.
VOILA! A NEW FRANCHISE?!!
Sudah berapa banyak franchise film yang mewabah? Name it! “Harry Potter,” “Narnia,” “Pirate of Carribean,” “Twilight Saga,” et cetra, et cetra. Sebagai franchise bahkan belum benar-benar kelar sampai akhir. Perlukah dibikin franchise baru? Saya tidak menjamin “The Sorcerer's Apprentice” bakal dijadikan franchise baru. Tapi dari premis filmnya sendiri sudah menjamin, kan? Lupakan saja fakta bahwa tidak semua franchise menyajikan film berkualitas. Faktanya malah franchise “Twilight Saga” hadir dengan film-film yang nyaris suck in almost every places!
Skip saja soal franchise.
Fastfood movies. Banyak moviegoer melabeli film semacam ini sebagai fastfood movie. If you loves fastfood, you'll probably love this kind of movies. Saya? Duh, saya ini pemilih. Ada tipe-tipe fastfood yang saya suka (karena enak, sekalipun nutrisinya pas-pasan), ada juga fastfood yang tidak saya suka (kerena bikin enek). Satu lagi, spesial efek (kebanyakan CGI) biasanya kewajiban film-film semacam ini.
Dari segi cerita, “The Sorcerer's Apprentice” banyak mengemban kemiripan tematik (terutama perihal tokoh) dengan “Harry Potter.” Saya tidak akan menyebutkan satu per satu kemiripannya, silahkan cari sendiri. Yang pasti, saya tidak menuduh film ini menjiplak atau membuntuti Harry Potter. Toh puisi yang menginspirasi film ini dulu-dulu sekali (jauh sebelum Harry Potter lahir) sudah pernah pula diadaptasi dalam “Fantasia” (sesama produk Disney).
Masalahnya, “The Sorcerer's Apprentice” benar-benar gagal membangkitkan momen. “The Sorcerer's Apprentice” menyajikan versi yang lebih nerdy dari Harry Potter, Dave (Jay Baruchel). Aha, ternyata Dave adalah orang yang terpilih oleh Merlin. Singkat-singkat-singkat, Dave pun berguru dengan Balthazar (Nicholas Cage), muridnya Merlin, dengan misi utama menyelamatkan dunia dari kehancuran. Di sisi personal, Dave ternyata jatuh cinta dengan seorang gadis idaman masa kecilnya, Becky (Teresa Palmer). Sayangnya, subplot Becky-Dave ini tidak terlalu tergali dengan baik, dan tidak terlalu penting-penting amat hubungannya dengan plot utama. Poor Teresa Palmer! She's so beauty actually. Ada yangs setuju kalau saya bilang Teresa Palmer agak mengingatkan dengan Kristen Stewart? Which one is better?
Nicholas Cage sih oke-oke saja. He's a fine actor, tapi sayang keseringan main film yang sekedar heboh-hebohan saja. Jay Baruchel masalahnya. He's the lead, tapi tampil nanggung. I love both Bellucci and Palmer. They're both pwetty.
Saya tidak akan bicara banyak lagi. Film ini dibumbui dengan taburan-taburan joke, sayangnya sebagain joke malah tertempel tidak rapi sehingga hasilnya malah aneh. Plot? Sudah saya tulis di atas bukan? Layaknya film-film sejenis, sebagian besar film ini merupakan pamer-pameran kecanggihan visual. Dan seperti yang saya bilang sebelumnya juga, kebanyakan malah tidak mampu membangkitkan momen. Sekian.
Pemain: Nicolas Cage, Jay Baruchel, Alfred Molina, Monica Bellucci, Teresa Palmer
Tahun Rilis: 2010
Film ini terinspirasi dari puisi “L'apprenti sorcier” (1897) karya Paul Dukas.
VOILA! A NEW FRANCHISE?!!
Sudah berapa banyak franchise film yang mewabah? Name it! “Harry Potter,” “Narnia,” “Pirate of Carribean,” “Twilight Saga,” et cetra, et cetra. Sebagai franchise bahkan belum benar-benar kelar sampai akhir. Perlukah dibikin franchise baru? Saya tidak menjamin “The Sorcerer's Apprentice” bakal dijadikan franchise baru. Tapi dari premis filmnya sendiri sudah menjamin, kan? Lupakan saja fakta bahwa tidak semua franchise menyajikan film berkualitas. Faktanya malah franchise “Twilight Saga” hadir dengan film-film yang nyaris suck in almost every places!
Skip saja soal franchise.
Fastfood movies. Banyak moviegoer melabeli film semacam ini sebagai fastfood movie. If you loves fastfood, you'll probably love this kind of movies. Saya? Duh, saya ini pemilih. Ada tipe-tipe fastfood yang saya suka (karena enak, sekalipun nutrisinya pas-pasan), ada juga fastfood yang tidak saya suka (kerena bikin enek). Satu lagi, spesial efek (kebanyakan CGI) biasanya kewajiban film-film semacam ini.
Dari segi cerita, “The Sorcerer's Apprentice” banyak mengemban kemiripan tematik (terutama perihal tokoh) dengan “Harry Potter.” Saya tidak akan menyebutkan satu per satu kemiripannya, silahkan cari sendiri. Yang pasti, saya tidak menuduh film ini menjiplak atau membuntuti Harry Potter. Toh puisi yang menginspirasi film ini dulu-dulu sekali (jauh sebelum Harry Potter lahir) sudah pernah pula diadaptasi dalam “Fantasia” (sesama produk Disney).
Masalahnya, “The Sorcerer's Apprentice” benar-benar gagal membangkitkan momen. “The Sorcerer's Apprentice” menyajikan versi yang lebih nerdy dari Harry Potter, Dave (Jay Baruchel). Aha, ternyata Dave adalah orang yang terpilih oleh Merlin. Singkat-singkat-singkat, Dave pun berguru dengan Balthazar (Nicholas Cage), muridnya Merlin, dengan misi utama menyelamatkan dunia dari kehancuran. Di sisi personal, Dave ternyata jatuh cinta dengan seorang gadis idaman masa kecilnya, Becky (Teresa Palmer). Sayangnya, subplot Becky-Dave ini tidak terlalu tergali dengan baik, dan tidak terlalu penting-penting amat hubungannya dengan plot utama. Poor Teresa Palmer! She's so beauty actually. Ada yangs setuju kalau saya bilang Teresa Palmer agak mengingatkan dengan Kristen Stewart? Which one is better?
Nicholas Cage sih oke-oke saja. He's a fine actor, tapi sayang keseringan main film yang sekedar heboh-hebohan saja. Jay Baruchel masalahnya. He's the lead, tapi tampil nanggung. I love both Bellucci and Palmer. They're both pwetty.
Saya tidak akan bicara banyak lagi. Film ini dibumbui dengan taburan-taburan joke, sayangnya sebagain joke malah tertempel tidak rapi sehingga hasilnya malah aneh. Plot? Sudah saya tulis di atas bukan? Layaknya film-film sejenis, sebagian besar film ini merupakan pamer-pameran kecanggihan visual. Dan seperti yang saya bilang sebelumnya juga, kebanyakan malah tidak mampu membangkitkan momen. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar