Sutradara: Maya Deren
Pemain: Rita Christiani, Maya Deren, Anaïs Nin, Frank Westbrook
Tahun Rilis: 1946
Ritual in Transfigured Time adalah salah satu film avant-garde besutan Maya Daren. Maya Deren menyutradari, menulis, sekaligus mengedit film-filmnya sendiri. Layaknya film-film avant-garde pada umumnya, Ritual in Transfigured Time memiliki level surrealisme yang tinggi. Film pendek ini tidak seperti film bisu di zamannya. Tidak ada backsound atau score sama sekali–bisu total. Saya yakin tidak semua penonton mampu menangkap jalinan cerita yang ada dengan tepat. Dan sepertinya Maya Daren sendiri mempersilahkan penontonnya menerjemahkan karyanya sesuai versi masing-masing secara terarah. Maya Daren sendiri sepertinya juga tidak terlalu menitik beratkan pada cerita, terlihat dari tidak diberinya dialog-dialog tertulis layaknya film bisu di zamannya. Ritual in Transfigured Time lebih ke arah artistik, pesan, dan bagaimana Maya Daren membungkus pesannya menjadi sebuah film seni yang bernilai seni.
Ritual in Transfigured Time terdiri dari beberapa bagian yang sepertinya tidak ada hubungannya satu sama lain. Ritual in Transfigured Time memerlukan pendekatan non-mainstream untuk dinikmati. Ritual in Transfigured membawa tema psikoligis yang cukup mendasar: rasa takut dan keinginan untuk bebas–sifat dasar manusia pada umumnya. Karena sentral film ini seorang wanita, Ritual in Transfigured bisa juga dipandang sebagai sebuah film feminis. Film ini bisa dibagi menjadi tiga bagian utama: adegan pemintalan, adegan ruang pesta, dan adegan menari (ritual). Masing-masing adegan menggambarkan paranoia dengan caranya sendiri. Pendeknya, Ritual in Transfigured mempertontonkan seorang wanita yang terjebak di dalam sebuah masyarakat sosial, adat-istiadat, pengekangan,dan pengorbanan. Ada semacam nuansa sociophobia dari adegan pesta. Dan adegan terakhir, adegan sang wanita lari (kabur) dari ritual, menggambarkan bagaimana pada dasarnya manusia tidak mau terkekang (kebebasan berekspresi). Maksud ini dipertegas dengan adegan ketika pria penari membekukan (mem-freeze) tiap wanita penari yang berusaha kabur. Adegan ritual ini berbau-bau mitologi Yunani. Saya tidak tahu apakah adegan menari ini dibuat berdasarkan sebuah kisah dari mitologi Yunani, atau sekedar memberikan suasana Yunani semata. Tapi bisa dilihat gerakan-gerakan tangan pria penari di adegan ini benar-benar layaknya patung Yunani. Terlebih ketika di-freeze, Maya Daren dengan tepat melakukan freeze pada posisi di mana sang penari laki-laki berpose layaknya patung-patung dewa Yunani. Maya Daren juga menggunakan gambar negatif untuk menegaskan ironi pada endingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar