Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Kirk Jones
Pemain: Emma Thompson, Colin Firth, Kelly MacDonald, Angela Lansbury, Celia Imrie, Imelda Staunton, Derek Jacobi, Patrick Barlow, Thomas Sangster, Eliza Bennett, Jennifer Rae Daykin, Raphaël Coleman, Samuel Honywood, Holly Gibbs, Hebe and Zinnia Barnes
Tahun Rilis: 2005
Film ini diadaptasi dari buku Nurse Matilda karya Christianna Brand.
Pemain: Emma Thompson, Colin Firth, Kelly MacDonald, Angela Lansbury, Celia Imrie, Imelda Staunton, Derek Jacobi, Patrick Barlow, Thomas Sangster, Eliza Bennett, Jennifer Rae Daykin, Raphaël Coleman, Samuel Honywood, Holly Gibbs, Hebe and Zinnia Barnes
Tahun Rilis: 2005
Film ini diadaptasi dari buku Nurse Matilda karya Christianna Brand.
Nanny McPhee adalah tipikal film-film fantasi keluarga yang bisa diibaratkan dengan coklat, permen, atau manisan-manisan apapun yang bisa merusak gigi. Layaknya coklat dan permen yang tentu sangat memanjakkan lidah anak-anak, tapi bisa membuat gigi sakit tak terkira, Nanny McPhee juga bisa saja berdampak demikian. Nanny McPhee mempertontonkan segermobolan anak-anak berandal yang pada adegan-demi-adegan mendapatkan pelajaran atas keberandalan mereka. Saya tidak akan bilang dengan menonton ini anak-anak lantaran bakal takut melakukan kenakalan, tapi yang pasti (sisi coklat dan permen dari Nanny McPhee), penonton anak-anak tentu bakal suka melihat anak-anak lain dipaksa menuruti aturan orang dewasa. Dan bagi para penonton dewasa, Nanny McPhee tetap tidak kehilangan kenikmatan coklat dan permennya. Tone dongeng di film ini juga agak mengingatkan saya pada Mary Poppins, film yang juga saya nikmati layaknya sebatang coklat.
Karena penonton anak-anak dewasa ini sudah jauh lebih kompleks ketimbang jaman Mary Poppins dulu, saya rasa saya harus memperjelas jangkauan “penonton anak-anak” yang masih bisa tersihir oleh Nanny McPhee. Penonton anak-anak yang tepat untuk Nanny McPhee, menurut saya, adalah kanak-kanak yang masih polos nan lugu. Mereka masih bisa dibohongi asuhan-asuhan orang tua, “Kalau nasinya nggak dihabisin, nanti nasinya nangis lo.” Lantas, konteks yang ada dalam Nanny McPhee harusnya masih bisa berdampak positif pada kanak-kanak. Untuk usia di atas kanak-kanak? Entahlah, mengingat anak-anak sekarang sudah dihipnotis oleh Twilight Saga yang merupakan pre-teen-soft-porn, Hannah Montana yang dibintangi Miley Cyrus yang foto berbeha dan bersempaknya sudah tersebar luas di Google, atau Transformer yang menampilkan payudara Megan Fox. Bahkan anak usia 10 tahun pun sudah dibuat orgasme oleh film-film seamcam itu, dan gadis-gadis pre-teen belasan tahun sudah mulai berteriak “I want boobs!” (sambil menyisipkan gabus).
Nanny McPhee menyajikan sebuah kisah yang sangat klasik, sebuah dongeng yang sebenarnya sudah cukup sering ditemui: sebuah dongeng tentang penataan ulang kembali sebuah keluarga. The Secret Garden juga membawa tema serupa, tapi dengan nada yang lebih sunyi dan kelam ketimbang Nanny McPhee. Ada sebuah keluarga yang kacau di film ini. Ada tujuh kakak-beradik berandal: si sulung Simon (Thomas Sangster), Tora (Eliza Bennett), Lily (Jennifer Rae Daykin), Eric (Raphaël Coleman), Sebastian (Samuel Honywood), Christianna (Holly Gibbs) dan Agatha (Hebe and Zinnia Barnes) yang masih bayi. Mereka membuat papan rekor seberapa cepat nanny (pengasuh) yang dikirim untuk mereka bakal bertahan. Ayah mereka, Cedric Brown (Colin Firth), adalah tipikal pria-pria deperesif yang masih menyimpan kesedihan atas kehilangan istrinya, yang tanpa ia sadari malah membuatnya makin menjauh dari anak-anaknya, dan akhirnya mengacaukan keluarganya sendiri. Putus asa karena semua nanny di kota sudah tidak ada yang mau lagi diperkerjakan, Cedric mendapatkan bisikan misterius (semacam petunjuk), “What you need is Nanny McPhee!”
Nanny McPhee (Emma Thompson) pun datang dengan cara yang berbeda dari nanny-nanny lainnya. Dari segi perwujudan, Nanny McPhee (yang berkutil dan mempunyai satu gigi besar ini), benar-benar mengingatkan pada sosok ibu peri dalam dongeng-dongeng klasik. Bukan! Bukan ibu peri yang cantik, tentunya, tapi ibu peri yang menyeramkan. Nanny McPhee mempunyai sebuah tongkat yang setiap kali diketukkan akan menimbulkan sesuatu yang ajaib. Sekilas, Nanny McPhee cuma sekedar mengajarkan lima pelajaran mendasar pada ketujuh anak berandal tersebut. Memang perubahan sikap ketujuh anak itu kembal lagii pada diri mereka masing-masing, hanya saja sepertinya ada sesautu yang “terencana” dari metoda Nanny McPhee ini. Tidak hanya mengatur kembali ketujuh anak tersebut, Nanny McPhee sepertinya malah berniat memperbaiki kembali keluarga itu.
Masalah sampingan pun muncul. Cedric diharuskan menikah segear, kalau tidak, bibi aristokratnya (Angela Lansbury) akan menyetop uang bulanan yang selama ini menopang keperluan rumah tangganya. Sayangnya Cedric malah memilih Mrs. Selma Quickly (Celia Imrie), yang jelas-jelas sangat tidak-pantas-untuk-dinikahi. Padahal, kandidat yang lebih pantas sudah di depan mata, Evangeline (Kelly MacDonald), pembantu rumah tangga muda yang diam-diam menaruh perasaan pada Cedric (dan sebaliknya), dan tentunya sangat sayang pada ketujuh anak terebut. Tentu Nanny McPhee punya rencana tersendiri untuk masalah ini.
Yap, Nanny McPhee memang tontonan keluarga yang pas, dan memang benar-benar “tontonan keluarga,” bukan produk-kapitalis-orgasme-pre-teen yang berbalut tontonan keluarga. Ditambah lagi, film ini menghadirkan warna-warni artistik yang membuat film ini tambah memanjakan mata. Nanny McPhee punya nilai moral dan nilai sosial yang tepat untuk diebut tontonan keluarga.
Karena penonton anak-anak dewasa ini sudah jauh lebih kompleks ketimbang jaman Mary Poppins dulu, saya rasa saya harus memperjelas jangkauan “penonton anak-anak” yang masih bisa tersihir oleh Nanny McPhee. Penonton anak-anak yang tepat untuk Nanny McPhee, menurut saya, adalah kanak-kanak yang masih polos nan lugu. Mereka masih bisa dibohongi asuhan-asuhan orang tua, “Kalau nasinya nggak dihabisin, nanti nasinya nangis lo.” Lantas, konteks yang ada dalam Nanny McPhee harusnya masih bisa berdampak positif pada kanak-kanak. Untuk usia di atas kanak-kanak? Entahlah, mengingat anak-anak sekarang sudah dihipnotis oleh Twilight Saga yang merupakan pre-teen-soft-porn, Hannah Montana yang dibintangi Miley Cyrus yang foto berbeha dan bersempaknya sudah tersebar luas di Google, atau Transformer yang menampilkan payudara Megan Fox. Bahkan anak usia 10 tahun pun sudah dibuat orgasme oleh film-film seamcam itu, dan gadis-gadis pre-teen belasan tahun sudah mulai berteriak “I want boobs!” (sambil menyisipkan gabus).
Nanny McPhee menyajikan sebuah kisah yang sangat klasik, sebuah dongeng yang sebenarnya sudah cukup sering ditemui: sebuah dongeng tentang penataan ulang kembali sebuah keluarga. The Secret Garden juga membawa tema serupa, tapi dengan nada yang lebih sunyi dan kelam ketimbang Nanny McPhee. Ada sebuah keluarga yang kacau di film ini. Ada tujuh kakak-beradik berandal: si sulung Simon (Thomas Sangster), Tora (Eliza Bennett), Lily (Jennifer Rae Daykin), Eric (Raphaël Coleman), Sebastian (Samuel Honywood), Christianna (Holly Gibbs) dan Agatha (Hebe and Zinnia Barnes) yang masih bayi. Mereka membuat papan rekor seberapa cepat nanny (pengasuh) yang dikirim untuk mereka bakal bertahan. Ayah mereka, Cedric Brown (Colin Firth), adalah tipikal pria-pria deperesif yang masih menyimpan kesedihan atas kehilangan istrinya, yang tanpa ia sadari malah membuatnya makin menjauh dari anak-anaknya, dan akhirnya mengacaukan keluarganya sendiri. Putus asa karena semua nanny di kota sudah tidak ada yang mau lagi diperkerjakan, Cedric mendapatkan bisikan misterius (semacam petunjuk), “What you need is Nanny McPhee!”
Nanny McPhee (Emma Thompson) pun datang dengan cara yang berbeda dari nanny-nanny lainnya. Dari segi perwujudan, Nanny McPhee (yang berkutil dan mempunyai satu gigi besar ini), benar-benar mengingatkan pada sosok ibu peri dalam dongeng-dongeng klasik. Bukan! Bukan ibu peri yang cantik, tentunya, tapi ibu peri yang menyeramkan. Nanny McPhee mempunyai sebuah tongkat yang setiap kali diketukkan akan menimbulkan sesuatu yang ajaib. Sekilas, Nanny McPhee cuma sekedar mengajarkan lima pelajaran mendasar pada ketujuh anak berandal tersebut. Memang perubahan sikap ketujuh anak itu kembal lagii pada diri mereka masing-masing, hanya saja sepertinya ada sesautu yang “terencana” dari metoda Nanny McPhee ini. Tidak hanya mengatur kembali ketujuh anak tersebut, Nanny McPhee sepertinya malah berniat memperbaiki kembali keluarga itu.
Masalah sampingan pun muncul. Cedric diharuskan menikah segear, kalau tidak, bibi aristokratnya (Angela Lansbury) akan menyetop uang bulanan yang selama ini menopang keperluan rumah tangganya. Sayangnya Cedric malah memilih Mrs. Selma Quickly (Celia Imrie), yang jelas-jelas sangat tidak-pantas-untuk-dinikahi. Padahal, kandidat yang lebih pantas sudah di depan mata, Evangeline (Kelly MacDonald), pembantu rumah tangga muda yang diam-diam menaruh perasaan pada Cedric (dan sebaliknya), dan tentunya sangat sayang pada ketujuh anak terebut. Tentu Nanny McPhee punya rencana tersendiri untuk masalah ini.
Yap, Nanny McPhee memang tontonan keluarga yang pas, dan memang benar-benar “tontonan keluarga,” bukan produk-kapitalis-orgasme-pre-teen yang berbalut tontonan keluarga. Ditambah lagi, film ini menghadirkan warna-warni artistik yang membuat film ini tambah memanjakan mata. Nanny McPhee punya nilai moral dan nilai sosial yang tepat untuk diebut tontonan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar