Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Roger Kumble
Pemain: Brendan Fraser, Brooke Shields, Matt Prokop, Angela Kinsey, Rob Riggle, Skyler Samuels, Ricky Garcia, Ken Jeong, Jim Norton, Patrice O'Neal, Toby Huss, Wallace Shawn, Gerry Bednob, Samantha Bee, Dee Bradley Baker
Tahun Rilis: 2010
“Racoon did not hijack SUV.” Pernyataan itu keluar dari tokoh yang diperankan Brooke Shields (The Blue Lagoon).
Pernyataan yang sangat tepat untuk menggambarkan betapa hancurnya komedi slapstick yang satu ini. Saya bahkan tidak mengerti kenapa aktor sekaliber Brendan Fraser (Crash) rela memerankan tokoh yang ditimpa kejadian-kejadian konyol-tak-lucu seperti ini. Oke, saya tahu di adegan-adegan ketika tokohnya dilempar kesana-kemari, Brendan Fraser digantikan oleh stuntman. Setidaknya, kenapa Brendan Fraser rela menggemukkan badannya berkali-kali lipat demi peran di film ini.
Soerang pekerja di sebuah perusahaan real estate, Dan Sanders (Brendan Fraser), diberi tugas untuk menyulap sebuah hutan menjadi sebuah kawasan real estate. Sekalipun tugas ini ditentag oleh putranya, Tyler (Matt Prokop), dan istrinya, Tammy (Brooke Shields), karena mengharuskan mereka pindah dari kawasan metropolitan ke kampung pinggiran, tentu Dan tidak bisa menolak tawaran jabatan dari bos Asia-nya (Ken Jeong). Masalahnya, perusahaan yang katanya ramah lingkungan ini berhadapan dengan masalah alam dalam pembangunan. Sebenarnya, perusahaan ini tidak ramah linkungan sama sekali. Mereka, termasuk Dan, berusaha menggusur ekosistem di hutan tersebut demi real estate. Dan hutan (tepatnya makhluk-makhluk hutan) tidak akan segan membalas.
Formula go green yang ada di Furry Vengeance jelas sudah tidak baru lagi. Sudah kuno tepatnya. Dan sudah bisa diraba, bahkan ditebak, happy ending seperti apa yang bakal terjadi. Untuk menutupi kekunoan formula dan tipisnya plot, film ini menggunakan slapstick konyol sebagai senjata utama. Apa nikmatnya menyaksikan adegan Brendan Fraser dilempar-lempar, terjun dari jurang, urinasi, dan kekonyolan-kekonyolan lainnya? Apakah lucu membayangkan Brendan Fraser keluar dari kotak toilet, yang sebeumnya dibantin-banting seekor beruang, dalam keadaan penuh urin dan feses? Saya sama sekali tidak menyalahkan slapstick. Di era film bisu (silent film), nyatanya banyak slapstick yang segar, dan tidak konyol dan murahan seperti yang ada di Furry Vengeance. Salah satu film terburuk yang dibua Hollywood 2010 ini.
Pemain: Brendan Fraser, Brooke Shields, Matt Prokop, Angela Kinsey, Rob Riggle, Skyler Samuels, Ricky Garcia, Ken Jeong, Jim Norton, Patrice O'Neal, Toby Huss, Wallace Shawn, Gerry Bednob, Samantha Bee, Dee Bradley Baker
Tahun Rilis: 2010
Pernyataan yang sangat tepat untuk menggambarkan betapa hancurnya komedi slapstick yang satu ini. Saya bahkan tidak mengerti kenapa aktor sekaliber Brendan Fraser (Crash) rela memerankan tokoh yang ditimpa kejadian-kejadian konyol-tak-lucu seperti ini. Oke, saya tahu di adegan-adegan ketika tokohnya dilempar kesana-kemari, Brendan Fraser digantikan oleh stuntman. Setidaknya, kenapa Brendan Fraser rela menggemukkan badannya berkali-kali lipat demi peran di film ini.
Soerang pekerja di sebuah perusahaan real estate, Dan Sanders (Brendan Fraser), diberi tugas untuk menyulap sebuah hutan menjadi sebuah kawasan real estate. Sekalipun tugas ini ditentag oleh putranya, Tyler (Matt Prokop), dan istrinya, Tammy (Brooke Shields), karena mengharuskan mereka pindah dari kawasan metropolitan ke kampung pinggiran, tentu Dan tidak bisa menolak tawaran jabatan dari bos Asia-nya (Ken Jeong). Masalahnya, perusahaan yang katanya ramah lingkungan ini berhadapan dengan masalah alam dalam pembangunan. Sebenarnya, perusahaan ini tidak ramah linkungan sama sekali. Mereka, termasuk Dan, berusaha menggusur ekosistem di hutan tersebut demi real estate. Dan hutan (tepatnya makhluk-makhluk hutan) tidak akan segan membalas.
Formula go green yang ada di Furry Vengeance jelas sudah tidak baru lagi. Sudah kuno tepatnya. Dan sudah bisa diraba, bahkan ditebak, happy ending seperti apa yang bakal terjadi. Untuk menutupi kekunoan formula dan tipisnya plot, film ini menggunakan slapstick konyol sebagai senjata utama. Apa nikmatnya menyaksikan adegan Brendan Fraser dilempar-lempar, terjun dari jurang, urinasi, dan kekonyolan-kekonyolan lainnya? Apakah lucu membayangkan Brendan Fraser keluar dari kotak toilet, yang sebeumnya dibantin-banting seekor beruang, dalam keadaan penuh urin dan feses? Saya sama sekali tidak menyalahkan slapstick. Di era film bisu (silent film), nyatanya banyak slapstick yang segar, dan tidak konyol dan murahan seperti yang ada di Furry Vengeance. Salah satu film terburuk yang dibua Hollywood 2010 ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar