Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Julie Anne Robinson
Pemain: Miley Cyrus, Greg Kinnear, Kelly Preston, Liam Hemsworth, Bobby Coleman, Nick Lashaway, Carly Chaikin, Adam Barnett, Nick Searcy, Carrie Malabre, Rhoda Griffis, Lance E. Nichols, Hallock Beals, Stephanie Leigh Schlund
Tahun Rilis: 2010
Diangkat dari novel The Last Song karya Nicholas Sparks
Pemain: Miley Cyrus, Greg Kinnear, Kelly Preston, Liam Hemsworth, Bobby Coleman, Nick Lashaway, Carly Chaikin, Adam Barnett, Nick Searcy, Carrie Malabre, Rhoda Griffis, Lance E. Nichols, Hallock Beals, Stephanie Leigh Schlund
Tahun Rilis: 2010
Diangkat dari novel The Last Song karya Nicholas Sparks
Dua hal penting yang patut diketahui sebelum Anda memutuskan untuk menonton The Last Song adalah: (1) Film ini merupakan debut layar lebar pertama Miley Cyrus sebagai pemeran utama di luar Hannah Montanna (itu juga kalau Anda menganggap judul tersebut adalah sebuah film) dan (2) film ini diangkat dari novel karangan Nicholas Sparks (A Moment to Remember, The Notebook, etc). Dua hal itu cukup meyakinkan bahwa film ini akan memaksa penontonnya untuk menangis bombay.
Masuk akal saja sebenarnya kalau seorang pop-star tiba-tiba merasa pingin membintangi di sebuah film. Britney Spears pernah melakukannya di Crossroad, dan gagal. Bahkan ide The Last Song sendiri muncul karena obsesi Miley Cyrus untuk membintangi film seperti A Walk to Remember, yang juga dibintangi seorang pop-star dan juga didasari dari novel Nicholas Sparks. Dan sebagai informasi, tidak ada Billy Ray Cyrus di film ini.
Miley Cyrus memerankan Ronnie, seorang gadis remaja yang dipaksa menghabiskan musim panas bersama ayahnya di sebuah rumah pantai menggiurkan. Ronnie tipikal remaja pemberontak. Ronnie pernah tertangkap mengutil. Ronnie memakai pakaian serba gelap-hitam. Tapi Ronnie juga sadar moral, tidak minum alkohol, dan vegetarian. Ronnie juga pemain piano klasik yang handal, penyayang penyu, dan, oh ternyata, hobi membaca Anna Karenina. Apakah Miley juga demikian?
Saya rasa tidak banyak penonton yang bukan penggila Miley Cyrus yang bisa menikmati penampilan Miley Cyrus di sini. Si Hannah Montana itu baru saja membuka peluang nominasi Aktris Terburuk Razzie tahun ini. Tidak hanya wajahnya yang sangat datar, gesturnya yang aneh, dan ekspresi nihilismenya yang tidak pada tempatnya, suara serak-serak basahnya pun, tidak hanya merusak suasana film yang harusnya romantis-oh-so-sweet, tapi juga merusak keseluruhan tokoh yang diperankannya. Tidak adil memang rasanya menilai penampilan orang deri jenis pita suara, tapi mau bagaimana lagi, ini film, dan tentu perlu dilakukan pertimbangan yang matang untuk mencapai kadar sinematik. Tipe suara Miley Cyrus, ketika berbicara (bukan menyanyi), mungkin memang cocok untuk Hannah Montana, tapi tidak di sini. Dan hal tersebut diperparah pula dengan penampilannya yang cuma memanfaatkan bibir dan alis mata.
Rasanya saya tidak keberatan kalau Razzie juga mempertimbangkan gelar pasangan terburuk untuk Miley Cyrus dan Liam Hemsworth. Di sini Liam Hemsworth, yang saat itu memang pacar dunia nyatanya Miley, memerankan pria yang jadi pasangan cinta Miley, Will. Will juga tidak kalah ajaibnya dengan Miley. Doi melakukan berbagai macam pekerjaan sampingan, doi penyanyang binatang (juga), doi juga pemain voli pantai ber-sixpack. Oh sepertinya saya paham kenapa Liam Hemsworth dipajang, tentu untuk memuaskan imajinasi liar penggemar Miley Cyrus yang mayoritas pre-teen. Dan satu lagi fakta dari Will ialah ternyata doi anak dari keluarga kaya raya yang rumahnya tidak kalah dengan kediaman tokoh Ryan O'Neal di film Love Story. Sayangnya, sekalipun Miley dan lelakinya itu pasangan asamara asli di dunia nyata, keduanya sama sekali tidak menimbulkan chemistry di sini.
Apakah saya akan membandingkan film ini dengan Love Story-nya Ryan O'Neal dan Ali McGraw? Jelas tidak sebanding. Sekalipun keduanya sama-sama melodrama cengeng. Sama-sama berbai pop. Sama-sama menampilkan plot tentang si pria kaya raya yang tidak menyukai situasi keluarganya. Dan sama-sama ada yang meninggal karena penyakit. Intinya, sama-sama berusaha memancing air mata penontonnya. Di Love Story, Ryan O'Neal dan Ali McGraw sangat berhasil membangun chemistry yang sempurna. Love Story tidak sekedar berakhir sebagai melodrama cengeng, sementara The Last Song hanya berakhir sebagai film gagal semata.
Masuk akal saja sebenarnya kalau seorang pop-star tiba-tiba merasa pingin membintangi di sebuah film. Britney Spears pernah melakukannya di Crossroad, dan gagal. Bahkan ide The Last Song sendiri muncul karena obsesi Miley Cyrus untuk membintangi film seperti A Walk to Remember, yang juga dibintangi seorang pop-star dan juga didasari dari novel Nicholas Sparks. Dan sebagai informasi, tidak ada Billy Ray Cyrus di film ini.
Miley Cyrus memerankan Ronnie, seorang gadis remaja yang dipaksa menghabiskan musim panas bersama ayahnya di sebuah rumah pantai menggiurkan. Ronnie tipikal remaja pemberontak. Ronnie pernah tertangkap mengutil. Ronnie memakai pakaian serba gelap-hitam. Tapi Ronnie juga sadar moral, tidak minum alkohol, dan vegetarian. Ronnie juga pemain piano klasik yang handal, penyayang penyu, dan, oh ternyata, hobi membaca Anna Karenina. Apakah Miley juga demikian?
Saya rasa tidak banyak penonton yang bukan penggila Miley Cyrus yang bisa menikmati penampilan Miley Cyrus di sini. Si Hannah Montana itu baru saja membuka peluang nominasi Aktris Terburuk Razzie tahun ini. Tidak hanya wajahnya yang sangat datar, gesturnya yang aneh, dan ekspresi nihilismenya yang tidak pada tempatnya, suara serak-serak basahnya pun, tidak hanya merusak suasana film yang harusnya romantis-oh-so-sweet, tapi juga merusak keseluruhan tokoh yang diperankannya. Tidak adil memang rasanya menilai penampilan orang deri jenis pita suara, tapi mau bagaimana lagi, ini film, dan tentu perlu dilakukan pertimbangan yang matang untuk mencapai kadar sinematik. Tipe suara Miley Cyrus, ketika berbicara (bukan menyanyi), mungkin memang cocok untuk Hannah Montana, tapi tidak di sini. Dan hal tersebut diperparah pula dengan penampilannya yang cuma memanfaatkan bibir dan alis mata.
Rasanya saya tidak keberatan kalau Razzie juga mempertimbangkan gelar pasangan terburuk untuk Miley Cyrus dan Liam Hemsworth. Di sini Liam Hemsworth, yang saat itu memang pacar dunia nyatanya Miley, memerankan pria yang jadi pasangan cinta Miley, Will. Will juga tidak kalah ajaibnya dengan Miley. Doi melakukan berbagai macam pekerjaan sampingan, doi penyanyang binatang (juga), doi juga pemain voli pantai ber-sixpack. Oh sepertinya saya paham kenapa Liam Hemsworth dipajang, tentu untuk memuaskan imajinasi liar penggemar Miley Cyrus yang mayoritas pre-teen. Dan satu lagi fakta dari Will ialah ternyata doi anak dari keluarga kaya raya yang rumahnya tidak kalah dengan kediaman tokoh Ryan O'Neal di film Love Story. Sayangnya, sekalipun Miley dan lelakinya itu pasangan asamara asli di dunia nyata, keduanya sama sekali tidak menimbulkan chemistry di sini.
Apakah saya akan membandingkan film ini dengan Love Story-nya Ryan O'Neal dan Ali McGraw? Jelas tidak sebanding. Sekalipun keduanya sama-sama melodrama cengeng. Sama-sama berbai pop. Sama-sama menampilkan plot tentang si pria kaya raya yang tidak menyukai situasi keluarganya. Dan sama-sama ada yang meninggal karena penyakit. Intinya, sama-sama berusaha memancing air mata penontonnya. Di Love Story, Ryan O'Neal dan Ali McGraw sangat berhasil membangun chemistry yang sempurna. Love Story tidak sekedar berakhir sebagai melodrama cengeng, sementara The Last Song hanya berakhir sebagai film gagal semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar