Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Howard Deutch
Pemain: Molly Ringwald, Andrew McCarthy, Jon Cryer, Harry Dean Stanton, Annie Potts, James Spader
Tahun Rilis: 1986
Saya rasa saya mulai bisa membedakan antara keklisean di film-film remaja buah karya John Hughes dengan keklisean di film-film remaja umumnya yang memang sudah klise. Film-film remaja hasil dari skenario tulisan John Hughes bukan menunjukkan klise layaknya film-film remaja klise umumnya, tapi mencoba perihal keklisean tersebut. Hal ini terlihat sangat jelas dalam The Breakfast Club dan Some Kind of Wonderful, di mana saya bisa melihat lebih dalam lagi tentang wujud-wujud klise dalam film-film remaja tersebut. Film-film remaja tersebut tidak berusaha keras untuk tampil sangat keren atau sangat romantis, malahan tampil sesederhana mungkin. Dan yang paling penting, film-film remaja tersebut, tanpa perlu terlihat sangat cerdas, tidak memosisikan film tentang remaja (atau sekolah) sebagai tontonan yang ecek-ecek dan tidak berbobot.
John Hughes seringkali menyoroti kehidupan sekolahan sebagai wadah kecil (atau bagian kecil) dari masyarakat. Sama halnya dengan masyarakat pada umumnya, menggambarkan masyarakat sekolahan juga punya kelompok-kelompok sosial tertentu. Dalam The Breakfast Club, John Hughes membagi masyarakat tersebut ke dalam lima kelompok sosial (kelompok sosial klise), dan perwakilan masing-masing dipertemukan dalam suatu kesempatan hanya untuk menunjukkan wajah yang sebenarnya. Sedangkan dalam Some Kind of Wonderful, John Hughes menceritakan tentang bagaimana usaha seseorang dari kelompok yang tingkatan sosialnya lebih “rendah” untuk diterima/berbaur dalam kelompok yang tingkatan sosialnya lebih “tinggi.” Pretty in Pink juga membawa tema yang serupa. Film ini bercerita tentang Andie Walsh (Molly Ringwald), gadis miskin tapi mempunyai selera fashion yang tinggi (dia menyulap pakaian-pakaiannya sendiri), yang jatuh cinta pada Blane McDonough (Andrew McCarthy), seorang pemuda dari kelompok kaya di sekolahan. Dilema muncul ketika Andie merasa tidak diterima oleh kelompok sosial Blane (teman-temannya). Dan di sisi Blane sendiri, dia mendapat tekanan dari kelompok sosialnya.
Dari segi cerita, Pretty in Pink bisa dibilang kebalikan dari Some Kind of Wonderful. Film ini juga menampilkan seorang sahabat sebagai pihak yang memendam perasaan, Phil "Duckie" Dale (Jon Cryer), sahabat Andie dari kecil yang nyentrik nan aneh. Perbedaannya, tokoh yang diperankan Molly Ringwald tidak perlu berusaha untuk menarik hati tokoh Andrew McCarthy seperti yang dilakukan tokoh Eric Stoltz, karena Blane sendiri sudah jatuh cinta pada Andie. Apabila Some Kind of Wonderful lebih mempertanyakan tentang seberapa pantaskah seorang gadis jet-set dikejar, Pretty in Pink lebih mempertanyakan tentang seberapa pantaskah hubungan Andie-Blane di tengah tekanan-tekanan sosial masyarakat sekolahan.
Pretty in Pink mungkin memang bukan film dengan cerita yang baru. Walaupun begitu, sekalipun membawa konsep cerita yang sebenarnya sudah tua, Pretty in Pink tetap menyenangkan.
Pemain: Molly Ringwald, Andrew McCarthy, Jon Cryer, Harry Dean Stanton, Annie Potts, James Spader
Tahun Rilis: 1986
John Hughes seringkali menyoroti kehidupan sekolahan sebagai wadah kecil (atau bagian kecil) dari masyarakat. Sama halnya dengan masyarakat pada umumnya, menggambarkan masyarakat sekolahan juga punya kelompok-kelompok sosial tertentu. Dalam The Breakfast Club, John Hughes membagi masyarakat tersebut ke dalam lima kelompok sosial (kelompok sosial klise), dan perwakilan masing-masing dipertemukan dalam suatu kesempatan hanya untuk menunjukkan wajah yang sebenarnya. Sedangkan dalam Some Kind of Wonderful, John Hughes menceritakan tentang bagaimana usaha seseorang dari kelompok yang tingkatan sosialnya lebih “rendah” untuk diterima/berbaur dalam kelompok yang tingkatan sosialnya lebih “tinggi.” Pretty in Pink juga membawa tema yang serupa. Film ini bercerita tentang Andie Walsh (Molly Ringwald), gadis miskin tapi mempunyai selera fashion yang tinggi (dia menyulap pakaian-pakaiannya sendiri), yang jatuh cinta pada Blane McDonough (Andrew McCarthy), seorang pemuda dari kelompok kaya di sekolahan. Dilema muncul ketika Andie merasa tidak diterima oleh kelompok sosial Blane (teman-temannya). Dan di sisi Blane sendiri, dia mendapat tekanan dari kelompok sosialnya.
Dari segi cerita, Pretty in Pink bisa dibilang kebalikan dari Some Kind of Wonderful. Film ini juga menampilkan seorang sahabat sebagai pihak yang memendam perasaan, Phil "Duckie" Dale (Jon Cryer), sahabat Andie dari kecil yang nyentrik nan aneh. Perbedaannya, tokoh yang diperankan Molly Ringwald tidak perlu berusaha untuk menarik hati tokoh Andrew McCarthy seperti yang dilakukan tokoh Eric Stoltz, karena Blane sendiri sudah jatuh cinta pada Andie. Apabila Some Kind of Wonderful lebih mempertanyakan tentang seberapa pantaskah seorang gadis jet-set dikejar, Pretty in Pink lebih mempertanyakan tentang seberapa pantaskah hubungan Andie-Blane di tengah tekanan-tekanan sosial masyarakat sekolahan.
Pretty in Pink mungkin memang bukan film dengan cerita yang baru. Walaupun begitu, sekalipun membawa konsep cerita yang sebenarnya sudah tua, Pretty in Pink tetap menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar