Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: William Wyler
Pemain: Gregory Peck, Audrey Hepburn, Eddie Albert, Hartley Power, Harcourt Williams, Margaret Rawlings, Tullio Carminati, Paola Borboni, Laura Solari
Tahun Rilis: 1953
Pemain: Gregory Peck, Audrey Hepburn, Eddie Albert, Hartley Power, Harcourt Williams, Margaret Rawlings, Tullio Carminati, Paola Borboni, Laura Solari
Tahun Rilis: 1953
Roman Holiday adalah salah satu film ternama dari sekian banyak judul-judul klasik Hollywood terutama dalam genrenya sendiri (romantic comedy). Salah satunya tidak lain karena film ini merupakan film yang memperkenalkan Audrey Hepburn, dan kualitasnya, ke publik. Di masanya, film ini dinomiaskan dalam sepuluh kategori Oscar (salah satunya Best Picture), dan memenangkan tiga dari nominasi tersebut, salah satunya Best Actress untuk Audrey Hepburn (menyingkirkan di antaranya penampilan Ava Gardner di dan Deborah Kerr). Bahkan sekarang, film ini masuk dalam urutan ke-4 daftar AFI's 100 Years... 100 Passions, di bawah Casablanca, Gone with the Wind, dan West Side Story.
Cerita film ini sebenarnya terbilang sangat klasik. HRH Putri Ann (Audrey Hepburn), dari negara (atau kerajaan) antah brantah (tidak disebutkan di film) sedang melakukan perjalanan kenegaraan mengeliling Eropa. Setiba di Roma, Sang Putri merasa lelah dengan rutinitas, aturan, dan kepentingan-kepentingan ketat yang harus dia jalani. Sudah lama berhasrat ingin merasakan kehidupan “normal,” Sang Putri pun kabur suatu malam (setelah sebelumnya disuntik sedatif oleh dokter). Dalam pengaruh sedatif, semacam obat penenang, Sang Putri sempoyongan malam-malam, tertidur di sisi jalan, sampai akhirnya ditolong oleh seorang pria, Joe Bradley (Gregory Peck), dan terbangun keesokan harinya di kamar pria tersebut. Joe adalah seorang wartawan harian Amerika. Mulanya Joe sama sekali tidak mengetahui identitas wanita yang ada di kamarya, tetapi ketika mengetahui hal tersebut, Joe langsung memanfaatkan situasi tersebut. Dengan kepentingan masing-masing, dan dengan kedok masing-masing juga, keduanya melakukan petualangan sehari keliling Roma.
Kekuatan Roman Holiday terletak pada penampilan super dari Audrey Hepburn dan Gregory Peck serta chemistry yang sangat menawan dari keduanya. Ini lah salah satu chemistry paling berkilau dari film-film romantika Amerika. Ini bukan penampilan perdana Audrey Hepburn (sebelumnya beliau kerap tampil sebagai peran kecil-kecilan), tapi ini lah film yang melambungkan nama Audrey Hepburn. Tidak heran bila melihat kualitas penampilannya di sini. Penampilan Audrey Hepburn tidak hanya meyakinkan, tapi juga memberikan kesan agung pada penonton. Sekalipun cerita yang disuguhkan terbilang konyol, tidak realistis, dan cenderung fantasi, Audrey Hepburn tetap bersinar di film ini. Bisa dibilang ini lah salah satu penampilan terbaiknya (selain penampilan ikoniknya sebagai Holly Golightly di Breakfast at Tiffany's).
Gregory Peck juga tampil prima di sini. Sebagai Joe Bradley, aktor yang terkenal dengan perannya sebagai Atticus Finch tersebut tidak hanya tampan dan rupawan, tapi juga memberikan aura menyenangkan pada tokohnya. Perannya di sini memang tidak serumit dan sekompleks peran-perannya yang lain (apalagi kalau dibandingkan dengan penampilannya di To Kill a Mockingbird). Namun Gregory Peck memberikan sesuatu yang spesial pada peran sederhana ini. Penampilan Eddie Albert sebaga Irving Radovich juga patut diberi kredit, terutama untuk suasana komikal yang dihasilkannya.
Usia film ini, yang sudah nyaris 50 tahunan, mungkin bakal membuat film ini terasa asing (dan jadul) bagi beberapa penonton modern. Apalagi Roman Holiday masih dihadirkan dalam format hitam-putih. Namun jelas sekali film ini termasuk tontonan berharga, bagi mereka yang peduli. Dan kalau ada yang berpendapat bahwa sebagiknya film ini dihadirkan dengan format warna, saya yakin hasilnya tidak akan semenawan ini. Film hitam-putih memang sudah ditakdirkan untuk menjadi hitam-putih. Saya pernah menonton versi colorization (diwarnai) dari Casablanca, dan ada sesuatu yang penting yang terasa hilang dari film itu. Dan ya, saya yakin shot-shot menawan Roma di Roman Holiday tidak akan semenawan ini bila dihadirkan dengan colorization.
Cerita yang disuguhkan mungkin terlalu konyol dan mengkhayal, terutama untuk ukuran era modern ini. Namun, bila Anda bukan tipikal penonton sinis, film ini masih termasuk kategori menyenangkan. Terutama dengan adanya penampilan super dari dua aktor legendaris Hollywood. Dan ya, apabila Anda benar-benar ingin merasakan chemistry yang nyata di film-film romansa Hollywood (bukan chemistry plastik yang seringkali dijumpai di film-film modern sekarang), Roman Holiday merupakan salah satunya.
Gregory Peck juga tampil prima di sini. Sebagai Joe Bradley, aktor yang terkenal dengan perannya sebagai Atticus Finch tersebut tidak hanya tampan dan rupawan, tapi juga memberikan aura menyenangkan pada tokohnya. Perannya di sini memang tidak serumit dan sekompleks peran-perannya yang lain (apalagi kalau dibandingkan dengan penampilannya di To Kill a Mockingbird). Namun Gregory Peck memberikan sesuatu yang spesial pada peran sederhana ini. Penampilan Eddie Albert sebaga Irving Radovich juga patut diberi kredit, terutama untuk suasana komikal yang dihasilkannya.
Usia film ini, yang sudah nyaris 50 tahunan, mungkin bakal membuat film ini terasa asing (dan jadul) bagi beberapa penonton modern. Apalagi Roman Holiday masih dihadirkan dalam format hitam-putih. Namun jelas sekali film ini termasuk tontonan berharga, bagi mereka yang peduli. Dan kalau ada yang berpendapat bahwa sebagiknya film ini dihadirkan dengan format warna, saya yakin hasilnya tidak akan semenawan ini. Film hitam-putih memang sudah ditakdirkan untuk menjadi hitam-putih. Saya pernah menonton versi colorization (diwarnai) dari Casablanca, dan ada sesuatu yang penting yang terasa hilang dari film itu. Dan ya, saya yakin shot-shot menawan Roma di Roman Holiday tidak akan semenawan ini bila dihadirkan dengan colorization.
Cerita yang disuguhkan mungkin terlalu konyol dan mengkhayal, terutama untuk ukuran era modern ini. Namun, bila Anda bukan tipikal penonton sinis, film ini masih termasuk kategori menyenangkan. Terutama dengan adanya penampilan super dari dua aktor legendaris Hollywood. Dan ya, apabila Anda benar-benar ingin merasakan chemistry yang nyata di film-film romansa Hollywood (bukan chemistry plastik yang seringkali dijumpai di film-film modern sekarang), Roman Holiday merupakan salah satunya.
ntar, ntar, audrey hepburn? ini bukannya artis jaman sekarang ya? ato masih hidup? kalo gak salah pemeran di film amelia. hehe ato gue salah orang kali wkwk
BalasHapusAudrey Hepburn sudah almarhumah sejak 1993 kali. Itu salah satu aktris besar di jamannya. Sampai sekarang masih dianggap salah satu yang terbaik. Audrey Hepburn duduk di peringkat ketiga aktris terbaik Hollywood (Amerika) versi American Film Institute.
BalasHapusKalau yang dimaksud "Amelia" film bikinan Mira Nair tahun 2009. Yang tentang Amelia Earhart. Yang ini:
http://resensi-resensi-film.blogspot.com/2010/06/amelia.html
Gak ada satupun pemerannya yang namanya Audrey Hepburn.
bukan yg hilary swank.. film prancis ato mana gitu bro... aku rada lupa hehe...
BalasHapusKalau yang film Perancis, judulnya "Amelie," bukan "Amelia."
BalasHapusItu yang maen Audrey Tautou. Bukan Audrey Hepburn. Beda orang.
oiya hehe maksud gue audrey itu haha
BalasHapustuh kan bener salah orang
aku ngefans audrey hepburn...setelah liat breakfast at tiffany di youtube.
BalasHapuspengen banget liat roman holliday,
bisa donlot ga
Audrey Hepburn cantiiiiikk banget. Jadi pengen punya vespa tahun 50an
BalasHapus