My Name is Oona
Sutradara: Gunvor Nelson
Pemain: Oona Nelson
Tahun Rilis: 1969
Untuk tipikal film-film pendek avant-garde, My Name is Oona termasuk aneh nan ajaib. Sepanjang durasinya, kurang lebih 10 menit, film ini terus-terusan mengulang kata “My Name is Oona” berulang-ulang yang semakin lama diucapkan semakin cepat sembari. Ketimbang terdengar manis dan lucu, pengucapan tersebut malah terasa semakin lama semakin menekan dan menyeramkan. Lirik tersebut diiringi dengan cuplikan (atau kilasan) cepat adegan-adegan seorang gadis (Oona?) di berbagai tempat dan kegiatan. Film ini bisa bermakna apa saja. Bisa berupa puisi (semacam mantr?) visual. Apakah sekedar pengulangan kata “My Name is Oona” bisa disebut puisi? Tentu saja, kalau Sutardji Calzoum Bachri pun pernah membuat puisi eksperimental semacam Ping Pong, tidak menutup kemungkinan kalimat yang diucapkan berulang-ulang bisa disebut puisi dan memiliki makna tertentu. Apakah ini film pendek ini menyajikan bentuk eksperimental sisi kesadaran seorang Oona (sementara cuplikan-cuplikan adegan yang disajikan merupakan kegiatan yang dilakukannya)? Entahlah. Apakah mungkin setiap menit setiap detik cuma kata-kata “My Name is Oona” yang ada di kepala si Oona? Mungkin saja pada situasi tertentu. Hanya saja, ada cuplikan-cuplikan yang terasa kontradiktif untuk kondisi semacam itu. Sebenarnya malah film ini lebih tepat untuk dilihat sebagai penggambaran tentang identitas dan pengetahuan diri (setidaknya bagi saya). Yang pasti, di film ini Gunvor Nelson mencoba menggambarkan seorang gadis kecil bernama Oona. Dan penggambaran ini bukan tipe-tipe penggambaran anak-anak yang umumnya diharapkan orang-orang dari sebuah film. Dari segi teknis, saya bisa dibilang cukup terkesima dengan pengolahan suara di film ini, bagaimana Gunvor Nelson secara artifisial menghasilkan lirik “My Name is Oona” yang tumpang-tindih dan semakin lama terasa semakin mekanik tersebut. Saya juga suka dengan beberapa cuplikan yang ditampilkan dengan format negatif. My Name is Oona, buat saya, termasuk salah satu puisi visual yang cukup menarik.
Outer Space
Sutradara: Peter Tscherkassky
Pemain: Barbara Hershey
Tahun Rilis: 1999
Film dari Austria ini dibuka dengan adegan seorang wanita memasuki sebuah rumah. Adegan-adegan selanjutnya sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata. Silahkan tonton sendiri Outer Space untuk lebih jelasnya. Sudah jelas Outer Space adalah sebuah film horror. Dan untuk ukuran sebuah film pendek, film ini terbilang berhasil menyajikan horror tentang wanita yang dirasuki kekuatan asing hanya dalam waktu sepuluh menit. Dan untuk ukuran film avant-garde, selain termasuk kategori horror, film ini menyuguhkan teknik-teknik editing kelas kakap, yang saya sendiri kurang paham. Yang pasti, terasa setiap frame film ini berhasil menyimpan kekerasan, ketegangan, dan keseraman tertentu. Saya rasa cuma itu yang bisa saya sampaikan tentang film ini.
Inspirace
Sutradara: Karel Zeman
Tahun Rilis: 1949
Judul Internasional: Inspiration
Sederhananya, Inspirace adalah stop-mation (gaya animasi yang juga digunakan di Coraline dan Fantastic Mr. Fox) yang paling menawan yang pernah saya tonton. Film ini merupakan karya Karel Zeman, salah satu pioner animasi Chekoslovakia (stop-mation khususnya), yang lebih dikenal dengan film-film petualangannya seperti The Fabulous Baron Munchausen, King Larva, Journey to the Beginning of Time, A Deadly Invention, The Jester's Tale, dan lain-lain. Dari semua karyanya (yang sebenarnya baru 1-2 saja yang sudah saya tonton), The Jester's Tale ialah yang paling saya favoritkan.
Ciri khas film-film Karel Zeman adalah penggabungan antara live action dengan stop-mation. Hal ini juga bisa ditemukan di Inspirace, sekalipun penggunaannya tidak sekompleks dan semewah di film-filmnya yang lain. Pada dasarnya, film ini lebih terfokus pada stop-mation-nya. Film ini menghadirkan sebuah kisah cinta imaginatif di dalam sebuah tetesan air hujan (hasil imajinasi seorang pemuda yang melamun menatap hujan di luar jendela). Stop-mation yang disajikan dihasilkan dengan menggunakan patung-patung kaca rapuh hasil pemanasan. Patung-patung kaca ini dihancurkan, kemudian dipanaskan (dibentuk) kembali guna kepentingan skenario (tentunya). Sebuah cara yang berisiko untuk menghasilkan sebuah stop-mation, apalagi untuk ukuran tahun 1940-an.
Outer Space
Sutradara: Peter Tscherkassky
Pemain: Barbara Hershey
Tahun Rilis: 1999
Film dari Austria ini dibuka dengan adegan seorang wanita memasuki sebuah rumah. Adegan-adegan selanjutnya sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata. Silahkan tonton sendiri Outer Space untuk lebih jelasnya. Sudah jelas Outer Space adalah sebuah film horror. Dan untuk ukuran sebuah film pendek, film ini terbilang berhasil menyajikan horror tentang wanita yang dirasuki kekuatan asing hanya dalam waktu sepuluh menit. Dan untuk ukuran film avant-garde, selain termasuk kategori horror, film ini menyuguhkan teknik-teknik editing kelas kakap, yang saya sendiri kurang paham. Yang pasti, terasa setiap frame film ini berhasil menyimpan kekerasan, ketegangan, dan keseraman tertentu. Saya rasa cuma itu yang bisa saya sampaikan tentang film ini.
Inspirace
Sutradara: Karel Zeman
Tahun Rilis: 1949
Judul Internasional: Inspiration
Sederhananya, Inspirace adalah stop-mation (gaya animasi yang juga digunakan di Coraline dan Fantastic Mr. Fox) yang paling menawan yang pernah saya tonton. Film ini merupakan karya Karel Zeman, salah satu pioner animasi Chekoslovakia (stop-mation khususnya), yang lebih dikenal dengan film-film petualangannya seperti The Fabulous Baron Munchausen, King Larva, Journey to the Beginning of Time, A Deadly Invention, The Jester's Tale, dan lain-lain. Dari semua karyanya (yang sebenarnya baru 1-2 saja yang sudah saya tonton), The Jester's Tale ialah yang paling saya favoritkan.
Ciri khas film-film Karel Zeman adalah penggabungan antara live action dengan stop-mation. Hal ini juga bisa ditemukan di Inspirace, sekalipun penggunaannya tidak sekompleks dan semewah di film-filmnya yang lain. Pada dasarnya, film ini lebih terfokus pada stop-mation-nya. Film ini menghadirkan sebuah kisah cinta imaginatif di dalam sebuah tetesan air hujan (hasil imajinasi seorang pemuda yang melamun menatap hujan di luar jendela). Stop-mation yang disajikan dihasilkan dengan menggunakan patung-patung kaca rapuh hasil pemanasan. Patung-patung kaca ini dihancurkan, kemudian dipanaskan (dibentuk) kembali guna kepentingan skenario (tentunya). Sebuah cara yang berisiko untuk menghasilkan sebuah stop-mation, apalagi untuk ukuran tahun 1940-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar