Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Jack Clayton
Pemain: Robert Redford, Mia Farrow, Bruce Dern, Karen Black, Scott Wilson, Sam Waterston, Lois Chiles, Edward Herrmann, Howard Da Silva, Sammy Smith, Kathryn Leigh Scott,Regina Baff, Vincent Schiavelli, Roberts Blossom, Beth Porter, Patsy Kensit
Tahun Rilis: 1974
Diangkat dari novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald.
Ada yang tidak tahu The Great Gatsby? Sedikit perkenalan, itu adalah judul salah satu novel ternama dari F. Scott Fitzgerald – kebetulan saya sudah membaca novelnya itu, juga The Last Tycoon. Novel ini sudah tercatat sebagai salah satu dari karya sasatra klasik Amerika, juga dunia. Novel tersebut menyoroti kehidupan kalangan kelas atas Amerika di era “Jazz Age” (1920an-1930an), di mana di pesta-pesta mewah, para pria-wanita kalangan atas berdansa-menghentak-kaki sembari diringi musik Jazz – yang kebetulan sedang mewabah di masa itu. Beriringan juga dengan melonjaknya ekonomi Amerika dan, di saat yang bersamaan, munculnya larangan-larangan atas penjualan dan pembuatan alkohol.
Novel yang pertama kali diterbitkan di tahun 1925 ini sebenarnya sudah pernah diadaptasi ke layar lebar sebanyak tiga kali. Adaptasi pertama berupa film bisu di tahun 1926 yang sekarang dikategorikan “film hilang” – hanya trailernya yang tersisa dan sekarang di museumkan. Adaptasi kedua di tahun 1949, dibintangi (di antaranya) Betty Field dan Shelley Winters. Sekarang, versi kedua tersebut juga dikategorikan “film hilang.” Yang tersisa cuma adaptasi ketiga, di tahun 1974, dengan Mia Farrow dan Robert Redford sebagai dua pemeran utama dan skenario yang ditulis oleh Francis Ford Coppola. Konon, Baz Luhrmann (sutradara Moulin Rouge!) sedang merencanakan adaptasi The Great Gatsby versinya dengan Leonardo DiCaprio dan Carey Mulligan sebagai dua pemeran utama.
Novelnya sendiri sebuah melodrama – seperti kebanyakan novel-novel yang datang dari masa itu – yang diceritakan (baik sebagai narator maupun tokoh sentral) dari sudut pandang Nick Carraway (di film diperankan oleh Sam Waterston). Nick mempunyai seorang sepupu memesona dari kalangan kaya, Daisy (Mia Farrow), yang menikahi seorang milyuner, Tom (Bruce Dern). Nick mendapati ketidaksetian Tom dalam pernikahan mereka – terlepas dari apakah Tom benar-benar cinta atau tidak. Di sisi lain, Nick bertetangga dengan seorang milyuner muda misterius yang secara berkala selalu melempar pesta meriah lengkap dengan Jazz dan dansa tetapi beliau sendiri, sebagai tuan rumah, tidak pernah hadir. Milyuner muda misterius yang bernama Jay Gatsby (Robert Redford) itu suatu hari meminta Nick untuk mengatur pertemuan dirinya dengan Daisy. Dan di kesempatan itu juga, ada sesuatu yang muncul kembali ke permukaan di antara Jay Gatsby dan Daisy.
The Great Gatsby versi 1974 ini benar-benar sangat tulus pada novelnya. Adegan demi adegan bisa dibilang merupakan hasil pengjawantahan langsung dari adegan-adegan di novelnya. Sebagian besar yang terjadi di novel (bahkan secara kronologis) bisa ditemukan di film ini. Permasalahannya, film ini hanya menerjemahkan novel F. Scott Fitzgerald tersebut secara adegan-per-adegan – secara fisik, tapi makna yang ada di balik novel klasik itu sendiri sama sekali tidak terbaca. Dari cangkupan yang lebih luas, film ini juga gagal memberikan gambaran mendalam tentang kehidupan manusia-manusia kalangan atas di era “Jazz Age,” selain pesta, dansa, dan Jazz. Pada akhirnya, film ini hanya berakhir sebagai opera sabun yang tidak bermakna semata.
Tidak ada yang salah dengan para pemainnya. Robert Redford tidak mengecewakan sebagai Jay Gatsby. Sedangkan Mia Farrow, yah, aktris yang menurut saya underrated ini mempunyai karisma yang tepat sebagai Daisy. Masalahnya, Jack Clayton sama sekali tidak memaksimalkan kemampuan akting dua nama-nama besar tersebut.
Saya bisa saja berbicara tentang makna, yang saya tangkap, di balik novel The Great Gatsby yang tidak berhasil ditampilkan dengan baik di sini, lengkap dengan kehebatan-kehebatan novelnya. Tapi rasanya jauh lebih baik kalau saya merekomendasikan Anda untuk membaca novelnya – yang jauh lebih menyenangkan – ketimbang menonton versi 1974 ini. Bahkan film ini gagal memberikan pengertian pada penonton kenapa F. Scott Fitzgerald memberi judul The Great Gatsby – kenapa Nick tetap mendukung Gatsby hingga di akhir cerita – baca novelnya.
Pemain: Robert Redford, Mia Farrow, Bruce Dern, Karen Black, Scott Wilson, Sam Waterston, Lois Chiles, Edward Herrmann, Howard Da Silva, Sammy Smith, Kathryn Leigh Scott,Regina Baff, Vincent Schiavelli, Roberts Blossom, Beth Porter, Patsy Kensit
Tahun Rilis: 1974
Diangkat dari novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald.
Ada yang tidak tahu The Great Gatsby? Sedikit perkenalan, itu adalah judul salah satu novel ternama dari F. Scott Fitzgerald – kebetulan saya sudah membaca novelnya itu, juga The Last Tycoon. Novel ini sudah tercatat sebagai salah satu dari karya sasatra klasik Amerika, juga dunia. Novel tersebut menyoroti kehidupan kalangan kelas atas Amerika di era “Jazz Age” (1920an-1930an), di mana di pesta-pesta mewah, para pria-wanita kalangan atas berdansa-menghentak-kaki sembari diringi musik Jazz – yang kebetulan sedang mewabah di masa itu. Beriringan juga dengan melonjaknya ekonomi Amerika dan, di saat yang bersamaan, munculnya larangan-larangan atas penjualan dan pembuatan alkohol.
Novel yang pertama kali diterbitkan di tahun 1925 ini sebenarnya sudah pernah diadaptasi ke layar lebar sebanyak tiga kali. Adaptasi pertama berupa film bisu di tahun 1926 yang sekarang dikategorikan “film hilang” – hanya trailernya yang tersisa dan sekarang di museumkan. Adaptasi kedua di tahun 1949, dibintangi (di antaranya) Betty Field dan Shelley Winters. Sekarang, versi kedua tersebut juga dikategorikan “film hilang.” Yang tersisa cuma adaptasi ketiga, di tahun 1974, dengan Mia Farrow dan Robert Redford sebagai dua pemeran utama dan skenario yang ditulis oleh Francis Ford Coppola. Konon, Baz Luhrmann (sutradara Moulin Rouge!) sedang merencanakan adaptasi The Great Gatsby versinya dengan Leonardo DiCaprio dan Carey Mulligan sebagai dua pemeran utama.
Novelnya sendiri sebuah melodrama – seperti kebanyakan novel-novel yang datang dari masa itu – yang diceritakan (baik sebagai narator maupun tokoh sentral) dari sudut pandang Nick Carraway (di film diperankan oleh Sam Waterston). Nick mempunyai seorang sepupu memesona dari kalangan kaya, Daisy (Mia Farrow), yang menikahi seorang milyuner, Tom (Bruce Dern). Nick mendapati ketidaksetian Tom dalam pernikahan mereka – terlepas dari apakah Tom benar-benar cinta atau tidak. Di sisi lain, Nick bertetangga dengan seorang milyuner muda misterius yang secara berkala selalu melempar pesta meriah lengkap dengan Jazz dan dansa tetapi beliau sendiri, sebagai tuan rumah, tidak pernah hadir. Milyuner muda misterius yang bernama Jay Gatsby (Robert Redford) itu suatu hari meminta Nick untuk mengatur pertemuan dirinya dengan Daisy. Dan di kesempatan itu juga, ada sesuatu yang muncul kembali ke permukaan di antara Jay Gatsby dan Daisy.
The Great Gatsby versi 1974 ini benar-benar sangat tulus pada novelnya. Adegan demi adegan bisa dibilang merupakan hasil pengjawantahan langsung dari adegan-adegan di novelnya. Sebagian besar yang terjadi di novel (bahkan secara kronologis) bisa ditemukan di film ini. Permasalahannya, film ini hanya menerjemahkan novel F. Scott Fitzgerald tersebut secara adegan-per-adegan – secara fisik, tapi makna yang ada di balik novel klasik itu sendiri sama sekali tidak terbaca. Dari cangkupan yang lebih luas, film ini juga gagal memberikan gambaran mendalam tentang kehidupan manusia-manusia kalangan atas di era “Jazz Age,” selain pesta, dansa, dan Jazz. Pada akhirnya, film ini hanya berakhir sebagai opera sabun yang tidak bermakna semata.
Tidak ada yang salah dengan para pemainnya. Robert Redford tidak mengecewakan sebagai Jay Gatsby. Sedangkan Mia Farrow, yah, aktris yang menurut saya underrated ini mempunyai karisma yang tepat sebagai Daisy. Masalahnya, Jack Clayton sama sekali tidak memaksimalkan kemampuan akting dua nama-nama besar tersebut.
Saya bisa saja berbicara tentang makna, yang saya tangkap, di balik novel The Great Gatsby yang tidak berhasil ditampilkan dengan baik di sini, lengkap dengan kehebatan-kehebatan novelnya. Tapi rasanya jauh lebih baik kalau saya merekomendasikan Anda untuk membaca novelnya – yang jauh lebih menyenangkan – ketimbang menonton versi 1974 ini. Bahkan film ini gagal memberikan pengertian pada penonton kenapa F. Scott Fitzgerald memberi judul The Great Gatsby – kenapa Nick tetap mendukung Gatsby hingga di akhir cerita – baca novelnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar