Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Greg Mottola
Pemain: Jesse Eisenberg, Kristen Stewart, Ryan Reynolds, Martin Starr, Bill Hader, Margarita Levieva, Kristen Wiig
Tahun Rilis: 2009
DUA hari berturut-turut saya menyaksikan film yang dibintangi Jesse Eisenberg. Dua hari beruturut-turut pula saya menyaksikan film dengan akhiran -land. “Zombieland” dan “Adventureland”. Apa memang Jesse Eisenberg girang bermain di film land-land-an? Tapi bukan itu yang membuat saya takjub, melainkan fakta bahwa ternyata dua film yang berakhiran -land yang juga dibintangi Jesse Eisenberg itu merupakan film bagus (padahal mulanya saya sama sekali tidak tertarik menyimak dua-duanya). Haha, don't judge the movie by it's disc poster!
Layaknya “The 40 Year Old Virgin”, film ini juga mengangkat tema seputar “keperawanan” (atau keperjakaan) kamu lelaki. Layaknya film-film komedi remaja umumnya, stereotipe yang umum pun dibawa di film ini: finding the right girl for “it”. Per-komedi-komedi-an seputar keperjakaan lelaki memang sudah hal yang cukup klise di film-film komedi.
Untungnya film ini tidak terjebak pada alur-alur klise film serupa yang malah menjatuhkan. Dari segi komedinya, film ini tidak memaksa untuk konyol, tidak memaksa untuk kocak, tidak pula memaksa untuk lucu. Penonton tidak akan menemukan kekonyolan-kekonyolan bererbalut pornoaksi layaknya “American Pie”, which is good that this film didn't do that. Tidak ada tokoh yang sengaja dipasang melakukan adegan kocak yang dirasa gobolok kalau terjadi di kehidupan sehari-hari. Humor di film ini lebih fresh dan lebih natural serta apa adanya. Ditinjau dari sisi romansanya, film ini pun tidak memaksa untuk tampil so sweet dan tidak pula memaksa untuk tampil OMG ala film-film romansa ABG labil. Sebanding dengan komedinya, roman yang dihadirkandi film ini pun dibuat natural dan apa adanya (apa adanya dalam artian baik: ala kadarnya dan tidak dilebih-lebihkan).
Jesse Eissenberg lagi-lagi bermain dengan baik di film ini (setelah bermain lumayan baik di “Zombieland”). Melihat penampilannya di film ini saya pun mulai berpikir: maybe he's one of the underrated young male actor, at least, he's far better than that freaking Edward Pattinson. Lagi-lagi, penampilan Jesse Eisenberg membuat tokohnya natural dan masuk akal. Cara bicaranya cepat (entah bagian dari akting atau memang cara bicara aslinya) pun turut mendukung karakteristik tokoh yang dia perankan. Sama halnya dengan Kristen Stewart, lupakan saja “Twilight”, beliau lebih pantas bermain di film-film semacam ini (lagi-lagi kalimat ini dalam artian baik).
Se-enjoyable suasana dan penampilan aktornya, cerita yang dibawa “Adventureland” ternyata juga asyik untuk disimak. Formula yang digunakan standar boy-meets-girl, yang memang sudah tidak asing lagi di film-film semacam ini. Tapi pengembangan ceritanya ke arah yang menarik yang membuat film ini tidak standar. Berlatar 1987 di Pittsburgh, film ini berpusat pada tokoh James (dimainkan oleh Jesse Eisenberg), the virgin, yang terpaksa harus mengubur niat bertualang ke Eropa karena harus menghabiskan waktu dengan pekerjaan sambilannya di sebuah karnaval (yang namanya Adventureland) musim panas. Secara keseluruhan, film ini bercerita tentang pengalaman James bekerja di Adventureland.
Akhir tulisan, “Adventureland” merupakan salah satu dari sekian judul langka romance comedy yang ternyata menyenangkan untuk disimak bila dibandingkan dengan judul-judul film serupa lainnya yang kebanyakan cuma menjual kekonyolan atau keromantisan yang tidak berarti.
Sutradara: Greg Mottola
Pemain: Jesse Eisenberg, Kristen Stewart, Ryan Reynolds, Martin Starr, Bill Hader, Margarita Levieva, Kristen Wiig
Tahun Rilis: 2009
DUA hari berturut-turut saya menyaksikan film yang dibintangi Jesse Eisenberg. Dua hari beruturut-turut pula saya menyaksikan film dengan akhiran -land. “Zombieland” dan “Adventureland”. Apa memang Jesse Eisenberg girang bermain di film land-land-an? Tapi bukan itu yang membuat saya takjub, melainkan fakta bahwa ternyata dua film yang berakhiran -land yang juga dibintangi Jesse Eisenberg itu merupakan film bagus (padahal mulanya saya sama sekali tidak tertarik menyimak dua-duanya). Haha, don't judge the movie by it's disc poster!
Layaknya “The 40 Year Old Virgin”, film ini juga mengangkat tema seputar “keperawanan” (atau keperjakaan) kamu lelaki. Layaknya film-film komedi remaja umumnya, stereotipe yang umum pun dibawa di film ini: finding the right girl for “it”. Per-komedi-komedi-an seputar keperjakaan lelaki memang sudah hal yang cukup klise di film-film komedi.
Untungnya film ini tidak terjebak pada alur-alur klise film serupa yang malah menjatuhkan. Dari segi komedinya, film ini tidak memaksa untuk konyol, tidak memaksa untuk kocak, tidak pula memaksa untuk lucu. Penonton tidak akan menemukan kekonyolan-kekonyolan bererbalut pornoaksi layaknya “American Pie”, which is good that this film didn't do that. Tidak ada tokoh yang sengaja dipasang melakukan adegan kocak yang dirasa gobolok kalau terjadi di kehidupan sehari-hari. Humor di film ini lebih fresh dan lebih natural serta apa adanya. Ditinjau dari sisi romansanya, film ini pun tidak memaksa untuk tampil so sweet dan tidak pula memaksa untuk tampil OMG ala film-film romansa ABG labil. Sebanding dengan komedinya, roman yang dihadirkandi film ini pun dibuat natural dan apa adanya (apa adanya dalam artian baik: ala kadarnya dan tidak dilebih-lebihkan).
Jesse Eissenberg lagi-lagi bermain dengan baik di film ini (setelah bermain lumayan baik di “Zombieland”). Melihat penampilannya di film ini saya pun mulai berpikir: maybe he's one of the underrated young male actor, at least, he's far better than that freaking Edward Pattinson. Lagi-lagi, penampilan Jesse Eisenberg membuat tokohnya natural dan masuk akal. Cara bicaranya cepat (entah bagian dari akting atau memang cara bicara aslinya) pun turut mendukung karakteristik tokoh yang dia perankan. Sama halnya dengan Kristen Stewart, lupakan saja “Twilight”, beliau lebih pantas bermain di film-film semacam ini (lagi-lagi kalimat ini dalam artian baik).
Se-enjoyable suasana dan penampilan aktornya, cerita yang dibawa “Adventureland” ternyata juga asyik untuk disimak. Formula yang digunakan standar boy-meets-girl, yang memang sudah tidak asing lagi di film-film semacam ini. Tapi pengembangan ceritanya ke arah yang menarik yang membuat film ini tidak standar. Berlatar 1987 di Pittsburgh, film ini berpusat pada tokoh James (dimainkan oleh Jesse Eisenberg), the virgin, yang terpaksa harus mengubur niat bertualang ke Eropa karena harus menghabiskan waktu dengan pekerjaan sambilannya di sebuah karnaval (yang namanya Adventureland) musim panas. Secara keseluruhan, film ini bercerita tentang pengalaman James bekerja di Adventureland.
Akhir tulisan, “Adventureland” merupakan salah satu dari sekian judul langka romance comedy yang ternyata menyenangkan untuk disimak bila dibandingkan dengan judul-judul film serupa lainnya yang kebanyakan cuma menjual kekonyolan atau keromantisan yang tidak berarti.
that freaking Edward Pattinson ... very Snarky Dude !!! Tipikal ..
BalasHapus