Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Bart Freundlich
Pemain: Catherine Zeta-Jones, Justin Bartha, Andrew Cherry, Kelly Gould
Tahun Rilis: 2010
UNTUK ukuran romance comedy, sure, film klise ini tidak bisa juga dibilang klise-klise amat. Formula cerita yang dipakai di film ini bisa dibilang lumayan standar untuk ukuran komedi romantis: woman-meet-man yang dicampur dengan masalah tautan usia yang lumayan jauh (kasarnya: berondong). Dan tentu pula, formula romance comedy semacam ini bisa dibilang predictable (sudah bisa ditebak garis besar ceritanya).
Catherine Zeta-Jones yang sempat memberikan penampilan memukau di “Chicago” bermain sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak, Sandy, yang mendadak histeris ketika mendapati suaminya main serong di belakang. Cepat-cepat Sandy membawa dua bocahnya mencari kehidupan baru di kota. Sandy menyewa apartemen di atas sebuah coffee shop dan pelan-pelan menjalin pertemanan dengan salah satu pelayannya, Aram Finklestein (si berondong). Aram, yang bergelar sarjana sosiologi tapi tidak yakin pekerjaan apa (atau tepatnya “apa”) dia kehendaki untuk hidupnya, menerima pekerjaan sebagai nanny (pengasuh) dua bocah Sally. Sambil menyelam minum air, Aram pun mulai menjalin merajut kedekatan baik dengan dua bocah asuhannya ataupun emaknya (sekalipun usia mereka terlampau jauh). Plot yang bisa dibilang simpel.
Hanya saja memang skenario film ini dibuat berakhir begitu saja. Tidak ada nyawa yang berarti. Tidak ada something-something yang membuat romance comedy ini worthy. Bahkan beberapa humor yang dipampangkan terasa agak dibuat-buat (seperti ketika Aram menggunakan kostum bulat dan dengan pasrah harus jadi sansak hidup bagi wanita-wanita liar). Hal lain yang cukup menganggu adalah penggambaran lingkungan film yang terasa plastik, tidak realistik. Penggambaran plastik ini entah kenapa, malah memperparah ketidak-believeable-an alur cerita. Belum lagi ditambah dengan pemain-pemain pendukung serta cameo yang tidak meyakinkan.
Secara garis besarnya, komedi romantis ini cuma sekedar opera sabun belaka. Tidak ada penggambaran kondisi-kondisi situasional yang mendalam yang mampu mengangkat derajat film ini. Menonton film ini, bagi saya, sama saja dengan menonton versi panjang sitcom romantis yang sering tayang di tivi-tivi.
Sutradara: Bart Freundlich
Pemain: Catherine Zeta-Jones, Justin Bartha, Andrew Cherry, Kelly Gould
Tahun Rilis: 2010
UNTUK ukuran romance comedy, sure, film klise ini tidak bisa juga dibilang klise-klise amat. Formula cerita yang dipakai di film ini bisa dibilang lumayan standar untuk ukuran komedi romantis: woman-meet-man yang dicampur dengan masalah tautan usia yang lumayan jauh (kasarnya: berondong). Dan tentu pula, formula romance comedy semacam ini bisa dibilang predictable (sudah bisa ditebak garis besar ceritanya).
Catherine Zeta-Jones yang sempat memberikan penampilan memukau di “Chicago” bermain sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak, Sandy, yang mendadak histeris ketika mendapati suaminya main serong di belakang. Cepat-cepat Sandy membawa dua bocahnya mencari kehidupan baru di kota. Sandy menyewa apartemen di atas sebuah coffee shop dan pelan-pelan menjalin pertemanan dengan salah satu pelayannya, Aram Finklestein (si berondong). Aram, yang bergelar sarjana sosiologi tapi tidak yakin pekerjaan apa (atau tepatnya “apa”) dia kehendaki untuk hidupnya, menerima pekerjaan sebagai nanny (pengasuh) dua bocah Sally. Sambil menyelam minum air, Aram pun mulai menjalin merajut kedekatan baik dengan dua bocah asuhannya ataupun emaknya (sekalipun usia mereka terlampau jauh). Plot yang bisa dibilang simpel.
Hanya saja memang skenario film ini dibuat berakhir begitu saja. Tidak ada nyawa yang berarti. Tidak ada something-something yang membuat romance comedy ini worthy. Bahkan beberapa humor yang dipampangkan terasa agak dibuat-buat (seperti ketika Aram menggunakan kostum bulat dan dengan pasrah harus jadi sansak hidup bagi wanita-wanita liar). Hal lain yang cukup menganggu adalah penggambaran lingkungan film yang terasa plastik, tidak realistik. Penggambaran plastik ini entah kenapa, malah memperparah ketidak-believeable-an alur cerita. Belum lagi ditambah dengan pemain-pemain pendukung serta cameo yang tidak meyakinkan.
Secara garis besarnya, komedi romantis ini cuma sekedar opera sabun belaka. Tidak ada penggambaran kondisi-kondisi situasional yang mendalam yang mampu mengangkat derajat film ini. Menonton film ini, bagi saya, sama saja dengan menonton versi panjang sitcom romantis yang sering tayang di tivi-tivi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar