Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Dwight H. Little
Pemain: Jon Foo, Kelly Overton, Cary-Hiroyuki Tagawa, Ian Anthony Dale
Tahun Rilis: 2010
TEKKEN adalah salah satu kegagalan klise film-film yang diangkat dari video game yang seharusnya tidak perlu diulang-ulang lagi. Saya rasa ulasan yang menyatakan demikian sudah bertebaran di internet.
Anda bisa saja menebak hal-hal apa saja yang bakal saya jadikan alasan keburukan Tekken, plot-nya, sotryline-nya, pertarungan sinematiknya, bahkan kesalahan mendasar tentang mengapa sejak awal judul video game yang cukup ternama ini diangkat menjadi sebuah flm layar lebar.
Saya sendiri tidak terlalu nge-fans dengan video gamenya. Dan saya juga tidak habis pikir kenapa Tekken bisa diangkat menjadi sebuah film. Beberapa game fighting lainnya juga pernah dijadikan film, seperti Street Fighter dan Mortal Combat. Sekalipu hasil adaptasinya mengecewakan, setidaknya saya bisa melihat storyline yang bisa dijadikan film di game-game itu. Tekken memang sangat terkenal, untuk sebuah franchise video game, tapi di mana letak potensial filmnya? Yang saya lihat di Tekken, isinya cuma sekedar panda yang bisa bergulat, kangguru menggunakan sarung tinju, dan batangan kayu yang juga bisa berkelahi. Tidak ada storyline yang berarti.
Yah sedangkal apapun storyline game-nya, orang bisa saja berimprovisasi di filmnya, kan?
Sebenarnya Tekken berjalan oke-oke saja di pembukaan. Saya suka dengan tokoh utamanya yang anti-hero. Dan sekalipun anti-hero, Jon Foo (pemeran Jin Kazaman) tetap mampu membuat saya peduli akan tokohnya. Saya tidak terlalu masalah dengan adegan pertarungan sinematiknya. Hanya saja latar adegan bertarungnya agak aneh, terlalu memaksa mengikuti gamenya, dan entahlah saya sangat terganggu dengan background tiap adegan pertarungannya. Titik keteteran film ini terlihat di tengah film, Tekken mendadak berubah menjadi film aksi-aksian. Dan eksekusi adegan aksi yang menganggu ini malah menghilangkan mood martial arts-nya. Alhasil, saya sudah tidak nyaman lagi menonton pertarungan terakhir Jin Kazama.
Tidak ada lagi yang bisa saya tulis di sini. Saya belum pernah memainkan game-nya, jadi saya tidak bisa komentar soal game-nya. Yang pasti, saya tidak menikmati filmnya.
Sutradara: Dwight H. Little
Pemain: Jon Foo, Kelly Overton, Cary-Hiroyuki Tagawa, Ian Anthony Dale
Tahun Rilis: 2010
TEKKEN adalah salah satu kegagalan klise film-film yang diangkat dari video game yang seharusnya tidak perlu diulang-ulang lagi. Saya rasa ulasan yang menyatakan demikian sudah bertebaran di internet.
Anda bisa saja menebak hal-hal apa saja yang bakal saya jadikan alasan keburukan Tekken, plot-nya, sotryline-nya, pertarungan sinematiknya, bahkan kesalahan mendasar tentang mengapa sejak awal judul video game yang cukup ternama ini diangkat menjadi sebuah flm layar lebar.
Saya sendiri tidak terlalu nge-fans dengan video gamenya. Dan saya juga tidak habis pikir kenapa Tekken bisa diangkat menjadi sebuah film. Beberapa game fighting lainnya juga pernah dijadikan film, seperti Street Fighter dan Mortal Combat. Sekalipu hasil adaptasinya mengecewakan, setidaknya saya bisa melihat storyline yang bisa dijadikan film di game-game itu. Tekken memang sangat terkenal, untuk sebuah franchise video game, tapi di mana letak potensial filmnya? Yang saya lihat di Tekken, isinya cuma sekedar panda yang bisa bergulat, kangguru menggunakan sarung tinju, dan batangan kayu yang juga bisa berkelahi. Tidak ada storyline yang berarti.
Yah sedangkal apapun storyline game-nya, orang bisa saja berimprovisasi di filmnya, kan?
Sebenarnya Tekken berjalan oke-oke saja di pembukaan. Saya suka dengan tokoh utamanya yang anti-hero. Dan sekalipun anti-hero, Jon Foo (pemeran Jin Kazaman) tetap mampu membuat saya peduli akan tokohnya. Saya tidak terlalu masalah dengan adegan pertarungan sinematiknya. Hanya saja latar adegan bertarungnya agak aneh, terlalu memaksa mengikuti gamenya, dan entahlah saya sangat terganggu dengan background tiap adegan pertarungannya. Titik keteteran film ini terlihat di tengah film, Tekken mendadak berubah menjadi film aksi-aksian. Dan eksekusi adegan aksi yang menganggu ini malah menghilangkan mood martial arts-nya. Alhasil, saya sudah tidak nyaman lagi menonton pertarungan terakhir Jin Kazama.
Tidak ada lagi yang bisa saya tulis di sini. Saya belum pernah memainkan game-nya, jadi saya tidak bisa komentar soal game-nya. Yang pasti, saya tidak menikmati filmnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar