Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Deborah Kaplan & Harry Elfont
Pemain: Ethan Embry, Charlie Korsmo, Lauren Ambrose, Peter Facinelli, Seth Green, Jennifer Love Hewitt, Robert Jayne, Michelle Brookhurst
Tahun Rilis: 1998
Can't Hardly Wait mengandung unsur-unsur klise film remaja tahun 1990-an, tapi juga mengandung sesuatu yang lumayan menyegarkan untuk sebuah film remaja. Langsung saja ke resensinya, Can't Hardly Wait mencoba menyuguhkan semacam drama-komedi multikarakter ala SMA dengan setting di semacam pesta kelulusan.
Ada enam tokoh utama film ini: Preston Meyers (Ethan Embry), cowok biasa-biasa saja yang di pesta ini bermisi menyatakan cinta pada gadis impiannya, Amanda Beckett (Jennifer Love Hewitt), sebelum esoknya berangkat kuliah; Denise Fleming (Lauren Ambrose), sahabat Preston, tipikal cewek penyendiri dan tidak PD-an yang di pesta tersebut malah bercakap-cakap kembali teman lamanya (yang menurtnya sekarang sudah sombong dan aneh); Amanda Beckett, tipikal gadis paling cantik seangkatan yang pada dasarnya enggan dengan statusnya itu dan lebih memilih memandang dunia dari sisi lain ketimbang sekedar cantik semata; Mike Dexter (Peter Facinelli, pemeran Carlisle Cullen pas masih muda), tipe-tipe cowok paling tampan yang paling digilai-gilai cewek-cewek sesekolahan yang baru saja putus dengan Amanda Beckett; William Lichter (Charlie Kosmo), tipikal geek dan, tentunya, cowok culun paling pintar di sekolah dengan segudang prestasi tapi seringnya jadi bahan tertawaan yang di pesta ini bermisi membalas dendam pada Mike Dexter tapi malah mendapatkan pengalaman yang lebih heboh lagi; dan terakhir, Kenny Fisher (Seth Green), entahlah, tipikal cowok aneh dengan logat, “I fig-yuh all da bitches in class are gonna be at dat paw-ty,” dengan selera fashion super aneh (plus sebuah kacamata renang), yang sebenarnya dulu pernah jadi teman baik Denise Fleming, dan di pesta ini, dikarenakan sebuah situasi, berusaha berbaikan dengan Denise.
Saya rasa cuma dengan penjelasan di atas sudah cukup kelihatan premise film ini. Keenam karakter utama film ini merukana perwakilan pop culture masing-masing sekaligus mewakili keklisean film-film remaja.
Kalau saya harus memilih dari segi penokohan dan penampilan pemain, saya tertarik dengan penampilan Lauren Ambrose yang memberikan proporsi seimbang antara unsur komikal dan satirika pada tokohnya. Saya juga cukup tertarik dengan penampilan Peter Facinelli yang mengingatkan saya dengan peran-peran Tom Cruise ketika muda. Untuk Jennifer Love Hewitt , penempatannya sebagai tokoh gadis tercantik sesekolah memang cocok dan beginilah. Kalau harus memilih dari segi plot, saya lebih menyukai plot Preston Meyers.
Secara keseluruhannya, Can't Hardly Wait bisa dibilang film remaja dengan formula yang cukup unik, tapi sayangnya dikotori oleh beberapa keklisean di sana-sini. Walaupun begitu, untuk sebuah drama-komedi remaja, Can't Hardly Wait tetap saja menarik untuk ditonton.
Pemain: Ethan Embry, Charlie Korsmo, Lauren Ambrose, Peter Facinelli, Seth Green, Jennifer Love Hewitt, Robert Jayne, Michelle Brookhurst
Tahun Rilis: 1998
Can't Hardly Wait mengandung unsur-unsur klise film remaja tahun 1990-an, tapi juga mengandung sesuatu yang lumayan menyegarkan untuk sebuah film remaja. Langsung saja ke resensinya, Can't Hardly Wait mencoba menyuguhkan semacam drama-komedi multikarakter ala SMA dengan setting di semacam pesta kelulusan.
Ada enam tokoh utama film ini: Preston Meyers (Ethan Embry), cowok biasa-biasa saja yang di pesta ini bermisi menyatakan cinta pada gadis impiannya, Amanda Beckett (Jennifer Love Hewitt), sebelum esoknya berangkat kuliah; Denise Fleming (Lauren Ambrose), sahabat Preston, tipikal cewek penyendiri dan tidak PD-an yang di pesta tersebut malah bercakap-cakap kembali teman lamanya (yang menurtnya sekarang sudah sombong dan aneh); Amanda Beckett, tipikal gadis paling cantik seangkatan yang pada dasarnya enggan dengan statusnya itu dan lebih memilih memandang dunia dari sisi lain ketimbang sekedar cantik semata; Mike Dexter (Peter Facinelli, pemeran Carlisle Cullen pas masih muda), tipe-tipe cowok paling tampan yang paling digilai-gilai cewek-cewek sesekolahan yang baru saja putus dengan Amanda Beckett; William Lichter (Charlie Kosmo), tipikal geek dan, tentunya, cowok culun paling pintar di sekolah dengan segudang prestasi tapi seringnya jadi bahan tertawaan yang di pesta ini bermisi membalas dendam pada Mike Dexter tapi malah mendapatkan pengalaman yang lebih heboh lagi; dan terakhir, Kenny Fisher (Seth Green), entahlah, tipikal cowok aneh dengan logat, “I fig-yuh all da bitches in class are gonna be at dat paw-ty,” dengan selera fashion super aneh (plus sebuah kacamata renang), yang sebenarnya dulu pernah jadi teman baik Denise Fleming, dan di pesta ini, dikarenakan sebuah situasi, berusaha berbaikan dengan Denise.
Saya rasa cuma dengan penjelasan di atas sudah cukup kelihatan premise film ini. Keenam karakter utama film ini merukana perwakilan pop culture masing-masing sekaligus mewakili keklisean film-film remaja.
Kalau saya harus memilih dari segi penokohan dan penampilan pemain, saya tertarik dengan penampilan Lauren Ambrose yang memberikan proporsi seimbang antara unsur komikal dan satirika pada tokohnya. Saya juga cukup tertarik dengan penampilan Peter Facinelli yang mengingatkan saya dengan peran-peran Tom Cruise ketika muda. Untuk Jennifer Love Hewitt , penempatannya sebagai tokoh gadis tercantik sesekolah memang cocok dan beginilah. Kalau harus memilih dari segi plot, saya lebih menyukai plot Preston Meyers.
Secara keseluruhannya, Can't Hardly Wait bisa dibilang film remaja dengan formula yang cukup unik, tapi sayangnya dikotori oleh beberapa keklisean di sana-sini. Walaupun begitu, untuk sebuah drama-komedi remaja, Can't Hardly Wait tetap saja menarik untuk ditonton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar