Oleh: Rio Johan (Rijon)
Sutradara: Susanna White
Pemain: Emma Thompson, Rhys Ifans, Maggie Gyllenhaal, Asa Butterfield, Lil Woods, Oscar Steer, Ewan McGregor, Eros Vlahos, Rosie Taylor-Ritson, Ralph Fiennes, Maggie Smith, Sam Kelly, Sinead Matthews, Katy Brand, Bill Bailey, Nonso Anozie, Daniel Mays,
Tahun Rilis: 2010
Film ini diadaptasi dari buku Nurse Matilda karya Christianna Brand.
Nanny McPhee kembali dengan tugas baru yang lebih rumit dan lebih liar. Kali ini ia ditugaskan untuk mendidik anak-anak nakal di jaman perang (berpuluh-puluh tahun setelah cerita di film pertama). Emma Thompson membuat film ini tetap dengan pesona semenawan film pertamanya.
Yah, bagi yang sudah pernah menonton film pertamanya, Nanny McPhee memang tidak secantik dan seramah bukan Mary Poppins pada anak-anak. Apalagi mengingat gigi besarnya, kutil-kutilnya, wajahnya yang tidak pernah tersenyum, dan wujudnya yang seperti nenek sihir. Kehadirannya memang bukan untuk mengasuh anak-anak dengan cara Julie Andrews, tapi untuk menakuti mereka yang nakal.
Emma Thompson tidak hanya kembali sebagai Nanny McPhee, tapi juga sebagai penulis skenario. Beliau menempatkan kisah ini pada sebuah peternakan yang terletak di sebuah desa di Inggris, tempat di mana Isabel Greene (Maggie Gyllenhaal), mengurus tiga anaknya (Asa Butterfield, Lil Woods, dan Oscar Steer) selama suaminya bertugas di medan perang. Mengurus ladang dan peternakan yang sudah hampir bangkrut sembari menjaga tiga anak bukan lah sesuatu yang gampang. Apalagi tiga anak nakal. Belum lagi Phil (Rhys Ifans), ipar Isabel, terus-terusan menekannya untuk menjual tanah tersebut. Hal tersebut juga diperparah ketika suatu hari dua sepupu manja dari kota (Eros Vlahos dan Rosie Taylor-Ritson) hendak datang ke peternakan mereka. Dan perang pun dimulai sampai akhirnya Nany McPhee datang untuk memberikan lima pelajaran penting pada keluarga tersebut.
Film kedua ini masih bernuansa sama dengan film pertama: menghadirkan sebuah dongeng klasik tapi tidak terlihat kuno. Pemandangan pedesaan yang disuguhkan juga sangat memanjakan. Perbedaan yang mencolok bagi saya adalah film kedua ini jauh lebih berantakan dalam urusan suasana: ada adegan-adegan yang terasa kelewat konyol (tapi tetap menyenangkan), ada juga bagian-bagian slapstick dengan kotoran-kotoran binatang, ada juga saat di mana tone humornya diturunkan untuk menunjukkan sisi kelam dan dramatis, dan ada juga bagian yang terasa sangat magis dan fantastis. Untungnya sutradara film ini setidaknya mampu memadukan berbagai macam nada tersebut. Nanny McPhee yang kedua ini termasuk tontonan keluarga, sekalipun film ini mungkin terbilang menyeramkan untuk kanak-kanak, yang menyenangkan. Sequel lagi? Kenapa tidak?
Sutradara: Susanna White
Pemain: Emma Thompson, Rhys Ifans, Maggie Gyllenhaal, Asa Butterfield, Lil Woods, Oscar Steer, Ewan McGregor, Eros Vlahos, Rosie Taylor-Ritson, Ralph Fiennes, Maggie Smith, Sam Kelly, Sinead Matthews, Katy Brand, Bill Bailey, Nonso Anozie, Daniel Mays,
Tahun Rilis: 2010
Film ini diadaptasi dari buku Nurse Matilda karya Christianna Brand.
Nanny McPhee kembali dengan tugas baru yang lebih rumit dan lebih liar. Kali ini ia ditugaskan untuk mendidik anak-anak nakal di jaman perang (berpuluh-puluh tahun setelah cerita di film pertama). Emma Thompson membuat film ini tetap dengan pesona semenawan film pertamanya.
Yah, bagi yang sudah pernah menonton film pertamanya, Nanny McPhee memang tidak secantik dan seramah bukan Mary Poppins pada anak-anak. Apalagi mengingat gigi besarnya, kutil-kutilnya, wajahnya yang tidak pernah tersenyum, dan wujudnya yang seperti nenek sihir. Kehadirannya memang bukan untuk mengasuh anak-anak dengan cara Julie Andrews, tapi untuk menakuti mereka yang nakal.
Emma Thompson tidak hanya kembali sebagai Nanny McPhee, tapi juga sebagai penulis skenario. Beliau menempatkan kisah ini pada sebuah peternakan yang terletak di sebuah desa di Inggris, tempat di mana Isabel Greene (Maggie Gyllenhaal), mengurus tiga anaknya (Asa Butterfield, Lil Woods, dan Oscar Steer) selama suaminya bertugas di medan perang. Mengurus ladang dan peternakan yang sudah hampir bangkrut sembari menjaga tiga anak bukan lah sesuatu yang gampang. Apalagi tiga anak nakal. Belum lagi Phil (Rhys Ifans), ipar Isabel, terus-terusan menekannya untuk menjual tanah tersebut. Hal tersebut juga diperparah ketika suatu hari dua sepupu manja dari kota (Eros Vlahos dan Rosie Taylor-Ritson) hendak datang ke peternakan mereka. Dan perang pun dimulai sampai akhirnya Nany McPhee datang untuk memberikan lima pelajaran penting pada keluarga tersebut.
Film kedua ini masih bernuansa sama dengan film pertama: menghadirkan sebuah dongeng klasik tapi tidak terlihat kuno. Pemandangan pedesaan yang disuguhkan juga sangat memanjakan. Perbedaan yang mencolok bagi saya adalah film kedua ini jauh lebih berantakan dalam urusan suasana: ada adegan-adegan yang terasa kelewat konyol (tapi tetap menyenangkan), ada juga bagian-bagian slapstick dengan kotoran-kotoran binatang, ada juga saat di mana tone humornya diturunkan untuk menunjukkan sisi kelam dan dramatis, dan ada juga bagian yang terasa sangat magis dan fantastis. Untungnya sutradara film ini setidaknya mampu memadukan berbagai macam nada tersebut. Nanny McPhee yang kedua ini termasuk tontonan keluarga, sekalipun film ini mungkin terbilang menyeramkan untuk kanak-kanak, yang menyenangkan. Sequel lagi? Kenapa tidak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar