Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Aleksandr Petrov
Tahun Rilis: 2006
Judul Internasional: My Love
Film ini diangkat dari novel A Love Story karya Ivan Shmelyov.
Melalui My Love, animasi teranyar Aleksandr Petrov sampai detik ini, Aleksandr Petrov mencoba menyuguhkan sebuah opera percinta-cintaan. Animasi yang diangkat dari novel klasik Rusia ini juga bisa dipandang sebagai sebuah coming-of-age seputar petualangan seorang bocah mencari cinta sejatinya.
Bocah itu bernama Antosha. Umurnya kira-kira enam belas tahunan. Antosha, yang sedang di ujung tanduk masa-masa keremajaan, terobsesi pada sesosok wanita idaman dalam impian. Dalam khalayan. Ilusi idealisnya. Wanita yang selalu diharap bakal jadi kekasih pertamanya. Bakal memberi kecupan pertamanya. Suatu hari Antosha berjumpa dengan sosok yang nyaris menyerupai dewi impiannya itu. Wanita tersebut bernama Serafima, seorang wanita misterius kelas atas. Di sisi lain, Antosha juga merasakan ketertarikan pada Pasha, seorang pelayan dungu yang tidak bisa baca-tulis. Pasha menulis surat cinta buat Serafima. Di saat yang bersamaan Pasha juga tidak bisa menahan cintanya pada Pasha.
Gejolak Antosha pada Serafima mewakili idealisme-idealisme para pemuda dalam membayangkan wanita idamannya. Sementara cinta Antosha pada Pasha mewakili perasaan tulus yang tidak kenal batasan kasta ataupun usia. Nyatanya tidak ada yang benar-benar idealis. Tidak ada yang bakal benar-benar serupa dengan apa yang difantasikan Antosha. Ketika sebuah kecacatan muncul, Antosha pun belajar bahwa cinta bisa juga berupa harga yang harus dikorbankan.
Agak mengherankan memang seorang Aleksandr Petrov mengangkat sebuah kisah sentimentil. Jelas sangat berbeda dengan karya-karya sebelumnya yang cenderung penuh nilai-nilai filosofis tingkat tinggi. Walau begitu, bukan Aleksandr Petrov kalau tidak mampu menghipnotis dengan lukisan-lukisan menawan di sepanjang durasi. Lengkap dengan pesona impresionistik yang sudah jadi ciri khasnya, tapi kali ini dipadukan dengan nada melodramatis.
Nyatanya ada juga yang mengkritik karya terbaru Petrov ini. Sebagian besar mengkritik bahwa Petrov hanya mengandalkan teknis yang menghipnotis pada kisah melodramatis ini. Saya rasa tidak ada yang salah dengan itu. Dan bagi saya tidak sepenuhnya benar juga kalau My Love dikatakan sebagai sebuah pagelaran kepiawaian teknik animasi. Sejauh yang saya tangkap, Petrov sangat berhasil menggambarkan gairah generasi muda di dalam filmnya. Petrov berhasil menangkap fase di mana hormon dan roman bergejolak-gejolak di ruangan yang sama.
Tahun Rilis: 2006
Judul Internasional: My Love
Film ini diangkat dari novel A Love Story karya Ivan Shmelyov.
Melalui My Love, animasi teranyar Aleksandr Petrov sampai detik ini, Aleksandr Petrov mencoba menyuguhkan sebuah opera percinta-cintaan. Animasi yang diangkat dari novel klasik Rusia ini juga bisa dipandang sebagai sebuah coming-of-age seputar petualangan seorang bocah mencari cinta sejatinya.
Bocah itu bernama Antosha. Umurnya kira-kira enam belas tahunan. Antosha, yang sedang di ujung tanduk masa-masa keremajaan, terobsesi pada sesosok wanita idaman dalam impian. Dalam khalayan. Ilusi idealisnya. Wanita yang selalu diharap bakal jadi kekasih pertamanya. Bakal memberi kecupan pertamanya. Suatu hari Antosha berjumpa dengan sosok yang nyaris menyerupai dewi impiannya itu. Wanita tersebut bernama Serafima, seorang wanita misterius kelas atas. Di sisi lain, Antosha juga merasakan ketertarikan pada Pasha, seorang pelayan dungu yang tidak bisa baca-tulis. Pasha menulis surat cinta buat Serafima. Di saat yang bersamaan Pasha juga tidak bisa menahan cintanya pada Pasha.
Gejolak Antosha pada Serafima mewakili idealisme-idealisme para pemuda dalam membayangkan wanita idamannya. Sementara cinta Antosha pada Pasha mewakili perasaan tulus yang tidak kenal batasan kasta ataupun usia. Nyatanya tidak ada yang benar-benar idealis. Tidak ada yang bakal benar-benar serupa dengan apa yang difantasikan Antosha. Ketika sebuah kecacatan muncul, Antosha pun belajar bahwa cinta bisa juga berupa harga yang harus dikorbankan.
Agak mengherankan memang seorang Aleksandr Petrov mengangkat sebuah kisah sentimentil. Jelas sangat berbeda dengan karya-karya sebelumnya yang cenderung penuh nilai-nilai filosofis tingkat tinggi. Walau begitu, bukan Aleksandr Petrov kalau tidak mampu menghipnotis dengan lukisan-lukisan menawan di sepanjang durasi. Lengkap dengan pesona impresionistik yang sudah jadi ciri khasnya, tapi kali ini dipadukan dengan nada melodramatis.
Nyatanya ada juga yang mengkritik karya terbaru Petrov ini. Sebagian besar mengkritik bahwa Petrov hanya mengandalkan teknis yang menghipnotis pada kisah melodramatis ini. Saya rasa tidak ada yang salah dengan itu. Dan bagi saya tidak sepenuhnya benar juga kalau My Love dikatakan sebagai sebuah pagelaran kepiawaian teknik animasi. Sejauh yang saya tangkap, Petrov sangat berhasil menggambarkan gairah generasi muda di dalam filmnya. Petrov berhasil menangkap fase di mana hormon dan roman bergejolak-gejolak di ruangan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar