FILM Taiwan yang satu ini bericerita tentang hubungan. Hubungan segitiga. Bukan hubungan setigia normal, “Eternal Summer” bercerita tentang bagaimana rumitnya memendam sebuah perasaan terlarang. Yap. Bahkan di awal film penonton sudah di-
warning dengan narasi bahwa film ini membawa tema homoseksual. Dan sebenrnya sudah kelihatan juga dari posternya bahwa cerita yang dibawah film ini pasti berkaitan dengan hal-hal sensual atau malah seksual.
Saat melihat adegan pembukaan film ini, satu hal yang tersirat di benak saya: “kesendirian.” Dan memang benar sekali, dari awal sampai akhir film suasana “kesendirian” ini tetap menjerat. Ketika kecil, siswa teladan Jonathan, (Bryant Chang), diperintahkan gurunya untuk berteman dengan siswa berandal, Shane (Joseph Chang). Sepuluh tahun kemudian, keduanya tetap bersahabat dekat (sangat dekat). Jonathan masih tetap sebagai pelajar yang rajin nan pintar. Sementara Shane mengejar masa depannya dengan basket.
Persahabatan mereka adem-adem saja, sampai muncul Carrie (Kate Yeung), seorang siswi pindahan dari Hong Kong. Carrie berteman dengan Jonathan. Malahan suatu hari, Carrie mengajak Jonathan bertualang ke Taipei. Dan malam harinya Carrie merayu Jonathan di sebuah hotel untuk berhubungan seks dengannya. Sayangnya Jonathan malah bingung, dan ujung-ujungnya menolak. Selanjutnya, dengan memerhatikan kedekatan Jonathan dan Shane, Carrie mendapati bahwa Jonathan adalah seorang homoseksual. Yah, dari awal, kita (sebagai penonton) juga sebenarnya sudah tahu (dari narasi awal) bahwa Jonathan adalah homoseksual dan diam-diam menaruh hati pada Shane. Fakta ini memang bukan lagi rahasia bagi penonton.
Carrie pun berkenalan dengan Shane. Dan Shane mulai membangun ketertarikan dengan Carrie.
Suatu hari, Shane menyatakan perasaannya dengan Carrie. Carrie mau menerima perasaannya dengan syarat Shane bisa masuk universitas. Shan pun berjuang, dan Shane berhasil masuk universitas. Jonathan malah sebaliknya. Pikiran Jonathan dihadapkan pada krisis identitas dan krisis seksual yang membuatnya tidak lulus tes universitas.
Sebagai film yang memusatkan ceritanya pada intensitas hubungan ketiga tokoh utamanya,
“Eternal Summer” termasuk berhasil membangun
chemistry. Jelas sekali, film-film yang bercerita tentang hubungan tentu sangat butuh
chemistry. “Eternal Summer” berhasil membangun
chemistry misterius, damai, sekaligus mencekam baik antara Jonathan dengan Shane, Shane dengan Carrie, Jonathan dengan Carrie, atau ketiganya sekaligus. Kedua aktor utama film ini memberikan penampilan yang menawan dan solid, terutama pada ekspresi fasial mereka yang sangat detil (dan mencekam).
Selain itu, sebagai film tentang hubunga, “Eternal Summer” sangat berhasil memberikan kajian pada tokohnya. Ada banyak hal yang bisa dikaji dari masing-masing tokohnya. Yang paling utama, Jonathan, diam-diam membangun ketertarikan (homoseksual) rahasia pada sahabatnya Shane. Perasaan Jonathan ini baru disadarinya ketika Carrie merayunya ke ranjang hotel. Jonathan mengaku dengan Carrie tentang cinta rahasianya pada Shane, mereka berdua pun tetap berteman. Posisi Shane dalam kehidupan Jonathan naik dari sahabat menjadi cinta rahasia. Jonathan merahasiakan perasaannya ini dengan sangat baik. Jonathan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda rasa cintanya pada Shane. Sampai Jonathan menyadari Shane berpacaran dengan Carrie, Jonathan mulai terganggu dengan situasi ini. Jonathan sadar dia tidak bisa selamanya sekedar bersahabat dengan Shane.
Sementara itu, Shane melihat Jonathan hanya sebagai sahabat, satu-satunya sahabatnya. Sepanjang masa kecilnta, Shane sudah merasakan kesendirian yang amat sangat, sampai dia bertemu dengan Jonathan. Ketika Jonathan menyatakan bahwa dia sebenarnya tidak pernah mau berteman dengan Shane (bahwa sesunggunya Jonathan hanya diperintah oleh guru untuk berteman dengan Shane), Shane merasa hancur. Bayangnya kesendirian masa lalunya meghantuinya. Dalam keadaan sangat depresi, Shane memberikan hubungan seksual pada Jonathan yang selama ini hanya ada di dalam fantasi Jonathan. Entah Shane melakukan hubungan seksual ini karena dia sebenarnya tahu bahwa Jonathan selama ini memendam cinta, atau hanya sebagai “usaha terakhir” untuk mempertahankan persahabatnya, yang pasti Shane hanya menganggap Jonathan sebagai sahabatnya. Shane sendiri sadar bahwa dia butuh Carrie (sebagai kekasihnya) dan Jonathan (sebagai sahabatnya).
Carrie, gadis yang posisinya di antara Jonathan dan Shane. Carrie mulanya merayu Jonathan untuk jadi kekasihnya. Sayangnya, Jonathan tidak mungkin jadi kekasihnya. Mengetahui hal itu, Carrie mengalihkan perhatiannya pada Shane (dan tetap berteman dengan Jonathan). Entah memang Carrie menerima cinta Shane karena benar-benar mempunyai perasaan tulus pada Shane, atau karena Shane adalah sahabat Jonathan (dan berpacaran dengan Shane memberikan posisi yang lebih intens dengan Jonathan – yang artinya satu-satunya cara bagi Carrie untuk mencintai Jonathan).
Ketiga tokoh ini mempunya perasaan terpendam masing-masing terhadap masing-masing. Dan ketika rahasia satu sama lain mulai terkuak, mereka bertiga dituntut untuk mengintrospeksi ulang hubungan mereka satu sama lain. “Eternal Summer” memberikan drama pergulatan batin yang sangat intens. Film ini menuntut kita menyimak apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, dan apa yang selanjutnya akan dilakukan para tokohnya. Ketiga tokohnya bergulat menentukan posisi dua orang dalam hidupnya: yang mana “teman” dan yang mana “cinta.” Dan untuk menentukan hal itu, mereka juga harus belajar mengorbankan. Film ini, pada dasarnya, menggambarkan kebutuhan dasar dalam hubungan manusia.